Oleh: Izzah Dienillah Saragih
Hampir tiap orang pasti pernah minum kopi, entah itu kopi jenis espresso, latte, atau sebagainya. Ada beberapa yang menjadikan minum kopi sebagai ritual untuk memulai hari, hingga tak pernah alpa minum kopi tiap harinya. Tak memungkiri pula jumlah konsumsinya bisa lebih dari secangkir per hari. Padahal banyak orang mengaitkan minum kopi dengan masalah kesehatan. Bagaimana kita harus menyikapinya? Berikut ini ada beberapa cara minum kopi yang sehat dan tidak merugikan:
Dosis
Berdasarkan beberapa penelitian, 300 mg kafein adalah maksimal dosis kafein yang bisa ditolerir tubuh per harinya. Angka tersebut sama dengan sekitar satu sampai tiga cangkir kopi sehari. Perlu diingat, kafein tak hanya terdapat pada kopi, tapi juga produk pangan lain seperti teh, minuman bersoda, coklat, dan obat sakit kepala. Jangan sampai dosis kopi yang dianjurkan sudah tercapai, namun kita masih mengkonsumsi produk-produk lain yang mengandung kafein sehingga merasakan efek buruk kopi. Pun, kita perlu memerhatikan jenis kopi tertentu yang tinggi kafein, semakin kental semakin tinggi pula kafein yang terkandung, maka kalau sudah begitu takarannya pun harus dibatasi.
Dengarkan respon tubuh
Meskipun mengkonsumsi 300 mg kafein dianggap aman, tapi sesungguhnya efek kopi sangatlah individual. Artinya, tiap orang memiliki batasan tersendiri mengenai konsumsi kafein. Ada orang yang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa menimbulkan efek kesehatan. Namun ada pula yang mengalami efek buruknya dengan jumlah konsumsi kopi yang sama. Ada yang setelah minum secangkir kopi menjadi tak dapat tidur sepanjang malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah minum kopi. Maka cara terbaik adalah mendengarkan respon tubuh. Kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita tahu kapan harus berhenti minum kopi. Sinyal bahaya itu antara lain: gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan mood.
Kenali Kandungan Kafein
Setelah mengetahui dosis dan respon tubuh, ada baiknya kita mengetahui kandungan kafein dalam produk-produk yang sering kita konsumsi. Cara pengolahan (roasting dan brewing) juga berpengaruh terhadap kandungan kafein dalam kopi. Beberapa penelitian (meski harus diselidiki lebih lanjut), kopi decaf (kopi tanpa kafein) baik untuk mereka yang mengalami obesitas karena dapat meningkatkan HDL (kolesterol “baik”) sekitar 50%. Sedangkan pada mereka yang tidak mengalami obesitas justru dapat menurunkan kolesterol HDL yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Bahan Campuran Kopi
5 mgr kalsium hilang untuk setiap enam ons kopi yang dikonsumsi. Namun, kehilangan kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan duasendok susu atau membuat espresso latte. Menambahkan kayu manis bubuk ke dalam kopi juga baik, sebab menambah rasa dan antioksidan. Sedangkan campuran kopi dengan alkohol kurang baik terutama pada orang dengan gangguan hati dan campuran kopi dengan cream juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori yang berlebih. Kopi dengan krim berlebih bisa mengandung 300-400 kalori. Jika kebutuhan kalori seseorang 2000 kalori, maka sekitar 20% terpenuhi dari kopi dan jika berlebihan bisa menimbulkan obesitas. Kafein juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Bagi yang sedang mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Rokok
Banyak yang beranggapan teman terbaik kopi adalah rokok. Padahal selain dapat mengurangi citarasa dari kopi itu sendiri, nikotin dalam rokok sesungguhnya memiliki efek yang sama dengan kafein. Nikotin memacu kerja jantung lebih cepat, pun kafein begitu. Jadi jika bersama-sama dikonsumsi, kafein dan nikotin akan bekerja saling menguatkan efeknya satu sama lain. Ketika jantung bekerja terlalu cepat akibat efek kedua senyawa tersebut, maka beban yang ditanggungnya akan meningkat sehingga lama-kelamaan akan cepat rusak.