BOPM Wacana

Apa Pun Makanannya, Minumnya Jangan Teh

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Gio Ovanny Pratama

Sering terdengar jargon yang hampir mirip dengan judul di atas. Jargon yang digunakan untuk kepentingan komersial tersebut sebenarnya berisi ajakan yang salah kaprah. Kita juga sudah terbiasa dengan kebiasaan minum teh setelah makan karena dipercaya membawa kesegaran dan menghilangkan dahaga apalagi jika ditambah es batu. Namun kenyataannya, dari segi kesehatan minum teh setelah makan tidaklah sehat.

Teh yang sehari-hari dikonsumsi berasal dari daun teh yang tumbuh di pegunungan. Teh tersebut mengandung senyawa tannin dari golongan polifenol. Tannin inilah yang memberikan warna pekat dan aroma wangi pada teh. Senyawa tannin juga berperan dalam proses imunitas terhadap bakteri dan oksidan, sehingga sering disebut antibakteri dan antioksidan.

Secara kimiawi senyawa tannin akan berikatan dengan mineral sepertiFe (besi). Begitulah reaksi yang terjadi di tubuh ketika senyawa tannin yang ada dalam teh bertemu dengan zat besi yang terkandung dalam makanan. Efeknya zat besi yang seharusnya dibawa oleh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh menjadi berkurang atau bahkan tak ada zat besi yang dibawa.

Zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Misalnya pembentukan hemoglobin (Hb) yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, dan menyimpannya ke otot untuk pembakaran energi cadangan. Zat besi juga dibutuhkan tubuh untuk reaksi pembakaran guna menghasilkan energi yang berguna untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

Kekurangan zat besi berdampak pada berkurangnya pasokan oksigen untuk pembentukan energi, sehingga muncul gejala-gejala lelah/letih, karena tak ada yang mengikat oksigen yang biasanya dibawa oleh hemoglobin dengan bantuan zat besi. Penyakit umum yang muncul jika kekurangan zat besi adalah anemia.

Selain dampak di atas, ikatan antara tannin dengan zat besi serta beberapa mineral lain seperti magnesium akan memiliki dampak jangka panjang berupa pembentukan batu ginjal. Senyawa tannin juga bisa mengakibatkan koagulasi (pembekuan/penggumpalan) atas protein dari daging, telur, susu dan berbagai makanan sumber protein lainnya. Inilah yang menyebabkan protein tak dapat dicerna.

Jelaslah senyawa tannin yang dikandung teh memiliki efek negatif bagi kesehatan. Menghambat penyerapan zat besi yang mengakibatkan gangguan produksi energi tubuh dan anemia serta membentuk gumpalan yang berisiko menjadi batu ginjal.

Cukuplah air putih menjadi minuman setelah makan, karena selain bisa membersihkan mulut dengan efektif, air putih tidak memiliki efek negatif terhadap pencernaan. Air putih juga mengandung vitamin C terlarut yang bisa mempercepat proses penyerapan zat besi dalam darah.

Namun jangan langsung menjadikan teh sebagai daftar hitam dalamsusunan minuman favorit Anda. Sebab teh masih dapat dinikmati asalkan tidak dikonsumsi bersamaan dengan makan. Senyawa tannin atau polifenol sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk mengikat bakteri dan oksidan yang masuk ke tubuh. Untuk menghindari gangguan penyerapan zat besi oleh tannin minumlah teh dua jam sebelum atau sesudah makan. Konsumsi teh di pagi dan sore hari juga bisa meningkatkan semangat dan gairah kerja.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus