Oleh: Elizabeth Flora Sihaloho
Sesuai dengan esensinya, polisi dibentuk untuk membangun kehidupan masyarakat yang aman, tertib, harmoni dan sejahtera melalui penegakan hukum serta mengelola keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Tugas Polisi Republik Indonesia (Polri) dengan fakta lapangan nampaknya masih jauh panggang dari api. Tagar dan semboyan #PercumaLaporPolisi masih terngiang hingga kini di ruang publik maupun digital masyarakat kita. Mulanya karena banyak kasus atau laporan masyarakat yang tidak ditangani dengan baik oleh polisi. Belum lagi banyak kasus pelanggaran hukum yang ternyata melibatkan ‘oknum’ polisi. Muncul lagi semboyan “No Viral, No Justice” yang dikonstruksi publik akibat kekecewaannya terhadap kinerja Polri.
Mahasiswa secara laten menanggung beban moril sebagai kontrol sosial. Mahasiswa sebagai unsur masyarakat yang dapat akses pendidikan tinggi diharapkan dapat memiliki analisa kritis terhadap suatu masalah sosial. BOPM Wacana telah mewawancarai beberapa mahasiswa USU guna dapat pandangan tentang kinerja polisi dan ragam masalah yang menyelimutinya.
Tesalonika Nazara – Ilmu Kesehatan Masyarakat 2024

Kinerja polisi saat ini beragam, ada yang sudah profesional dan responsif, namun masih ada tantangan seperti penyalahgunaan wewenang dan kurangnya transparansi. Kepercayaan masyarakat bergantung pada perbaikan nyata dan konsistensi mereka.
Adriano Sukma Marbun – Kimia Terapan 2024

Bagi seorang mahasiswa yang mempunyai peran, (harus) melihat kinerja polisi dari (sisi) profesionalisme, transparansi, akuntabilitas, keadilan, dan modernisasi. Menjadi polisi merupakan cita-citaku dari kecil dan semoga tamat kuliah bisa menjadi seorang polisi yang berintegritas tinggi.
Ricco Fernandes Tarigan – Ilmu Hukum 2021

Secara umum, kinerja polisi dapat diapresiasi karena banyak tugas yang dijalankan dengan baik, terutama dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Namun, masih terdapat sejumlah sektor yang menjadi perhatian. Sebagai mahasiswa Fakuktas Hukum yang saat ini sedang menjalani program magang… (di salah satu firma hukum) aku mengamati bahwa masih terdapat banyak dugaan pelanggaran oleh sejumlah oknum polisi yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), baik pada tahap penyelidikan maupun penyidikan.
Dugaan pelanggaran tersebut mencakup tindakan yang tidak transparan, kurangnya akuntabilitas, hingga potensi penyalahgunaan wewenang, yang pada akhirnya dapat merugikan pihak-pihak yang mencari keadilan. Pengalaman ini memberikan wawasan berharga tentang pentingnya integritas dan profesionalisme dalam proses penegakan hukum, sekaligus menekankan perlunya perbaikan sistemik dalam institusi kepolisian untuk memulihkan kepercayaan publik.
Theresia Novita Pakpahan- Ilmu Hukum 2024

Menurut aku untuk kinerja polisi, mulai dari daerah Sumatra Utara khususnya Medan sendiri masih kurang tanggap dan kurang responsif terhadap keluhan masyarakat. Walaupun seiring waktu ada banyak media yang menghubungkan masyarakat dengan pihak kepolisian saat ini, banyak masyarakat yang berada di golongan menengah ke bawah sulit untuk mengakses ataupun memperoleh keadilan dalam kasus-kasus tertentu.
Contoh, salah satu dari keluargaku ada yang mengalami kerugian tergolong banyak, dan sudah melapor ke polisi juga dengan mengeluarkan biaya yang tidak kecil. Toh hasilnya nihil sampai sekarang dan anggota keluargaku sampai sekarang belum mendapatkan keadilan.
Melly Yoana Sang Maima Silalahi – Sastra Inggris 2024

Menurut saya, kinerja kepolisian sudah efektif di beberapa daerah. Akan tetapi, saat ini banyak masyarakat yang mengeluh tentang lambat nya kinerja kepolisian untuk menangani perkara yang ada di lingkungan masyarakat. Saya harap kepolisian dapat lebih memperhatikan kondisi masyarakat.
Gerry Jeremia Sihombing – Peternakan 2022

Menurut saya, realitas kinerja kepolisian yang terjadi dilapangan kurang baik. Walaupun, survei indikator yang dilakukan menyampaikan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap aparat kepolisian. Tetapi, memandang dari beberapa kasus yang terjadi, penyelesaian yang dilakukan kurang memuaskan dan dipandang tidak adil dimata masyarakat.
Dikutip dari Tempo, Jakarta, menurut Amnesty International Indonesia, mencatat setidaknya ada 116 kasus kekerasan yang diduga dilakukan oleh aparat kepolisian di seluruh wilayah Indonesia. Sepanjang Januari hingga November 2024. Hal tersebut sangat mengecewakan sebagai institut yang seharusnya menegakkan hukum dan mengayomi kepada masyarakat. Malah sebaliknya melakukan penyelewangan kewajiban di lingkungan masyarakat.
Cherin Pebina Sembiring – Perpustakaan dan Sains Informasi 2023

Ya kalau ditanya tentang kinerja polisi menurutku banyak pro kontra sih di masyarakat, tapi lebih sering penuh kritik, haha. Meskipun begitu, biasanya kritik itu datang dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab lalu membawa nama polisi. Contohnya kayak sering ditemui kerja polisi ini sangat lambat dalam mengatasi kasus kasus kecil misalnya pencurian, orang hilang. Terus kalau di jalanan juga sepengelihatanku banyak polisi yang sibuk mencari kesalahan kecil dibanding memastikan kelancaran jalan raya.
Selain itu, ada juga beberapa kasus di dalam tubuh polisi ini sendiri yang tidak tegas dalam menjalankan hukum padahal mereka seharusnya mengayomi dan meneggakkan hukum di tengah masyarakat, tapi justru banyak oknum yang semena mena menggunakan jabatanya untuk menghindari hukum itu sendiri. Akhir kata polisi sebenarnya punya peran besar buat memenuhi harapan masyarakat, walaupun ada kekurangan dan kelebihannya. Seperti pepatah “Kalau mau dihormati, ya belajar hormatin orang.”
Ferdy Gilbert Siahaan – Ilmu Sejarah 2023

Kalau menurut ku instansi kepolisian itu dipandang cukup jelek di mata masyarakat, bagaimana tidak? Aku pernah kehilangan motor, sudah membawa bukti video CCTV pencurian, STNK, dan BPKB, tetapi tidak ada tindak lanjut dari mereka.
Lalu kenapa oknum dari pihak kepolisian sering melakukan Razia kendaraan bermotor, tapi tidak ada plang razia wajib yang ditempatkan pada jarak 50 meter sebelum lokasi pemeriksaan razia, setau aku itu harus ada dibuat beberapa meter dari tempat razia. Tolonglah citra polisi diperbaiki. Jangan ada duit saja mau bergerak, dengarkan suara rakyat biasa ini.
Risa Azzahra Nasution – Ilmu Kesehatan Masyarakat 2023

Menurut saya Polri adalah sebagai salah satu elemen bangsa yang bertugas untuk menjaga keamanan, maka diharapkan Polri semakin meningkatkan profesionalitas mereka, menjaga nama baik dan melaksanakan tanggung jawabnya dengan penuh presisi sebagaimana yang telah polri kedepankan selama ini. Jadi, kritikan-kritikan masyarakat baik melalui media massa maupun media sosial diharapkan dapat dijadikan sebagai motivasi agar semakin meningkatkan profesionalitas mereka karena Polri lah yang kita harapkan menjadi penyangga dan keamanan untuk masyarakat di Indonesia.
Nikita Vania – Sastra Jepang 2022

Polri, yang katanya penjaga keadilan, tampaknya sedang berjuang mati-matian untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik yang sudah lama hilang. Kasus pelanggaran HAM berat yang melibatkan aparat seolah menjadi ujian berat yang tak kunjung selesai, seperti tragedi 1965 dan Mei 1998 yang entah kenapa selalu ditunda-tunda.
Jika ada yang berani mengungkap ketidakberesan atau mengkritik sistem, mereka langsung dijadikan sasaran tuduhan mengganggu ketertiban atau mencemarkan nama baik. Aktivis, jurnalis, dan mahasiswa yang cuma mencoba berbicara tentang fakta malah dipandang seperti ancaman besar.
Mau melapor ke polisi? Jangan harap! Itu hanya akan berakhir dengan janji kosong “kami akan investigasi” yang akhirnya terlupakan di tumpukan berkas kecuali anda kolongmerat. Jika Polri benar-benar ingin melindungi masyarakat, seharusnya transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum untuk masa lalu dan sekarang jadi prioritas. Masyarakat sudah lelah dengan kata-kata yang mereka butuhkan adalah keadilan yang bisa dirasakan, bukan sekadar retorika yang menguap begitu saja.
Artikel ini ditulis oleh Elizabeth Flora Sihaloho, juga dibantu oleh Muhammad Rifqy Ramadhan Lubis dan Sherly Fanny Annisa.