BOPM Wacana

Kata Mahasiswa USU Tentang “Mokel” di Bulan Puasa 

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Iyusarah Pakpahan

Bulan Ramadan adalah momen bagi umat muslim untuk melatih kesabaran dan menahan diri dari segala bentuk hawa nafsu, termasuk rasa lapar, haus, dan emosi. Akan tetapi, padatnya jadwal kuliah, tugas yang menumpuk, serta tuntutan akademik yang menguras energi, seringkali membuat sebagian mahasiswa justru tergoda untuk mokel.

“Mokel” adalah istilah populer yang digunakan untuk menyebut tindakan sengaja membatalkan puasa secara diam-diam sebelum waktunya. Alasannya pun beragam, mulai dari rasa lapar yang tak tertahankan, kelelahan setelah beraktivitas seharian, hingga sekedar ikut-ikutan tanpa berpikir panjang.

Bagi sebagian orang, mokel mungkin dianggap sebagai hal yang wajar, terlebih jika kondisi fisik sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan puasa. Sementara bagi yang lain, tindakan ini dipandang sebagai bentuk kurangnya komitmen terhadap ibadah dan kurang menghormati mereka yang berusaha menjalankan puasa dengan penuh kesungguhan.

BOPM Wacana telah mewawancarai beberapa mahasiswa USU guna mendapat pandangan tentang fenomena mokel tersebut.

Rangga Al Buchory — Ilmu Kesehatan Masyarakat 2023

Rangga Al Buchory — Ilmu Kesehatan Masyarakat 2023
Rangga Al Buchory — Ilmu Kesehatan Masyarakat 2023

Menurut aku, perilaku mokel itu perbuatan yang tidak baik. Islam sendiri telah membahas syarat orang yang diperbolehkan untuk tidak puasa atau membatalkan puasanya, yaitu sakit, nifas, dan safar atau bepergian jauh. Jika kriteria ini tidak terpenuhi dan tidak ada urgensi atau kedaruratan yang membuat seseorang pantas membatalkan puasa, maka itu perilaku dosa.

Kalaupun alasannya karena kuliah, kita sudah hidup di zaman yang modern dan dipermudah dengan adanya teknologi. Kalau hanya karena kuliah, orang-orang Islam terdahulu telah berpuasa walaupun mereka dalam kondisi tidak memiliki teknologi, masih serba manual, bahkan ada masa mereka sedang dalam perang.

Aghniya Nazhara Kertapati — Psikologi  2023

Aghniya Nazhara Kertapati — Psikologi  2023
Aghniya Nazhara Kertapati — Psikologi  2023

Kalau aku pribadi, melihat dari sekeliling sebenarnya mokel itu hal yang umum. Udah kayak bukan sesuatu yang setabu itu di kalangan gen Z sekarang ini dan malah jadi jokes atau sesuatu yang wajar. Cuma menurutku, harusnya kita nggak wajarin hal-hal kayak gini, sih. Karena itu dosa kan, apalagi sudah nggak puasa, bohong pula.

Tapi balik lagi, menurutku itu wajar nggak wajarnya atau umum nggak umumnya tergantung lingkungan kita. Bisa aja awalnya bagi kita ini salah dan nggak wajar tapi lingkungan pertemanan yang bikin seakan ini tuh hal yang  “santai aja kali” gitu. Jadi, pendapatku mokel sekarang ini udah kayak hal yang wajar dan umum meskipun harusnya nggak begitu.

Dinar Riyansyah —  Ekonomi Pembangunan 2023

Dinar Riyansyah —  Ekonomi Pembangunan 2023 
Dinar Riyansyah —  Ekonomi Pembangunan 2023

Fenomena mahasiswa mokel atau diam-diam membatalkan puasa mencerminkan dilema moral, di mana kejujuran dan integritas diuji oleh tekanan sosial. Tindakan ini menunjukkan betapa pentingnya konsistensi dalam nilai pribadi serta keberanian untuk bertanggung jawab atas pilihan sendiri. Jadi menurut saya, mokel bukanlah hal yang baik karena pada dasarnya itu berarti tidak jujur, baik kepada orang lain maupun diri sendiri.

Syaifullah Muhammad Akbar Riamtripa — Kehutanan 2024

Syaifullah Muhammad Akbar Riamtripa — Kehutanan 2024 
Syaifullah Muhammad Akbar Riamtripa — Kehutanan 2024

Ya mokel hal yang wajar sih, pada dasarnya puasa adalah menahan segala hawa nafsu baik itu makan, emosional dan lain-lain. Jadi, orang yang mau mokel itu mungkin dia tidak bisa menahan rasa laparnya. Ya wajar aja, berarti mungkin keimanannya agak lemah.

Naomi Audri Klarisa Sitompul — Ilmu Hukum 2021

Naomi Audri Klarisa Sitompul — Ilmu Hukum  2021
Naomi Audri Klarisa Sitompul — Ilmu Hukum  2021

Menurut aku pribadi, perilaku mokel selama bulan puasa itu adalah hal yang buruk banget dan tidak seharusnya dinormalisasi. Meskipun dengan alasan karena capek kuliah seharian. Karena selain menunjukkan kurangnya komitmen terhadap ibadah, menurutku mokel juga bisa dianggap sebagai bentuk kurangnya rasa hormat terhadap orang-orang yang berusaha menjalankan puasanya dengan sungguh-sungguh.

Aku paham sih, setiap orang punya ujiannya masing-masing, dan ada kondisi tertentu yang mungkin membuat seseorang nggak bisa berpuasa. Tapi kalau secara sengaja mokel tanpa alasan yang dibenarkan, apalagi sambil terang-terangan atau malah bangga, itu menurutku nggak baik.

Sangapan Lumban Raja — Teknik Elektro 2024

Sangapan Lumban Raja — Teknik Elektro 2024 
Sangapan Lumban Raja — Teknik Elektro 2024

Baik atau tidaknya mokel tergantung situasi dan kondisi yang melakukannya. Misalnya lagi sakit sebenarnya nggak apa-apa, tetapi beda halnya kalau semata-mata malas puasa. Apalagi sudah sahur bareng keluarga, tiba-tiba mokel dan pura-pura puasa serta lanjut berbuka bareng. Puasa kan wajib, toh gak lama juga cuma sebulan jadi sebisa mungkin jangan mokel. Puasa ini bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang komitmen kita terhadap ibadah. Jadi, ya sebisa mungkin jangan mokel ya, teman-teman.

Ziva Natania Sihombing — Ilmu Administrasi Publik 2023

Ziva Natania Sihombing — Ilmu Administrasi Publik 2023 
Ziva Natania Sihombing — Ilmu Administrasi Publik 2023

Jika mokel karena tidak bisa menahan nafsu, maka ini tidak wajar. Ini menunjukkan kurangnya disiplin dan komitmen kita terhadap kepercayaan yang dianut. Dan tentunya membuat esensi bulan puasa ini hilang. Mokel juga membuat euforia bulan puasa jadi berkurang, karena bulan puasa hanya ada sekali dalam setahun.

Muhammad Ramzi Fazlurrahman — Teknik Lingkungan 2023

Muhammad Ramzi Fazlurrahman — Teknik Lingkungan 2023
Muhammad Ramzi Fazlurrahman — Teknik Lingkungan 2023

Mokel itu sebenarnya kembali ke perspektif masing-masing. Dari sisi etika dan norma sosial, terutama di lingkungan yang mayoritas menjalankan puasa, mokel bisa kurang menghormati mereka yang berpuasa. Tetapi kalau dari sudut pandang pribadi, ada juga mahasiswa yang mungkin tidak berpuasa karena alasan kesehatan atau keyakinan, jadi bagi mereka itu bukan hal besar.

Kalau ditanya buruk banget atau biasa aja, ya tergantung situasi dan cara melakukannya. Kalau mokel terang-terangan di depan orang yang lagi puasa, bisa dibilang kurang menghargai. Tapi kalau dilakukan dengan lebih menghormati situasi sekitar, mungkin nggak jadi masalah besar.

Anisa Rizki — Ilmu Administrasi Bisnis 2023

Anisa Rizki — Ilmu Administrasi Bisnis 2023 
Anisa Rizki — Ilmu Administrasi Bisnis 2023

Kalau menurut aku sendiri, mokel itu buruk, melanggar hukum agama juga, dan tidak dibenarkan. Jadi tidak patut untuk dinormalisasikan walaupun secapek atau seberat apa pun hari yang kita jalani pada hari itu. Kecuali memang ada perkara lain yang mengharuskan dia untuk berbuka ya itu sah-sah saja, misalnya seperti sakit. Nah, hal itu boleh menurut aku untuk mokel asalkan diganti di lain hari.

Diajeng Fatonah — Keperawatan 2023

Diajeng Fatonah — Keperawatan 2023
Diajeng Fatonah — Keperawatan 2023

Kalau melihat mahasiswa lain yang mokel di kampus aku ngerasa aneh dan heran. Tapi aku nggak langsung berpikir negatif. Bisa jadi mereka memang punya alasan tertentu, mungkin sedang sakit, kelelahan, atau kalau perempuan sedang haid. Tapi kalau ternyata memang dia mokel karena malas puasa, ya wajar sih kalau kita merasa kecewa.

Tapi tetap, kita nggak boleh asal menghakimi atau mempermalukan dia di depan orang lain. Menegur boleh, tapi dengan cara yang halus dan sopan. Misalnya dengan ngobrol santai atau kasih kode baik-baik. Tujuannya bukan buat mempermalukan, tapi supaya dia sadar dan introspeksi diri. Justru, dari kejadian seperti ini, kita bisa belajar untuk saling mengingatkan dengan cara yang baik. Jangan sampai kita hanya fokus menilai orang lain, tapi lupa memperbaiki diri sendiri.

Komentar Facebook Anda

Iyusarah Pakpahan

Penulis adalah Mahasiswa Administrasi Publik FISIP USU Stambuk 2023. Saat ini Iyusarah menjabat sebagai Staf Reporter BOPM Wacana.

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus