BOPM Wacana

(Hanya) Enam Nominasi untuk Si Perfeksionis Tim Burton

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Dewi Annisa Putri

Judul : Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children
Sutradara : Tim Burton
Penulis Skenario : Jane Goldman
Pemeran : Asa Butterfield, Eva Green, Ella Purnell, Allison Janney, Judi Dench, Samuel L Jackson
Rilis : September 2016
Durasi : 127 menit

 

September lalu, Tim Burton kembali meluncurkan film fantasi. Seperti biasa, karyanya pasti langsung dapat dikenali dari penampilan para tokohnya yang unik.

Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children diangkat dari novel berjudul sama yang dikarang oleh Ransom Riggs. Film ini bercerita mengenai dunia di balik lingkaran waktu. Dunia yang menyimpan masa lalu, di mana waktu 24 jam pada tanggal sama akan kembali terulang setiap hari sehingga tak seorang pun menua. Hanya kaum peculiar—berkemampuan istimewa—saja yang bisa melewati lingkaran waktu.

Miss Peregrine (Eva Green) adalah Ymbrynpeculiar yang bisa memanipulasi waktu dan menciptakan lingkaran waktu. Sementara, Jacob Portman (Asa Butterfield) dapat melihat Hollow—ymbryn yang berevolusi menjadi monster. Para hollow mengincar anak-anak peculiar untuk menyantap bola mata mereka.

Sebenarnya, Jacob yang lahir di dunia nyata tak pernah mengetahui keberadaan peculiar. Hingga suatu malam, ia menemukan kakeknya mati dalam keadaan tanpa bola mata. Ia mulai mencari petunjuk mengenai dunia ini dan berhasil menemukan lingkaran waktu, lalu pergi ke rumah Miss Peregrine. Di sinilah Jacob akhirnya menjadi penting karena, ia harus melindungi anak-anak peculiar lain yang tak dapat melihat kedatangan para Hollow.

Dalam waktu singkat, film ini memperoleh enam nominasi pada ajang penghargaan di beberapa negara. Di antaranya, Women Film Critis Circle Awards 2016 lalu, film milik Burton bersaing dengan Queen of Katwe yang keluar sebagi pemenang serta film Hidden Figures, dan Kubo and Two Strings.

Dalam People’s Choice Awards 18 Januari lalu, film ini masuk dalam nominasi Favorite Dramatic Movie. Bersaing dengan empat film lainnya yaitu Sully, Me Before You, Deepwater Horizon, dan Miracles from Heaven. Sayangnya, nominasi ini akhirnya dimenangkan oleh Me Before You yang disutradarai Thea Sharrock.

Di Lido, Globes de Cristal edisi ke-11 pada 30 Januari lalu penghargaan untuk seni dan budaya di Prancis, Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children masuk dalam nominasi kategori baru yaitu Foreign Series Karya Burton bersaing dengan Bridget Jones’s Baby garapan Sharon Maguire, Julieta milik Pedro Almodovar, Money Monster oleh Jodie Foster, dan The Revenant karya Alejandro Gonzales Inarritu. Lagi-lagi film gagal memenagkan nominasi yang dibawa pulang oleh The Revenant karya Alejandro Gonzales Inarritu.

Tim Burton selalu menunjukkan sisi perfeksionisnya dalam menggarap film. Ia memperhatikan setiap detail faktor pendukung filmnya. Semua haruslah sempurna. Oleh karena itu, beberapa pihak yang digaetnya pun mendapat keberuntungan dengan turut masuk ke dalam nominasi ajang penghargaan.

Tim Burton dan Asa Butterfield saat shooting film Missa Peregrine’s Home for Peculiar Children. | Sumber Istimewa

Misalnya saja Frazer Churchill, Hal Couzens, Andrew Lockley, Jelmer Boskma, dan Hayley J. Williams. Tim yang membantu Burton dalam membuat efek visual untuk filmnya ini masuk dalam nominasi Outstanding Visual Effects in a Photoreal Feature. Nominasi ini merupakan bagian dari ajang Visual Effects Society Awards yang akan digelar7 Februari mendatang.

Colleen Atwood, desainer kostum yang digaet Burton untuk film ini juga merasakan hal sama. Dalam Costume Designers Guild Awards yang akan digelar 21 Februari mendatang di Beverly Hills, Atwood masuk nominasi Excellence in Fantasy Film. Seperti yang dilakukannya saat merancang kostum untuk Alice in the Wonderland, pakaian yang dirancang Atwood sangat cocok dengan konsep dunia peculiar. Elegan dan sesuai dengan karakter setiap tokoh.

Kali ini Atwood bersaing dengan Alexandra Bryne, perancang kostum untuk Doctor Strange, Deborah Cook yang merancang untuk Kubo and the Two Strings, serta David Crossman dan Glyn Dillion untuk Rogue One: A Star Wars Story.

Sementara, dalam ajang perfilman bergengsi Hollywood Music in Media Awards (HMMA) 2016, soundtrack film ini masuk ke dalam nominasi kategori Best Original Song – Sci-Fi/Fantasy Film. Bersaing dengan lagu Just Like Fire oleh Pink yang menjadi soundtrack Alice Through the Looking Glass, Scars oleh Tove Lo untuk film Allegiant, Sledgehammer oleh Sia untuk Star Trek Beyond, dan Sucker for Pain oleh Lil’ Wayne untuk Suicide Squad. Sayangnya soundtrack berjudul Wish That You Were Here yang disenandungkan oleh Florence and the Machine tak berhasil mengalahkan Pink untuk kategori ini.

Jumlah nominasi yang didapatkan film ini sebenarnya belum bisa dikatakan sukses. Sebab jika dibandingkan dengan film garapan Burton lainnya, biasanya selalu mendapatkan antusias lebih sehingga meraih nominasi dan bahkan memenangkan banyak penghargaan. Sebut saja Alice in the Wonderland.

Namun, Burton tampaknya memang telah berusaha. Setidaknya, ia selalu menerapkan prinsip sama dalam filmnya; memperhatikan setiap detail. Well, semoga dari beberapa nominasi yang tersisa untuk digelar pada 2017 ini, Burton berhasil membawa pulang penghargaannya. Bahkan mungkin saja jumlah nominasi ini terus bertambah seiring dengan penyelenggaraan ajang penghargaan film tahun ini. Semoga berhasil, Burton!

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus