BOPM Wacana

Oknum Kating di USU Minta ‘Jatah’ ke Penerima KIP-K, Klaim Sudah Bantu Loloskan

Dark Mode | Moda Gelap
Logo USU pada almamater, Selasa (17/08/2021). | Sondang William Gabriel Manalu
Logo USU pada almamater, Selasa (17/08/2021). | Sondang William Gabriel Manalu

Oleh: Jennifer Smith L. Tobing

USU, wacana.org – Seorang mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) mengungkapkan bahwa terdapat oknum kating yang meminta ‘jatah’ pencairan dana bantuan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang diterimanya. Hal ini disampaikan oleh mahasiswa penerima KIP-K tersebut (anonim) saat diwawancarai lewat pesan pribadi, Selasa (18/03/2025).

Ia menjelaskan, modus yang digunakan pelaku adalah menjanjikan bantuan pengurusan KIP-K hingga lolos, dengan syarat membayar sejumlah uang. Dirinya mengaku diminta menandatangani perjanjian dan diancam agar tidak menyebarluaskan kasus ini. Setelah uang saku KIP-K semester pertama cair, ia langsung ditagih oleh seorang kating berinisial RH bersama alumni berinisial HM.

“Aku udah dicariin, ditagih sama RH, dan dia nyuruh orang buat nemenin aku narik uang itu,” jelasnya.

Uang tersebut tidak dikirim langsung ke rekening RH, melainkan ke rekening AR, seorang mahasiswa stambuk 2022. “Itu rekening bang AR, sesuai nama di rekeningnya. Yang nyuruh juga orang yang sama,” ungkapnya.

Dirinya menduga, cara tersebut digunakan agar tidak ada bukti langsung keterlibatan RH. “Karena enggak ada bukti aku transfer ke dia. Yang nagih uang saku KIP-K juga enggak lewat chat tapi secara langsung,” jelasnya lagi.

Menanggapi hal ini, Direktur Direktorat Prestasi Mahasiswa dan Hubungan Kealumnian (Ditmawalumni) USU, Rahma Yurliani, menegaskan bahwa proses seleksi penerima beasiswa KIP-K dilakukan secara transparan tanpa melibatkan pihak-pihak di luar sistem.

“Sistem beasiswa KIP-K sudah jelas, tanpa perlu ‘orang dalam’, apalagi jika calon penerima terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan memiliki rekam jejak sebagai penerima bantuan pendidikan di sekolah menengah,” ujar Rahma.

Sementara itu, Staf Administrasi dan Verifikasi Beasiswa Ditmawa, Reno Pumadiansyah, menambahkan bahwa tindakan oknum kating dan alumni yang meminta uang dari mahasiswa bukanlah praktik calo, melainkan pungli. “Mereka mengaku bisa membantu pengurusan KIP-K, padahal tidak satupun korban benar-benar dibantu. Cara mereka tinggal cek apakah dia penerima PIP, DTKS, atau P3KI,” terangnya.

Selain itu, Reno menjelaskan salah satu modus pelaku adalah membuat grup WhatsApp yang diklaim sebagai grup resmi Kementerian Pendidikan. “Dalam grup tersebut, mereka menciptakan seolah-olah proses beasiswa dijalankan oleh orang dalam dan memanfaatkan hubungan emosional antara alumni dan mahasiswa yang pernah satu sekolah. Padahal dari semua korban, mereka sebenarnya memenuhi syarat. Cuma karena ketakutan itu, mereka lebih percaya kating daripada universitas,” ujar Reno.

Ditmawa menegaskan telah melakukan himbauan berkala kepada mahasiswa agar tidak mempercayai oknum yang menjanjikan bantuan beasiswa dengan syarat tertentu. “Kalau mereka takut langsung ke kami, mereka bisa lapor ke Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), nanti BEM yang sampaikan ke kami. Jangan takut dengan ancaman drop-out (DO) atau bantuan KIPK-nya dicabut. Karena itu dari universitas dan ada landasan jelas,” tegas Reno.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus