
Oleh: Sagitarius Marbun
Toba, wacara.org – Ketua Badan Pelestarian Nilai Budaya Banda (BPNB) Aceh Irini Dewi Wanti mengatakan perlunya komitmen menjaga desa wisata. Hal ini ia disampaikan dalam webinar Apa Kabar Desa Wisata di Kawasan Destinasi Super Prioritas Danau Toba, yang merupakan rangkaian acara 1000 Tenda Kaldera Toba Festival, Jumat (25/6).
“Pemerintah hanya fasiliator, pelaku sebenarnya adalah masyarakat dan juga komunitas, ” kata Irini.
Irini menjelaskan desa wisata tidak hanya menyuguhkan destinasi alam saja. Pun aktivitas masyarakat selaku pelaku wisata. Perilaku masyarakat yang tetap melestarikan budayanya, supaya promosi pariwisata bisa dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan.
Ia menyebutkan untuk menjadi desa wisata, sebuah desa harus mempunyai suatu tinggalan budaya yang masih terjaga, misalnya aset intenjibel (yang berwujud). Selain itu juga ada aktivitas masyarakat yang khas, seperti kegiatan sehari-hari dan ekspresi.
Pemerintah juga perlu mendampingi dan memfasilitasi masyakarat untuk menjaga tinggalan budaya sehingga menjaga kelestarian ini sustainable. Memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat, bagi ilmu pengetahuan dan sebagai pendorong masyarakat untuk menggali lagi sebanyak-banyaknya potensi desanya sendiri.
Rasid Pardede, Peserta Webinar dari Komunitas Spearfising Danau Toba, sepakat bahwa komunitas pun harus turut mengedukasi dan membangun perekonomian desa. Rasid menyebutkan komunitasnya sudah melakukan penyebaran bibit ikan di Danau Toba sebagai pelestarian habitat di Danau Toba. “Maunya desa wisata sama-sama memperbaiki diri dan banyak belajar untuk emmeberi pelayanan kepada wisatawan” ujarnya.
Rasid berharap makin banyak kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat supaya sadar wisata di desa wisata semakin maksimal.