Oleh: Nurmazaya Hardika Putri
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah melakukan groundbreaking atau pencakulan tanah pertama di kawasan Walini Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada 21 Januari lalu. Presiden katakan kereta cepat akan mendorong kecepatan mobilitas baik orang maupun barang. Pembangunan kereta cepat ini pun menandai adanya pengembangan kawasan antara Jakarta-Bandung.
Pembangunan sarana dan prasarana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang berjarak 142 kilometer membutuhkan investasi sebesar US$ 5,5 miliar atau setara Rp 77 triliun (asumsi US$ 1 = Rp 14.000) dan direncanakan akan selesai pada akhir 2018. Sehingga pengoperasian bisa dilakukan di awal 2019. Banyak yang beranggapan bahwa proyek ini terlalu terburu-terburu. Padahal menurut Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) proyek kereta cepat Jakarta–Bandung telah direncanakan sejak 2008. Namun saat itu terkendala oleh dana besar yang tak kunjung diimplementasikan.
Pada Pemerintahan Joko Widodo–Jusuf Kalla, proyek ini baru terlaksana. Sebab sesuai dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Pemerintahan Jokowi-JK ingin capai target pertumbuhan ekonomi 5% – 6%. Pembangunan proyek kereta cepat ini jika dilihat sisi positifnya akan memberikan berbagai manfaat yang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, seperti pembukaan lapangan kerja, pembangunan kota-kota baru, yang tentunya juga akan memunculkan pergerakan ekonomi, baik di setiap stasiun maupun di kota-kota baru yang akan dibangun.
Tetapi pembangunan ini tetap menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Ada yang beranggapan bahwa proyek ini bukanlah sesuatu yang mendesak untuk Indonesia, bahkan dalam proses pembangunannya dikhawatirkan akan menimbulkan koruptor-koruptor baru lagi. Lalu apa kata mahasiswa menanggapi proyek pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung ini? Berikut beberapa pendapat mahasiswa tentang hal ini.
1. Agum Pratama, Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam 2015
Kereta cepat dari Jakarta-Bandung ini memang bagus sih, tapi dalam segi geografi kurang bisa menahan beban terlalu berat jadi terasa kurang efisien karena daerah yang rawan terjadi bencana. Memang sih kalau untuk Jakarta ke Bandung bisa mengurangi kemacetan tapi jalur kereta cepat itu dapat memicu aktivitas pergeseran tanah sehingga mudah roboh ataupun terjadi longsor. Lebih baik pemerintah membuat jalur kereta di Papua untuk mereka yang masih menempuh perjalanan jauh.
2. Feber R Sembiring, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2014
Sebenarnya proyek kereta cepat ini bagus tapi jika melihat dari sumber dananya terlalu besar. Dengan dana sebesar itu pemerintah bisa membangun rel-rel kereta api yang lain atau infrastruktur yang lain. Padahal kalau tidak mencampuri dana APBN itu lebih baik. Soalnya dana yang dipakai terlalu tinggi. Tapi, keuntungannya itu kalau dari Jakarta ke Bandung perjalanannya jauh lebih cepat, terus bisa mengurangi kemacetan dan dapat membantu meningkatkan perekonomian Indonesia.
3. Nurul Izmi Azizi, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya 2012
Kurang pas aja karena kalau dari Jakarta–Bandung kan masih banyak transportasi lain yang pembiayaannya lebih murah. Kenapa harus kereta cepat? Kenapa gak lebih ke pembangunan di kotanya saja. Seperti perbaikan jalan di Jakarta dan perbaikan fasilitas umum. Kalau di Bandung kan dalam pembangunan kota sudah terlihat bagus tapi kalau di Jakarta masih banyak yang harus dibenahi. Apalagi gara-gara proyek pembangunan kereta cepat ini banyak pemukiman warga yang harus digusur untuk pembangunan jalur kereta. Biaya yang dikeluarkan untuk kereta cepat ini juga tidak sedikit. Lebih baik untuk hal yang lebih diperlukan saja.
4. Winda Situmeang, Mahasiswa Fakultas Kehutanan 2011
Bagus sih jadi perjalanan lebih cepat. Karena di Indonesia sendiri kan, belum pernah ada transportasi semacam ini. Kereta cepat ini termasuk canggih dalam arti kereta cepat bisa menjadi awal mula kemajuan yang terjadi di Indonesia. Nah kalau itu (kereta cepat-red) sudah bisa beroperasi, siapa tahu memancing pemerintah untuk membuat kereta cepat yang tidak hanya dari Jakarta ke Bandung aja. Cuma yah ada baiknya ditinjau ulang lagi karena setelah saya lihat ternyata jalur yang nanti digunakan sebagai lintasan kereta cepat itu melewati hutan-hutan. Ya pepohonan yang ada di dalamnya itu kan tidak bisa sembarangan saja ditebang. Makanya saya bingung kenapa Menteri Kehutanan bisa memberi izin.
5. Muhammad Fahmi, Fakultas Kesehatan Masyarakat 2012
Kalau melihat dari perkembangan teknologi di Indonesia sih enggak apa-apa selama prosedur yang diterapkan dalam proses pembangunan kereta cepat ini tak menyalahi aturan. Keuntungan yang lain kan Indonesia nanti bisa menjadi ikon pariwisata mancanegara karena punya kereta cepat. Nanti kalau kereta cepat ini udah selesai, kalau bisa tindakan kriminal dalam transportasi umum enggak ada. Intinya kita tidak ketinggalan zamanlah.
6. Marolop Hutagalung, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2014
Kereta cepat itu belum terlalu dibutuhkan di Indonesia. Kenapa kereta cepat di Jakarta harus dibangun padahal di pedalaman sana masih banyak yang membutuhkan seperti perihal jembatan masih banyak yang perlu diperbaiki. Kenapa tak perhatikan saja rakyat kecil seperti itu saja. Pun di Indonesia ini masih banyak rakyat yang harus disejahterakan kehidupannya. Buktinya masih banyak pengangguran. Walaupun enggak ada kereta cepat itu bukannya menjadi masalah untuk orang Jakarta dan Bandung. Lebih baik dana untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini disalurkan saja untuk rakyat-rakyat miskin, pembangunan fasilitas di daerah terpencil, dan perbaikan fasilitas yang rusak. Masih banyak hal yang lebih penting lagi di Indonesia daripada membangun kereta cepat.
7. Anditya, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2012
Sebenarnya kereta cepat ini bagus jadi nambah pilihan moda transportasilah yang akan digunakan masyarakat. Namanya juga kereta cepat pasti dapat mengefisiensikan waktu ketimbang menggunakan transportasi yang lain. Menurut saya bagus sih meskipun berdasarkan isu yang beredar akan menambah hutang negara, berdasarkan pinjaman luar negeri bukan business to business. Tapi kalau melihat segi keuntungan transportasi ya pasti untuk masyarakat Indonesia itu sendiri. Apalagi kalau dilihat dari kegiatan perekonomian masyarakat Jakarta–Bandung kan aktif. Jadi kalau kegiatan ekonomi masyarakatnya lancar, dengan transportasi yang cukup lancar juga imbasnya kan ke masyarakat itu sendiri. Asalkan dalam proses pembangunannya nanti jangan ada korupsi sajalah.