BOPM Wacana

Hati-hati, Biji Apel Mengandung Racun Sianida

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Sri Wahyuni Fatmawati P

2013- Apel

Sumber: Istimewa
Sumber: Istimewa

Beberapa kali, saat masih kanak-kanak, saya dimarahi orang tua saat makan buah jeruk beserta bijinya. Katanya, kalau saya makan bijinya akan tumbuh pohon jeruk di perut.

Hal yang sama berlaku juga saat makan apel. Akibat takut jika perutbenar akan jadi ladang buah-buahan, saya tidak pernah makan biji buah apapun sejak itu.

Mungkin mitos itu salah adanya, namun pantangan untuk makan bijiapel ada sebabnya.

Pada dasarnya kita disarankan mengonsumsi apel bersama kulitnya hingga mendapatkan serat yang maksimal. Kandungan pektin dalam apel yang berguna menekan risiko kanker hati.

Selain itu, apel juga berguna dalam penurunan berat badan, mencegah asma, melindungi tulang bahkan mencegah alzheimer. Namun jangan sekali-kali turut memakan bijinya.

Seperti dilansir situs resmi Lifestrong Foundation?organisasi nonprofit Amerika Serikat yang bergerak di bidang kesehatan khususnya kanker?,ternyata biji apel mengandung zat amigdalin yang apabila bergabung dengan enzim pencernaan akan diubah menjadi zat glikosida sianogen. Zat amigdalin ini, secara alamiah ada di dalam biji apel.

Glikosida sianogen, seperti namanya, mengandung racun sianida yang melekat pada molekul gula. Ketika senyawa ini bercampur dengan enzim pencernaan, molekul gula dibelah menjadi tidak aktif danmeninggalkan racun sianida di dalam pencernaan.

Sianida termasuk senyawa yang memiliki banyak kegunaan.Diantaranya di bidang pertanian, fotografi dan industri logam. Sianida digunakan juga dalam pengolahan mineral untuk memulihkan emas, tembaga, seng dan perak.

Namun, dampaknya terhadap kesehatan sangat mengerikan. Bila terkena zat ini, manusia dapat meninggal dalam waktu kurang dari setengah jam. Sianida murni tidak berwarna, mudah menguap sedikit di atas suhu kamar 26°C, berbau khas, dan berat molekulnya ringan. Oleh karena itu gas sianida mudah terhisap melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan kulit.

Meski pada kenyataannya sianida sangat berbahaya, ia termasuk racun yang paling mudah ditemukan. Melalui sisa-sisa pembakaran, asap rokok, bahkan terdapat pada beberapa jenis makanan, termasuk apel.

Tetapi, tak perlu khawatir apabila secara tak sengaja Anda memakan satu buah apel utuh bersama bijinya. Permukaan biji yang keras berfungsi menjaga racun agar tetap berada di dalam biji dan bisa melewati organ pencernaan secara utuh.

Kalau tidak, biji apel harus dikunyah dengan baik hingga hancur untuk membuatnya melepaskan racun saat berada di dalam pencernaan.

Racun sianida yang dilepaskan dari biji apel membuat tubuh kita memiliki kemampuan menetralkan sejumlah kecil racun Sianida. Sehingga mungkin tidak akan mengalami efek serius, kecuali kalau makan dalam jumlah yang sangat banyak hingga berakibat pada kematian.

Namun sistem antibodi ini tidak berlaku pada anak kecil karena kemampuan pencernaannya yang masih terbatas. Kemungkinan risiko keracunan lebih besar dibandingkan orang dewasa.

Setidaknya dibutuhkan dua ratus miligram Hidrogen Sianida untuk membuat seseorang keracunan sianida hingga mati terbunuh. Dalam sebuah biji apel terkandung setengah ­gram Hidrogen Sianida.

Biasanya apel yang dijual di supermarket memiliki delapan biji di tiap buahnya. Itu berarti setidaknya Anda harus mengonsumsi apel sebanyak lima puluh buah sekaligus bijinya dalam sekali makan untuk mengalami keracunan sianida.

 

Gejala yang terjadi jika biji apel terkonsumsi adalah muntah, air liur berlebihan, kejang, sakit kepala, pusing, gangguan denyut jantung dan laju pernapasan, serta tekanan darah. Jika mengonsumsi biji dalam kuantitas banyak, akan timbul masalah pernapasan yang parah diikuti kegagalan pernafasan dan kematian.

Hal ini terjadi karena racun sianida menghambat enzim sitokrom oksidase pada penggunaan oksigen di sel-sel tubuh. Enzim lain juga terhambat, tetapi pengaruhnya kecil. Jelasnya, sianida mempunyai pengaruh yang kuat terhadap enzim pernafasan yaitu enzim sitokrom oksidase.

Akibatnya, terjadi gangguan peredaran dan penggunaan oksigen dalam sel-sel tubuh, sehingga kadar oksigen dalam darah menjadi tinggi. Pertama-tama ditandai dengan meningkatnya pernafasan tubuh akibat terpengaruhnya kemoreseptor di pusat-pusat pernafasan.

Pada akhirnya terjadi kelumpuhan total dari pernafasan, mengakibatkan anoksia, keadaan dimana oksigen yang ada tidak mencukupi kebutuhan tubuh akibatkan darah mengalami gangguan saat membawa oksigen.Walaupun kadar oksigen dalam darah tinggi. Anoksia lama-kelamaan akan mengakibatkan kematian.

Namun dibalik itu semua bukan berarti kita langsung menghentikankonsumsi apel. Mengingat, manfaat yang diberikannya juga banyak dan dibutuhkan tubuh. Tinggal bagaimana kita bersikap lebih waspada dan berhati-hati dalam mengonsumsinya. Untuk ke depannya pastikan semua biji apel sudah dibuang sebelum diolah menjadi beberapa jenismakanan olahan.

Oleh Sri Wahyuni Fatmawati P Selasa, 07 Januari 2014 11:19

Sumber: Istimewa

Beberapa kali, saat masih kanak-kanak, saya dimarahi orang tua saat makan buah jeruk beserta bijinya. Katanya, kalau saya makan bijinya akan tumbuh pohon jeruk di perut.

Hal yang sama berlaku juga saat makan apel. Akibat takut jika perutbenar akan jadi ladang buah-buahan, saya tidak pernah makan biji buah apapun sejak itu.

Mungkin mitos itu salah adanya, namun pantangan untuk makan bijiapel ada sebabnya.

Pada dasarnya kita disarankan mengonsumsi apel bersama kulitnya hingga mendapatkan serat yang maksimal. Kandungan pektin dalam apel yang berguna menekan risiko kanker hati.

Selain itu, apel juga berguna dalam penurunan berat badan, mencegah asma, melindungi tulang bahkan mencegah alzheimer. Namun jangan sekali-kali turut memakan bijinya.

Seperti dilansir situs resmi Lifestrong Foundation?organisasi nonprofit Amerika Serikat yang bergerak di bidang kesehatan khususnya kanker?,ternyata biji apel mengandung zat amigdalin yang apabila bergabung dengan enzim pencernaan akan diubah menjadi zat glikosida sianogen. Zat amigdalin ini, secara alamiah ada di dalam biji apel.

Glikosida sianogen, seperti namanya, mengandung racun sianida yang melekat pada molekul gula. Ketika senyawa ini bercampur dengan enzim pencernaan, molekul gula dibelah menjadi tidak aktif danmeninggalkan racun sianida di dalam pencernaan.

Sianida termasuk senyawa yang memiliki banyak kegunaan.Diantaranya di bidang pertanian, fotografi dan industri logam. Sianida digunakan juga dalam pengolahan mineral untuk memulihkan emas, tembaga, seng dan perak.

Namun, dampaknya terhadap kesehatan sangat mengerikan. Bila terkena zat ini, manusia dapat meninggal dalam waktu kurang dari setengah jam. Sianida murni tidak berwarna, mudah menguap sedikit di atas suhu kamar 26°C, berbau khas, dan berat molekulnya ringan. Oleh karena itu gas sianida mudah terhisap melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan kulit.

Meski pada kenyataannya sianida sangat berbahaya, ia termasuk racun yang paling mudah ditemukan. Melalui sisa-sisa pembakaran, asap rokok, bahkan terdapat pada beberapa jenis makanan, termasuk apel.

Tetapi, tak perlu khawatir apabila secara tak sengaja Anda memakan satu buah apel utuh bersama bijinya. Permukaan biji yang keras berfungsi menjaga racun agar tetap berada di dalam biji dan bisa melewati organ pencernaan secara utuh.

Kalau tidak, biji apel harus dikunyah dengan baik hingga hancur untuk membuatnya melepaskan racun saat berada di dalam pencernaan.

Racun sianida yang dilepaskan dari biji apel membuat tubuh kita memiliki kemampuan menetralkan sejumlah kecil racun Sianida. Sehingga mungkin tidak akan mengalami efek serius, kecuali kalau makan dalam jumlah yang sangat banyak hingga berakibat pada kematian.

Namun sistem antibodi ini tidak berlaku pada anak kecil karena kemampuan pencernaannya yang masih terbatas. Kemungkinan risiko keracunan lebih besar dibandingkan orang dewasa.

Setidaknya dibutuhkan dua ratus miligram Hidrogen Sianida untuk membuat seseorang keracunan sianida hingga mati terbunuh. Dalam sebuah biji apel terkandung setengah ­gram Hidrogen Sianida.

Biasanya apel yang dijual di supermarket memiliki delapan biji di tiap buahnya. Itu berarti setidaknya Anda harus mengonsumsi apel sebanyak lima puluh buah sekaligus bijinya dalam sekali makan untuk mengalami keracunan sianida.

 

Gejala yang terjadi jika biji apel terkonsumsi adalah muntah, air liur berlebihan, kejang, sakit kepala, pusing, gangguan denyut jantung dan laju pernapasan, serta tekanan darah. Jika mengonsumsi biji dalam kuantitas banyak, akan timbul masalah pernapasan yang parah diikuti kegagalan pernafasan dan kematian.

Hal ini terjadi karena racun sianida menghambat enzim sitokrom oksidase pada penggunaan oksigen di sel-sel tubuh. Enzim lain juga terhambat, tetapi pengaruhnya kecil. Jelasnya, sianida mempunyai pengaruh yang kuat terhadap enzim pernafasan yaitu enzim sitokrom oksidase.

Akibatnya, terjadi gangguan peredaran dan penggunaan oksigen dalam sel-sel tubuh, sehingga kadar oksigen dalam darah menjadi tinggi. Pertama-tama ditandai dengan meningkatnya pernafasan tubuh akibat terpengaruhnya kemoreseptor di pusat-pusat pernafasan.

Pada akhirnya terjadi kelumpuhan total dari pernafasan, mengakibatkan anoksia, keadaan dimana oksigen yang ada tidak mencukupi kebutuhan tubuh akibatkan darah mengalami gangguan saat membawa oksigen.Walaupun kadar oksigen dalam darah tinggi. Anoksia lama-kelamaan akan mengakibatkan kematian.

Namun dibalik itu semua bukan berarti kita langsung menghentikankonsumsi apel. Mengingat, manfaat yang diberikannya juga banyak dan dibutuhkan tubuh. Tinggal bagaimana kita bersikap lebih waspada dan berhati-hati dalam mengonsumsinya. Untuk ke depannya pastikan semua biji apel sudah dibuang sebelum diolah menjadi beberapa jenismakanan olahan.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4