Oleh: Nurhanifah

Jakarta, wacana.org/arsip — Hasan Hidayat, Staf Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sampaikan masyarakat merupakan kunci untuk menghilangkan peredaran makanan tak layak di pasar. Sebab saat pengadaan sidak oleh BPOM di pasar, alasan pedagang masih mengedarkan makanan tersebut karena permintaan konsumen. “Kita edukasi masyarakat lewat penyuluhan, supaya berhenti mengonsumsi produk tersebut, ” terangnya, di stand makanan yang layak pada area Car Free Day, Minggu (31/1).
Pun penyuluhan dilakukan di seluruh Indonesia, melalui pembinaan desa. Meski baru dilaksanakan satu tahun pada 2015 di Pulau Jawa dan Sumatera, peredaran makanan tak layak berkurang secara signifikan pada awal tahun ini. “Turun sekitar 20% pengedarannya di tempat tersebut,” terangnya.
Masyarakat diberikan contoh makanan yang tak layak, seperti kerupuk putih dengan pinggiran warna-warni yang biasa digunakan untuk pendamping gado-gado. Diperlihatkan, bahwa kerupuk tersebut terbakar seperti plastic saat disulut api. Pun kadar kimia hasil pemeriksaan menunjukkan angka tak aman. Masyarakat juga di beritahu bahaya jangka panjang maupun jangka pendek akibat mengonsumsi makanan tersebut.
Reina Vina, salah satu anggota binaan desa BPOM dari Ciputat sepakati Hasan. Menurutnya penyuluhan ini sangat bermanfaat, sebab sebagai ibu rumah tangga ia jadi tahu makanan layak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Pun, ia akui beberapa makanan yang tak layak sempat ia konsumsi, namun setelah penyuluhan ia tak lagi konsumsi makanan tersebut. “Udah engga aye beli lagi, biar keluarge aye terhindar tuh dari penyakit di tipi-tipi,” tutupnya.