BOPM Wacana

Dusun Kreatif, Bukan Arena Outbound Biasa

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Ika Putri A Saragih

Anak-anak berebut untuk memainkan permainan tradisional egrang. | Ika Putri A Saragih
Anak-anak berebut untuk memainkan permainan tradisional egrang. | Ika Putri A Saragih

Tempat ini mungkin akan menarik kembali memori tentang masa kecil dengan suasana dan wahana permainannya. Bukan sekadar tempat outbound biasa.

Awal Mei lalu, saya berkesempatan menjadi kakak asuh dalam acara Indonesia Mengasuh. Acara ini digagas sebuah komunitas Kelas Dewantara demi menyambut hari jadi mereka yang pertama.

Saya berangkat menuju lokasi dengan angkutan umum menuju  Kecamatan Medan Amplas.  Butuh waktu sekitar setengah jam untuk sampai ke Jalan Marendal. Lalu saya dijemput kawan dengan sepeda motor menuju Jalan Mesjid.

Jalan yang kami lewati terbilang mulus dengan lebar masing-masing sebahu jalan untuk kendaraan dua arah. Dua puluh menit berlalu, kami belok ke kiri dari Simpang Kongsi. Suasana jalan mulai berubah menjadi kawasan perkampungan,tak ada rumah toko yang berjejer seperti di jalan sebelumnya. Rumah yang kami lewati terbilang sederhana dengan pemandangan ladang daun singkong dan jagung.

Setelah bertemu tugu bertuliskan “Selamat Datang di DUSUN KREATIF”, kami berbelok ke kiri dan disambut oleh gerbang berbentuk gapura. Dusun Kreatif inilah yang jadi area bermain kami. Kali ini suasana yang terasa kembali berbeda, suasana pedesaan. Kami memarkirkan kendaraan di atas sebuah tanah berbentuk tebing yang di bawahnya terdapat kolam-kolam ikan.

Di bagian belakang tempat kami parkir, terdapat sebuah pagar sederhana dari bilah bambu yang mengelilingi tiga buah bangunan lengkap dengan rumput dan pepohonan. Pintu masuknya sederhana dengan jalan setapak berbatu mengarah ke sebuah pendopo yang luas. Di sisi kanan pendopo terdapat sebuah saung bertingkat dan di sebelahnya terdapat sebuah balai terbuka lengkap dengan meja dan kursi.

Suasana pendopo yang asri dan disirami cahaya mentari.| Ika Putri A Saragih
Suasana pendopo yang asri dan disirami cahaya mentari.| Ika Putri A Saragih

Sekilas, bangunan di sini mengingatkan saya pada sebuah kedamaian nun jauh di pedesaan di mana segalanya tersusun secara rapi dan damai. Dengan atap pelepah berumbai dan bambu yang jadi bahan utama bangunan.

Setelah registrasi saya berkeliling pendop sambil mengamati benda-benda di sana. Hal yang menarik perhatian saya pertama kali adalah tiga buah papan congklak berbahan dasar kayu jati yang telah  dipoles  kecoklatan dan diukir berbentuk kuda. Sungguh gagah. Lalu ada sebuah alat pemutar musik lengkap dengan pengeras suara dan mikrofon.

Di sini terdapat berbagai macam permainan tradisional seperti enggrang dan terompah. Ada alat bermain luar ruangan juga yang tersedia yakni tenda kemah, layang-layang raksasa, sepeda gunung, dan tak lupa deretan buku di rak. Tepat di tengah pendopo ada sesuatu yang menurut pemikiran saya agak nyeleneh, sebuah kedai kopi mini modern.

Kebetulan saya berkesempatan untuk bertemu dan mengobrol dengan sang empunya tempat, Andi Eka Saputra. Lelaki paruh baya ini adalah pengagas dan pengelola tempat ini. Ia bilang Dusun Kreatif merupakan sebuah arena outbound dengan konsep permainan tradisional. “Karena permainan tradisional kini hampir dilupakan,” ungkapnya. Padahal menurutnya permainan tradisional merupakan sarana yang baik untuk mengembangkan aspek kognitif dan psikomotorik pada anak.

“Bahkan hal seperti kejujuran bisa didapat dari permainan congklak. Siapa yang tahu jika kita memasukkan dua batu dalam satu lubang?” tambahnya. Pun berkembangnya permainan modern yang melibatkan teknologi kini sulit dibendung. Maka dari itu, Bang Andi merasa perlu menyediakan wahana agar anak bisa menikmati permainan tradisional.

Saung dilengkapi dengan meja dan kursi untuk kegiatan belajar.|Ika Putri A Saragih
Saung dilengkapi dengan meja dan kursi untuk kegiatan belajar.|Ika Putri A Saragih

Empat tahun silam, Bang Andi membuka lahan seluas tiga hektare ini dengan tangannya sendiri. Targetnya dalam seratus hari tempat ini harus rampung. Ia kemudian mendapat tambahan tenaga dari beberapa kolega dan keluarga. Tepat 19 Mei 2013, Dusun Kreatif resmi beroperasi.

Bang Andi menjelaskan meski berkonsep permainan tradisional, Dusun Kreatif tak melulu hanya tentang itu. Ada juga kelas memasak masakan tradisional, susur desa, berladang, bermain di kolam, dan beberapa kegiatan untuk membangun karakter dalam permainan outbound. Kedai kopi mini nyeleneh itu ternyata juga digunakan sebagai sarana edukasi tentang kopi khas nusantara.

Salah satu yang jadi andalan di sini adalah permainan wayang suket. Menurut Bang Andi, Wayang Suket menjadi salah satu bentuk kreativitas luar biasa hasil cipta anak Indonesia. Konon Wayang Suket dimainkan oleh anak gembala untuk mengusir rasa bosan kala menggembala ternak dengan memanfaatkan batang daun singkong.

Seorang pengunjung yang juga relawan, Heppy Mariana Ritonga menikmati suasana asri yang lekat dengan suasana pedesaan. Sebagai tempat outbound, Dusun Kreatif benar-benar jauh  dari perkiraannya. “Biasanya kan flying fox,  pipe line,  dan permainan yang banyak pakai  ketangkasan fisik,”  tuturnya. Ia turut senang karena masih ada  orang yang peduli dengan permainan tradisional anak yang bermanfaat.

Dusun Kreatif diperuntukkan bagi semua kalangan. Tarif untuk bisa menikmati fasilitas di sini adalah Rp115.000/orang untuk anak dan pelajar tingkat TK–SD, Rp125.000/orang  untuk  Pelajar SMP- SMA, dan  Rp165.000/orang bagi  mahasiswa  maupun  pekerja  perusahaan. Selamat menikmati kembali masa kecil di Dusun Kreatif.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4