Oleh: Dewi Annisa Putri
Jika berwisata ke Bukittinggi, ada satu tempat yang tak boleh Anda lewatkan. Di mana Anda dapat mengisi lambung sekenyang-kenyangnya dengan berbagai makanan lezat. Jadi, ingat-ingatlah untuk singgah ke Los Lambuang.
Selain dapat mengunjungi banyak sekali lokasi wisata alam, Anda juga dapat berburu wisata kuliner di Bukittinggi. Salah satunya ada di Los Lambuang, sebuah surga masakan minang, khususnya nasi kapau.
Los Lambuang berlokasi tak jauh dari tempat Jam Gadang berdiri, di mana terdapat pasar yang menjual beraneka ragam barang. Pasar ini terbagi dua; Pasa Ateh (Pasar Atas) dan Pasa Bawah (Pasar Bawah).
Di Pasa Ateh kita dapat sepuasnya berbelanja keperluan pakan dan pangan, serta memborong oleh-oleh untuk dibawa sebagai buah tangan. Mulai dari pakaian, suvenir, hingga keripik dengan berbagai rasa. Sementara di Pasar Bawah, lebih banyak tersedia kebutuhan harian seperti pasar tradisional pada umumnya.
Jika kita menyusuri lorong panjang di Pasa Ateh, kita dapat menemukan tangga untuk turun ke Los Lambuang di tengah lorong tersebut. Pengunjung dapat beristirahat sejenak sambil mengisi tenaga kembali di Los Lambuang ini.
Dalam bahasa minang, los artinya lorong dan lambuang berarti lambung. Jika disatukan, Los Lambuang bermakna lorong yang dapat mengisi lambung.
Tepat sekali, di Los Lambuang ini dijual berbagai varian makanan yang dapat mengisi lambung hingga kenyang. Salah satu menu yang mendominasi dan paling diincar di sini yaitu nasi kapau.
Para pedagang berjualan di losnya masing-masing. Berbagai lauk khas Kapau diletakkan di atas piring dan di dalam baskom, kemudian disusun bertingkat dengan rapi. Tampilan yang sungguh menggoda perut begitu pengunjung masuk ke kawasan Los Lambuang ini. Sementara di balik berbagai lauk tersebut, para pedagang duduk dan siap mengambilkan pesanan pembeli.
Salah satu nasi kapau yang lumayan terkenal adalah nasi kapau Uni Lis yang telah ada sejak tahun 1989. Kini, nasi kapau ini dijual oleh Zarniati, cucu dari Uni Lis yang pertama kali membuka usaha ini. Uni Zar bercerita, sebelum berjualan di Los Lambuang ini, neneknya berjualan di Pasar Lereng.
Kelurga Uni Zar memang berasal dari daerah Nagari Kapau, Kecamatan Kilatan Kamang, Kabupaten Agam, tempat asal nasi kapau. Ia meneruskan tradisi berdagang nasi kapau ini karena sudah hafal bumbu yang digunakan neneknya sejak dahulu.
Menurutnya, nasi kapau buatannya selalu laris karena bumbu yang digunakannya dalam setiap masakan berbeda dari nasi padang. Umumnya, masakan nasi kapau lebih banyak mengandung santan. Selain itu, nasi kapau biasanya dilengkapi sayuran seperti kacang panjang, kol, dan nangka yang dipadukan dengan kuah gulai.
“Iko bumbunyo amak buek surang supaya lamak di lidah. Jam ampek pagi alah mulai masak (Ini bumbunya ibu buat sendiri supaya rasanya enak di lidah. Jam empat pagi sudah mulai masak),” papar Uni Zar.
Salah satu menu istimewa yang dijual olehnya adalah usus tambusu, yaitu usus berisi adonan tahu dan telur. Selain itu, ada banyak pilihan lauk yang tersedia, baik di los nasi kapau Uni Lis maupun di los lainnya. Seperti dendeng balado, ayam balado, rendang daging, kikil, dan masih banyak lagi. Rata-rata, pedagang nasi kapau di Los Lambuang menjual seporsi nasi kapau seharga Rp25.000,- hingga Rp35.000,-.
Amiruddin (36 tahun), wisatawan asal Bandung yang berkunjung ke Pasa Ateh mengatakan ia telah tiga kali datang ke Bukittinggi. Setiap datang ke kota ini, ia selalu berbelanja oleh-oleh di Pasa Ateh. “Dan selalu ingat makan nasi kapau di sini. Lauknya enak semua,” ujarnya.
Sementara Halimah Nurcahya (21 tahun), seorang warga Bukittinggi, mengatakan sering datang ke Los Lambuang. “Dari kecil dulu kalau belanja ke pasar selalu minta makan nasi kapau sama ibu, kami nggak pernah bosan makan di sini,” ceritanya. Ia mengidolakan nasi kapau karena pilihan lauknya yang sangat bervariasi. Menurutnya jika kuah dan sambal dari setiap lauk dicampur, rasanya akan semakin lezat.
Jadi, jika Anda berwisata ke Bukittinggi, jangan lewatkan wisata kuliner ala minang yang satu ini.