BOPM Wacana

Capsula Mundi, Cara Reinkarnasi Jadi Pohon

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Sri Wahyuni Fatmawati P

Ilustrasi: Alfat Putra Ibrahim
Ilustrasi: Alfat Putra Ibrahim

Ingin pemakamanmu nanti dikenang? Tak perlu kremasi atau mayatmu diawetkan. Aku tawarkan cara baru, kamu diubah jadi pohon.

Siapa yang tak ingin terlahir kembali? Selama ini banyak konsep reinkarnasi dalam beberapa ajaran. Kini, ada konsep reinkarnasi yang bersifat lebih ilmiah. Karena itu, kalau selama ini kita hidup dengan memikirkan bagaimana cara agar tetap hidup, sekarang kita berpikir apa yang harus dilakukan saat kita mati. Atau, cara baru untuk dimakamkan.

Anna Citelli dan Raoul Bretzel, keduanya tinggal di Milan, Italia. Mereka pertama kali mencetuskan ide ini dan mulai mengembangkannya. Tidak ada informasi pasti kapan ide ini ditemukan dan dikembangkan. Pastinya April 2003, mereka melakukan pameran pertama tentang Capsula Mundi di Milan. Diikuti pameran-pameran lainnya. Dilansir dari laman resminya, http://www.capsulamundi.it/, Capsula Mundi adalah proyek pertama di Italia yang dibuat untuk merealisasikan konsep pemakaman hijau (green cemetry).

Dari laman yang sama, keduanya mengatakan terinspirasi mengerjakan proyek ini karena berpikir kontribusi apa yang bisa dilakukan untuk masyarakat terkait penanganan alam ke depannya. Keduanya ingin mendedikasikan pekerjaan mereka untuk kehidupan masyarakat luas. Kematian adalah sesuatu yang misterius, terlepas dari agama, kematian adalah fenomena bilogis yang dialami oleh semua orang. Karena itulah mereka mendesain Capsula Mundi, peti mati yang menggambarkan sejauh mana kita dari Bumi.

Cara kerjanya sederhana, seperti ini.

Capsula Mundi yang dikembangkan ialah peti mati organik yang dapat didegradasi, wadah dengan bentuk lama yang sempurna seperti telur dan dibuat dengan bahan modern—starch plastic—di mana mayat diletakkan dalam posisi seperti janin di dalam kandungan. Starch plastic adalah plastik yang terbuat dari bahan-bahan biomassa, seperti lemak dan minyak dari tanaman musiman seperti kentang dan jagung. Jadi sudah pasti teknologi kapsul ini dijamin ramah lingkungan dibanding peti mati dari kayu yang biasa digunakan. Tentu saja kita harus menebang pohon terlebih dahulu untuk mendapat kayunya, setelah kayu didapatkan kemudian kayu tersebut akan dilapisi dengan timah agar jadi lebih kuat dan hal itu memakan biaya yang tidak sedikit.

Lalu, Capsula Mundi yang berisikan jasad manusia ditanam dalam tanah, seperti benih, dan di atasnya ditanami pohon seperti biasa. Pohon inilah yang kemudian akan membesar dan berkembang seiring bertambahnya nutrisi yang berasal dari jasad manusia. Pohon yang akan ditanam dapat dipilih secara bebas oleh kerabat dan teman-teman almarhum.

Makam jenis seperti ini akan bertahan selama bertahun-tahun, seiring perkembangan pohon di atasnya. Bisa juga pohon ini disebut seperti ‘kelahiran baru’. Bayangkan kalau semua orang menggunakan Capsula Mundi, tentu tidak akan ada lagi pemakaman suram, menyeramkan, dan dipenuhi batu nisan. Hanya ada hutan memori yang dipenuhi oleh Capsula Mundi.

Pemakaman yang semakin banyak akan membutuhkan lahan yang luas pula, dan artinya daerah resapan air berkurang. Teknologi ramah lingkungan seperti Capsula Mundi tentu menjadi salah satu alternatif menghindari hal tersebut, karena akhirnya pemakaman akan berubah menjadi hutan.

Untuk kamu yang tertarik harus menyimpan rasa penasaran terlebih dahulu dan mengubur impian itu sementara, pasalnya Indonesia masih belum memberikan izin resmi terkait penggunaan peti mati ini—sebenarnya penggunaan peti mati ini belum pernah diajukan di Indonesia, atau setidaknya belum pernah dikabarkan oleh media. Pun, kalau di Indonesia diizinkan, tentu masih bertahun-tahun ke depan baru bisa dilaksanakan.

Di Italia saja, negara para pembuatnya, Capsula Mundi masih belum boleh digunakan untuk pemakaman yang sebenarnya. Masih dalam laman resmi mereka, Anna Citelli dan Raoul Bretzel mengatakan mereka masih memperjuangkan penggunaan Capsula Mundi ini hingga sekarang.

Undang-undang Italia tidak mengizinkan pemakaman jenis seperti ini. Di Italia, pemakaman hanya boleh menggunakan kayu untuk pembuatan peti mati, itupun yang berbentuk kalengan. Pemakaman dilindungi dalam sebuah pengontrolan oleh pemerintah dan dalam sebuah area tertutup. Itupun, tempat pemakaman hanya bersifat sementara karena akan segera digantikan dengan bangunan lain, bisa jua berupa makam lain lagi. Kecuali, Anda punya kapel keluarga sendiri, yang bisa menampung semua makam keluarga besar Anda. Peraturan ini berdasarkan pada arahan dan ajaran Napoleon Bonaparte.

Kini Anna Citelli dan Raoul Bretzel membangun asosiasi bernama Asosiasi Capsula Mundi (Associazione Capsula Mundi) untuk menyosialisasikan dan memberitahu orang banyak mengenai masalah ini. Agar orang-orang tersadar dan turut berpartisipasi merampungkan izin legalisasi.

“Bersama-sama kita dapat meminta agar pemerintah mengganti perundang-undangan dan sehingga proyek ini dapat merampungkan proyek ini,” papar keduanya dalam laman mereka.

Jadi, kamu masih ingin mencobanya? Bantu Anna Citelli dan Raoul Bretzel dengan bergabung dalam Associazione Capsula Mundi. Selamat mencoba!

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4