Oleh: Lazuardi Pratama
Judul | : Whiplash |
Sutradara | : Damien Chazelle |
Skenario | : Damien Chazelle |
Pemain | : Miles Teller, JK Simmons, dan Melissa Benoist |
Tahun | : 2014 |
Durasi | : 106 menit |
Pemain drum muda potensial bertemu guru musik yang kejam. Tidak klise tanpa melupakan pesan motivasi.
Andrew Neiman (Miles Teller) memukul drum seperti kerasukan setan. Telapak tangan dan jari-jarinya mengucurkan darah. Darah itu bercampur dengan tetesan keringat Neiman di atas simbal, lalu simbal dipukul dengan pukulan double-time. Neiman, pemuda antisosial yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk menjadi pemusik paling berpengaruh abad ini banting tulang demi memenuhi ekspektasi guru musiknya.
Guru musiknya adalah Terrence Fletcher (JK Simmons). Fletcher adalah figur tak terduga. Ia bisa sekonyong-konyong meledak, seperti terapi hair dryer ala Sir Alex Ferguson: gaya marah-marah mantan manajer klub sepak bola Manchester United yang bisa membuat rambut berdiri itu. Di satu sisi, Fletcher bisa jadi sangat baik dalam memotivasi—tapi itu hanya pembuka untuk kemarahan berikutnya.
Fletcher adalah guru sekaligus konduktor. Ia membawa musik jazz ke dalam grup musik yang ia pimpin. Lagu favoritnya adalah Whiplash oleh Hank Levy, dan Caravan oleh Juan Tizol dan Duke Ellington. Di grup musik itu, Fletcher tak kurangnya bos kena ambeien. Ia mengumpat, memprovokasi, menampar, melempar kursi, dan memecat pemain saksofon begitu mudahnya karena tak tahu nada. Sementara Neiman semakin bekerja keras karena harus bersaing memperebutkan tempat di grup inti.
Skenario yang disusun sutradara sekaligus penulis skenario Damien Chazelle seperti itu adalah rumus dasar plot film motivasi bertema musik. August Rush (2007) menceritakan anak dengan bakat musik Evan Taylor—sama seperti Neiman—yang memperjuangkan musik dalam dirinya. Lalu dengan perjuangan naik-turunnya nasib, dan lantunan lagu-lagu menggetarkan hati membungkus semuanya. Chazelle tetap dengan rumus yang sama tapi mendobrak hal klise di dalamnya.
Chazelle tak banyak cincong. Tak perlu banyak-banyak kalimat mutiara. Tak perlu berlama-lama dalam kegalauan yang menyebabkan sang tokoh utama bangkit lagi. Nieman menghentak dengan drumnya. Fletcher memaki dengan makian ‘bernada fobia homo’ dan provokatif. Tabuhan drum Nieman-lah yang jadi semacam narator. Kita tahu Nieman sedang frustasi dan cemas berlebihan ketika ia menabuh drumnya. Ia beberapa kali tampil menabuh drum dengan kondisi situasi diri berbeda. Nieman dan drumnya menunjukkan semua pesan-pesan tentang kerja keras dan labilnya nasib.
Chazelle ingin memberi tahu bahwa motivasi terbaik datang dari rasa takut dan tekanan. Bahwa apresiasi terbaik datang dari diri sendiri dan audiens. “Tidak ada dua kata dalam bahasa Inggris yang lebih berbahaya daripada ‘kerja bagus!’,” kata Fletcher memberi tahu Nieman alasannya menjadi kasar. Fletcher ingin menciptakan seorang maestro, dan ia meyakini tak ada maestro tanpa mental baja.
Sebenarnya, cerita dalam film ini terinspirasi dari kisah nyata Chazelle. Ia pemain drum dulu ketika SMA. Fletcher adalah gambaran instruktur musik Chazelle yang juga kasar. Juga iklim kompetitif yang dirasakannya dulu. Chazelle dulunya ingin menjadi pemain drum hebat. Tapi ia sebenarnya menyadari bakat utamanya membuat film dan menulis skenario. Sutradara muda berusia tiga puluh tahun ini bisa dibilang baru dalam dunia persinemaan. Whiplash adalah film kedua Chazelle setelah Guy and Madeline on a Park Bench (2009), film bertema musik juga.
Selain pada skenario, ‘nyawa’ sebenarnya film ini adalah duet Miles Teller dan JK Simmons. Chazelle benar-benar memberi kesempatan keduanya untuk tampil maksimal dengan fokus cerita yang hanya pada mereka berdua, tidak ada tempat untuk tokoh lain. Bahkan kita hanya tahu latar belakang ayah Nieman sebagai dosen, penulis gagal, dan penyayang anak. Juga mantan pacar Nieman, Nicole (Melissa Benoist) yang hanya diberi kesempatan untuk tampil dua kali di belakang meja kasir, dua kali kencan singkat di kafe, dan suara lewat telepon.
Chazelle memang ‘kurang ajar’, tapi itu berhasil. Teller dan Simmons memang benar-benar memanfaatkan kesempatan itu. Apalagi si botak Simmons, kerutan-kerutan di wajahnya seolah-olah berbicara dan ikut-ikutan marah. Walaupun hanya Simmons yang diganjar Oscar menjadi nominasi aktor pendukung terbaik meninggalkan Teller, namun itu memang pantas. Begitu juga Chazelle untuk skenarionya. Dan Whiplash untuk film yang sayang bila kau lewatkan.