
Oleh: Dinar Fazira Fitri
Kebiasaan berbagi alat kosmetik bagi perempuan
Barangkali dari sejak kecil, kita sudah dikenalkan dengan perilaku berbagi. Sebab, berbagi adalah suatu tindakan yang berpengaruh baik pada orang lain. Mulai dari berbagi makanan atau barang, entah itu kepada saudara atau teman.
Bahkan, perilaku berbagi lekat disandingkan dengan kalimat “sharing is caring”. Namun, hal tersebut tidak berlaku ketika berbagi kosmetik. Sebagian orang, khususnya kaum perempuan, kerap abai terhadap kebiasaan ini. Saling pinjam alat kosmetik jadi hal yang biasa, padahal dampaknya berakibat negatif bagi diri masing-masing.
Touch-up, atau memperbaiki riasan kembali, rasanya sudah jadi hal wajib bagi banyak perempuan tiap bepergian. Biasanya dilakukan setelah makan, untuk perbaiki alas bedak atau menambah kembali olesan warna di bibir. Aktivitas tersebut sering dilakukan bareng-bareng, inilah waktu mereka untuk saling berbagi alat kosmetik.
Dilansir dari IDN Times, menurut studi tahun 2019 di Inggris Raya, ditemukan bahwa 79–90 persen make-up yang sudah terpakai (lipstik, lip gloss, dan beauty blender) terkontaminasi bakteri. Bakterinya termasuk Staphylococcus aureus dan E. coli.
Perlu diketahui bahwa area mata dan bibir adalah area yang sangat sensitif dan rentan. Di bagian ini terdapat selaput lendir. Memakai kosmetik mata bersama-sama dengan orang lain berisiko menularkan penyakit mata. Selain itu, produk kosmetik juga menjadi tempat berkembangnya bakteri.
Bahaya yang mengintai
Mata adalah salah satu organ yang paling sensitif dan halus, tapi juga menyimpan banyak bakteri. Bagi orang yang menggunakan lensa kontak, bakteri dapat menempel pada lensa dan terjebak. Berbagi kosmetik seperti eyeliner, maskara, dapat menyebabkan infeksi mata. Ini juga membuat seseorang lebih berisiko bintitan, mata merah, dan infeksi bakteri lainnya.
Dalam salah satu artikel Tirto.id, Ahli dermatologi, Dr. Sandy Skotnicki, M.D., pun menegaskan bahwa berbagi kosmetik bisa menyebabkan infeksi mata, contohnya pink eye atau konjungtivitis alias mata merah yang termasuk penyakit menular.
Kosmetik seperti concealer atau alas bedak, jika dibiarkan terbuka atau tidak tertutup rapat selama beberapa waktu, bakteri dapat menetap. Satu kali berbagi saja dapat mentransfer infeksi dan menyebabkan jerawat. Meski kuas dan aplikator sering dibersihkan, bakteri masih mungkin berkembang. Ada risiko besar bakteri itu menular dan menyebabkan infeksi.
Selain tidak higienis, berbagi lipstik atau pewarna bibir bisa menjadi penyebab penularan virus dari satu orang ke orang lain. Bahkan, berpotensi menularkan virus seperti herpes simpleks maupun jamur.
Cara aman saat berbagi alat kosmetik
Kita sendiri harus menjaga kebersihan alat kosmetik pribadi. Agar tetap higienis, selalu cuci tangan sebelum memakai make-up. Kemudian, tentu saja hindari memakai alat kosmetik bersamaan atau saling pinjam.
Namun, jika terpaksa harus meminjamkan kosmetik, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan. Yang terutama, pastikan alat kosmetik dalam keadaan bersih, bisa juga disemprot dahulu dengan alkohol atau sanitizer. Setelah pemakaian, cuci alat tersebut sampai bersih agar bisa digunakan kembali.
Jika kosmetik yang dimiliki dalam kemasan besar, ambil sedikit dan tempatkan di wadah yang lebih kecil sehingga lebih mudah dibawa kemana pun. Bawalah aplikator kecil dan ringkas serta mudah dibersihkan. Jangan pernah mengambil bahan kosmetik dari tempatnya langsung dengan jari. Gunakan aplikator atau cotton bud untuk mengurangi risiko tumbuhnya bakteri yang berasal dari tangan kita.
Beberapa cara tersebut memang terlihat simpel, tapi masih sulit diterapkan. Pasalnya, sebagian besar orang belum menyadari dampak yang diakibatkan. Berbagi itu baik, tetapi kita harus memastikan keamanan dan kesehatan diri. Dengan cara aman, berbagi kosmetik masih bisa dilakukan. Baiknya, menerapkan perilaku “sharing” tidak lupa tetap “caring” terhadap diri sendiri.



