Oleh Yanti Nuraya Situmorang
Berastagi, wacana.org/arsip — Dalam menjaga kekukuhan pluralisme perlu perhatian khusus. Hal ini supaya keberagaman tidak diklaim masyarakat mayoritas. Ataupun masyarakat mayoritas sewenang-wenang menyuruh masyarakat minoritas ikut ajaran mayoritas. Hal ini disampaikan pemateri dalam Pelatihan Pluralisme Veryanto Sitohang di Aula Hotel Horison oleh Aliansi Sumut Bersatu, Berastagi Sabtu, 15 Februari.
Veryanto mengatakan banyak masyarakat mengalami diskriminasi karena dianggap berbeda dari yang lain. “Hak semua orang untuk menentukan pilihannya,” ungkapnya.
Perhatian khusus yang dimaksud dapat berupa pencarian fakta, berinteraksi antarkelompok agama ataupun gender, mediasi, dialog, advokasi, dan arbitrasi serta membangun solidaritas antarmasyarakat. Bila hal-hal tersebut tidak dilakukan, maka dapat menjadi pemicu konflik.
Hartina, jemaat agama Baha’i membenarkan hal tersebut. “Diskriminasi itu sering kami alami karena dianggap masyarakat minoritas dan ajaran yang salah, tapi setiap orang berhak untuk memilih kepercayaan,” tuturnya.