Oleh Lazuardi Pratama
Judul: Pasific Rim
Sutradara: Guillermo del Toro
Pemain: Charlie Hunnam, Idris Elba, Rinko Kikuchi, Charlie Day, Burn Gorman
Durasi: 132 menit
Tahun Rilis: 2013
Untuk menggerakkan Jaeger dengan efektif butuh dua pilot yang pikiran dan emosinya terkoneksi baik, ketika Jaeger mulai beraksi, roman dua pilot pun terjadi.
Stacker Pentecost (Idris Elba) bersikukuh untuk tidak mengangkat Mako Mori (Rinko Kikuchi), anak angkatnya menjadi salah satu pilot. Sang Marshal punya alasan tersirat di balik tampilannya yang tenang dan mendominasi. Tapi salah seorang kru Pan Pasific Defense Corps—Stacker menyebutnya kelompok perlawanan terhadap Kaiju setelah dihentikan bantuan dananya oleh para pemimpin dunia—menyatakan Mako mempunyai trauma masa lalu dan beresiko ‘mengejar kelinci’.
‘Mengejar kelinci’ berarti terpengaruh berat terhadap kenangan masa lalu, ketika Mako Mori sendirian dikejar-kejar monster sebesar gedung bertingkat puluhan yang awam disebut Kaiju. Itulah mengapa Stacker keras kepala untuk mencari pilot lain yang akan mendampingi seorang pilot kawakan Raleigh Becket (Charlie Hunnam).
Raleigh, seorang pilot veteran yang juga mempunyai trauma masa lalu ketika berduet dengan abangnya menghadapi Kaiju di lepas pantai Anchorage, Alaska. Jaeger yang mereka kendarai Gipsy Danger, rusak berat dan membunuh abang Raleigh. Tapi tidak seperti Mako, Raleigh dapat mengendalikannya gejolak emosinya.
Sementara Stacker bersikukuh untuk tidak merekrut Mako, Raleigh justru mendukungnya karena terpesona dengan kemampuan bertempurnya. Belakangan Raleigh beralasan dia dengan Mako memiliki koneksi emosi yang kuat.
Mako, seorang gadis jepang berambut pendek punya catatan latihan yang sempurna dan impresif sehingga menjadikannya kandidat kuat dikalangan semua kru, termasuk Raleigh untuk menjadi pilot Jaeger. Stacker yang tidak ingin hal tersebut terjadi membuat sayembara kepada calon-calon pilot pendamping Raleigh, tapi semua tidak ada yang mampu memesona Raleigh kecuali Mako. Usaha yang sangat keras dari Mako untuk membujuk Stacker meluluhkan hati Raleigh sehingga sekonyong-konyong di antara mereka berdua bersemi bibit-bibit cinta.
Rinko berusaha keras menampilkan Mako agar tampil imut, manis dan akraktif, padahal usia Rinko sudah berkepala tiga. Hasilnya buruk, akting Rinko dalam beberapa adegan terkesan tidak cocok dengan Charlie serta Idris. Seperti saat Mako membujuk Stacker bersama Raleigh agar diperbolehkan menunggangi Jaeger. Untung Charlie dapat menutupinya dengan karakter Raleigh yang karismatik, walaupun air wajahnya kaku sepanjang film.
Seperti kisah dalam sinema mingguan dari Meksiko, Mako adalah Esmeralda sedangkan Raleigh adalah Jose. Esmeralda buta, Mako traumatik, sementara itu Raleigh atau Jose adalah pemuda tampan nan bersinar. Lalu hubungan mereka tersendat gara-gara seorang ayah.
Banyak dialog cheesy dan adegan-adegan membosankan agar hubungan Raleigh dan Mako begitu kuat di mata penonton. del Toro seakan tak fokus membagi genre, tetap mempertahankan aksi canggih para robot raksasa Jaeger dan mengalirkan jalan cerita atau bermain-main dulu dengan intrik pasangan Raleigh-Mako.
Bermain-main dengan cerita roman menjadi genre sampingan memanglah persoalan yang riskan. Jatuhnya seperti film del Toro sebelumnya, Hellboy (2004) yang ujung-ujungnya adalah keagungan cinta dapat mengalahkan segala masalah yang ada.
Pasific Rim tidak melulu gagal dalam memainkan cerita roman di dalamnya. Yang terpuji adalah bromance—roman pasangan lelaki—antara Dr Newton Geiszler (Charlie Day) dan Gottlieb (Burn Gorman). Newton adalah seorang doktor yang menggeluti dunia biologi, sedangkan Gottlied adalah pria paruh baya yang tubuhnya senantiasa bergetar seperti terkena parkinson, namunfisikawan jenius.
Newton berambisi membuat alat yang bisa menghubungkan manusia dengan Kaiju, keputusan tersebut ditentang habis-habisan oleh Gottlieb yang memercayai angka dan fakta seperti memercayai Tuhan. Kedua karakter yang berseberangan ini sering terlibat konflik keras namun menggelitik. Dialog mereka hadir berisikan humor dan lelucon jenaka hingga mampu membuat Marshal tenang seperti Stacker meluap emosinya.
Namun, siapa yang tidak setuju, terlepas dari kisah cinta yang seperti telenovela, del Toro menghadirkan sebuah film musim panas yang berwarna, penuh petualangan berteknologi tinggi dan tampilan pertempuran kolosal antara Jaeger, robot super besar yang diciptakan manusia untuk bertahan terhadap serbuan monster besar yang muncul dari dasar Samudera Pasifik untuk menginvasi bumi yang diberi nama Kaiju. Sesuai kata Raleigh, “Untuk melawan monster, kita membuat monster kita sendiri.”