
Oleh: Reza Anggi Riziqo
Medan, wacana.org – Sejumlah masyarakat di Medan menggelar Aksi Kamisan dengan mengusung tema “Meilawan” di depan Tugu Kantor Pos Medan. Hal ini disampaikan langsung oleh Pimpinan Aksi Widiya Hastuti, Kamis (26/5).
Tema “Meilawan” digunakan sebagai bentuk refleksi terhadap tragedi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia sepanjang bulan Mei tahun 1998. Dilandasi bentuk perlawanan terhadap pelanggaran HAM yang ada hingga saat ini, Aksi Kamisan dilakukan untuk memberi edukasi kepada masyarakat Kota Medan akan pentingnya HAM.
Aksi dihadiri oleh puluhan massa yang terdiri dari aktivis hingga anak muda di Kota Medan. Massa yang hadir membawa payung hitam dan memegang berbagai poster berisi narasi-narasi yang menyinggung isu pelanggaran HAM yang pernah terjadi. Terdapat juga orasi yang disuarakan dalam aksi menyoroti isu pelanggaran HAM di berbagai bidang: politik, lingkungan, pendidikan, hingga pelecehan seksual.
Widiya mengatakan aksi serupa telah lama dilaksanakan di kota-kota lain di Indonesia. Aksi Kamisan awalnya diprakarsai oleh keluarga korban pelanggaran HAM tragedi 1998 yang dihadiri oleh Sumarsih, Suciwati (istri Munir Said Thalib), dan Bedjo Untung di Jakarta pada 2007. Ia berharap Aksi Kamisan dapat dilaksanakan setiap Hari Kamis di Kota Medan. “Aksi ke depannya akan membawa isu pelanggaran HAM yang lebih spesifik dan lokal,” ujar Widiya.
Salah satu massa Aksi Kamisan yang hadir dari Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat Sumatera Utara Christian mengatakan bahwa memang seharusnya ada suatu aksi yang menyuarakan bentuk kepedulian terhadap HAM di Kota Medan. Ia juga berharap aksi ini dapat dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan. “Mungkin bisa menghadirkan sosok atau keluarga korban pelanggaran HAM dalam aksi,” ujar Christian.