Oleh: Apriani Novitasari

Tanah Datar, wacana.org/arsip — Ekspedisi adalah liputan mendalam untuk membongkar wacana mengenai alam. Oleh sebab itu dibutuhkan data-data hasil riset atau data-data sejarah untuk menghasilkan tulisan yang bisa jadi rujukan menulis tulisan ilmiah. Hal ini dikatakan Ahmad Arif, Ketua Tim Ekspedisi Cincin Api Indonesia Kompas dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN)Ekspedisi Jurnalistik, Sabtu, 31 Agustus di Aula Kantor Bupati Tanah Datar.
Selain itu, Arif mengatakan jurnalisme ekspedisi sama dengan jurnalisme riset. “Basic-nya riset, kalau enggak nanti jatuhnya pada travelling,” tegasnya. Menurutnya, riset-riset yang disajikan harus menggunakan bahasa populer agar mudah dipahami masyarakat luas. Salah satu contoh riset yang pernah dilakukannya adalah menyebarkan delapan ratus kuisioner di lima kota besar yang di daerahnya pernah terjadi bencana.
Icha Wulanda, salah satu peserta PJTLN setuju dengan pernyataan Ahmad Arif. Menurutnya, riset adalah hal yang paling penting untuk liputan yang ekspedisi, karena yang dipaparkan bukan hanya sekadar opini, tapi juga menguak fakta yang ada.
“Jadi kalau data kita kurang apa yang mau kita ungkapkan sebagai bukti bahwa itu fakta,” ujarnya.Ia menambahkan cara membuktikan sesuatu hal tersebut adalah fakta dengan riset.