BOPM Wacana

Pertanyaan Demi Pertanyaan The Maze Runner

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Aulia Adam

Judul : The Maze Runner
Sutradara : Wess Ball
Naskah : Noah Oppenheim, Grant Pierce Myers, TS Nowlin
Pemain : Dylan O’Brien, Thomas Brodie-Sangster, dan Will Pouter
Tahun rilis : 2014

Ada bocah dari film Nanny McPhee, Narnia, dan serial Teen Wolf yang sudah jadi aktor-aktor tampan di sini. Tapi sayang, dibungkus naskah yang membingungkan, penampilan aktor-aktor ini jadi biasa-biasa saja.

Minho (Ki Hong Lee) menunjukkan peta labirin yang memenjara mereka kepada Thomas (Dylan O'Brien). | Sumber Istimewa
Minho (Ki Hong Lee) menunjukkan peta labirin yang memenjara mereka kepada Thomas (Dylan O’Brien). | Sumber Istimewa

Satu lagi film diangkat 20th Century Fox dari adaptasi novel New York Times Bestseller. Kali ini milik penulis James Dashner. Judulnya sama dengan novel adaptasinya, The Maze Runner.

Bercerita tentang seorang bocah berusia enam belas tahun, diperankan aktor dari serial Teen Wolf, Dylan O’Brien, yang tampak jauh lebih berotot dan tua. Sejak di awal rol berputar, kita tak kenal dengan bocah ini. Bahkan dirinya sendiri tak tahu siapa ia. Ia juga lupa namanya. Yang ia tahu, ia baru saja bangun dari pingsan panjang dan sudah berada dalam sebuah kotak elevator. Kotak yang mengantarkannya pada sebuah tempat asing.

Sama seperti si bocah, penonton juga digiring untuk bertanya-tanya: siapa si bocah itu? Tempat apa itu? Kenapa dia ada di sana? Darimana asal si bocah? Film apa sebenarnya ini? Kenapa saya nonton film ini?

Pertanyan-pertanyaan ini tak sekonyong-konyong langsung dijawab dalam menit-menit awal. Bersama Dylan O’Brien yang tak tahu namanya, penonton juga digiring untuk menyusun cerita. Kita mulai tahu kalau tempat itu bernama The Glade, titik tengah dari sebuah labirin raksasa pemakan siapa pun yang masuk ke dalamnya.

The Glade diisi oleh para pria, berusia sebelas hingga tiga puluh, yang ternyata juga mengalami hal serupa dengan Dylan O’Brien yang akhirnya ingat namanya. Semua pemuda itu baru ingat nama mereka selepas sehari atau dua hari berada di The Glade. Dylan yang ternyata bernama Thomas mulai menyelidiki tempat itu.

Sebenarnya ia dilarang ini-itu oleh Alby (Aml Ameen), pemimpin The Glade. Semisal tak boleh masuk ke labirin, harus bekerja sesuai perintah, dan hidup akur dengan pemuda lainnya di The Glade. Tapi, Thomas tak bisa diam. Seolah disalurkan rasa penasaran penonton, Thomas menggiring cerita untuk menemukan pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak penonton ketika menonton film ini.

Satu per satu pertanyaan tentang apa sebenarnya tempat itu mulai terkuak.

Di sana, Thomas berteman dengan Newt yang diperankan Thomas Brodie-Sangster dari film Nanny McPhee dan serial televisi Games of Thrones. Sama seperti penampilan Dylan, Thomas Brodie juga sudah jadi pemuda gagah yang bekerja sebagai petani di kebun The Glade. Sekadar mengingatkan, Thomas Brodie sudah sering diganjar berbagai penghargaan saat ia masih bocah. Jadi, tak usah ragu dengan bakat aktingnya.

Melalui Newt, pertanyaan-pertanyaan Thomas mulai terjawab.

Ternyata, labirin itu berisi monster-monster yang mereka namai Griever. Labirin itu juga satu-satunya jalan keluar para pemuda dari The Glade. Sebuah ironi yang menghantui hidup masyarakat The Glade selama tiga tahun mereka hidup di sana. Untuk mengetahui seluk-beluk labirin yang berganti tiap saat, Alby dan pemuda lainnya mengutus Para Pelari, beberapa pemuda yang dinilai cerdas, tangguh, dan cepat, untuk menemukan jalan keluar yang mereka pikir ada.

Thomas memahat namanya di tembok labirin, meresmikan dirinya sebagai penghuni baru di The Glade. | Sumber Istimewa
Thomas memahat namanya di tembok labirin, meresmikan dirinya sebagai penghuni baru di The Glade. | Sumber Istimewa

Singkat cerita, Thomas yang memang pemberontak, direkrut jadi Pelari saat berhasil membunuh seekor Griever yang ternyata adalah robot. Hal itu tak mudah-mudah amat. Thomas harus berkelahi dulu dengan penghuni lama The Glade, si Gally yang diperankan Will Pouter, bocah naga di The Narnia and The Voyage of The Dawn Treader yang juga sudah berotot dan tua. Kelak, Gally ini yang akan jadi rival Thomas.

Tapi sampai separuh rol film diputar, pertanyaan tentang siapa sebenarnya pemuda-pemuda itu, dan apa sebenarnya labirin itu masih belum terjawab. Bahkan sampai rol folm selesai diputar, pertanyaan-pertanyaan ini tak selesai dijawab.

Thomas dan sekutunya memang berhasil menemukan jalan keluar dari labirin setelah seorang gadis datang tiba-tiba ke The Glade. Tentu saja melalui kotak elevator yang membawa Thomas dan pemuda lainnya. Mereka mulai menemukan teka-teki jalan keluar-masuk labirin itu. Dan berhasil menemukan mayat-mayat peneliti yang menempatkan mereka dalam The Glade sebagai kelinci percobaan.

Intinya, sampai film ini selesai, yang Thomas tahu mereka adalah kelinci percobaan. Dari apa? Film ini pun tak bisa menjawabnya. Film prequelnya mungkin yang bisa menjawab.

Dibangun dari pertanyaan-pertanyaan, film ini juga ditutup dengan pertanyaan-pertanyaan baru. Bahkan beberapa pertanyaan di awal cerita, belum selesai dijawab. Siapa yang bisa disalahkan? Mungkin, naskah yang benar-benar berbeda dari novel adaptasinya ini adalah jawabannya. Tim Noah Oppenheim dalam dek penulisan naskah, terlalu banyak berimprovisasi dari novel aslinya dan malah membuat kemenarikan film ini jadi jatuh.

Percuma, aktor-aktor muda yang sudah dipilih Wess Ball. Mereka cuma bisa jadi pemanis, agar penonton dari kalangan remaja putri tertarik beli tiket bioskop untuk nonton The Maze Runner.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4

AYO DUKUNG BOPM WACANA!

 

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan media yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa USU.
Mari dukung independensi Pers Mahasiswa dengan berdonasi melalui cara pindai/tekan kode QR di atas!

*Mulai dengan minimal Rp10 ribu, Kamu telah berkontribusi pada gerakan kemandirian Pers Mahasiswa.

*Sekilas tentang BOPM Wacana dapat Kamu lihat pada laman "Tentang Kami" di situs ini.

*Seluruh donasi akan dimanfaatkan guna menunjang kerja-kerja jurnalisme publik BOPM Wacana.

#PersMahasiswaBukanHumasKampus