oleh: Mila Audia putri
Dibawah sinar arunika
Dijalanan kota yang ramai oleh lautan manusia
Sang tukang becak mengayuh dengan derana
Terpancar senyum sapa yang baswara
Pedal demi pedal Ia putar dengan teliti
Menghadapi tantangan yang tiada henti
Mengantarkan sang pelita hati
Tukang becak, pejuang jalanan yang sejati
Tak ada klakson yang nyaring
Tak ada deruan kenalpot yang bising
Hanya suara kaki dan suara nafasnya yang iring beriring
Merdu bagai nada-nada yang berkeliling
Meski peluh tanda letih
Mengemban tugas penuh dedikasi
Berpuluh tahun dengan cerita yang dibagi
Menjadikan perjalanan kami lebih indah dan berarti
Becakmu tak sekedar kendaraan
Tapi juga simbol akan kerja keras dan pengabdian
Kaulah pahlawan tak dikenal dibalik keramaian
Pada tukang becak, puisi ini kupersembahkan