BOPM Wacana

Panduan Ringan Menjawab Pertanyaan ‘Mau Jadi Apa?’

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Shella Rafiqah Ully

Judul : Aku Mau Jadi Apa?
Penulis : Rusydan Ubaidi Hamdani
Penerbit : Trans Media Pustaka
Tahun Terbit : 2013
Jumlah Halaman : 189 halaman

Ulasan buku ini tak bertele-tele, tapi terkesan tak rinci. Namun ada sisipan kata-kata bijak dan gambar yang bisa membuat Anda merasa sedang tak digurui tentang mau jadi apa Anda.

Foto: Mutia Aisa Rahmi
Foto: Mutia Aisa Rahmi

Dalam catatan penulis di halaman pertama buku akan kita temukan penjelasan mengapa penulis memilih judul ini.

Ia bilang masih banyak orang belum mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan oleh dirinya dan kemana arah hidup khususnya untuk sebuah pekerjaan.

Di akhir lembaran catatan penulis, ia terangkan poin utama adanya buku ini ingin menyampaikan tidak ada satu profesi pun yang tidak baik. Melainkan sebenarnya banyak profesi yang dijalankan dengan tidak baik.

Setelah halaman tersebut barulah kita disuguhi daftar isi yang berisi lima belas bab yang keseluruhannya merupakan hasil analisis. Dan itu bisa jadi sebuah panduan singkat untuk membantu pembaca menjawab pertanyaan: “Aku mau jadi apa?”.

Bab pertama dibuka penulis dengan judul ‘Sepenggal Cerita Tentang Cita-cita Masa Lalu’. Tak bisa dipungkiri semua orang pernah mengalami perjalanan mengenai cita-cita yang selalu berubah-ubah. Namun, penulis menjanjikan bahwa buku ini akan membantu pembaca menemukan cita-cita yang selama ini hilang.

Terlalu fokus pada kekurangan serta melupakan potensi yang ada dalam diri merupakan salah satu masalah yang menyebabkan sering timbulnya pertanyaan, “Kok dia bisa tapi kita enggak, ya?” dalam diri. Cara mengatasinya penulis bahas dalam bab kedua. Penulis kembali berjanji membantu menentukan renjanadan talentadalam diri pembaca agar semakin jelas profesi yang dipilih.

Tulisan-tulisan dalam bab selanjutnya bernada serupa. Penulis coba mengajak para pembaca untuk berpikir dan menganalisis. Sesekali ia sisipkan contoh kasus ataupun keadaan. Seperti pada bab ‘Mind Blocking’, penulis mengajak pembaca untuk menggambar pemandangan lalu sama-sama mengulasnya. Ia  suguhkan gambar pemandangan yang juga ia gambar lalu menjelaskan bagaimana pada akhirnya sudah banyak orang yang terjebak dalam mind blocking.

Tak sulit memahami buku ini, tak pula ada banyak pembahasan bertele-tele memang tapi ada kesan beberapa hal tak dijelaskan secara rinci.

Misalnya pada bab ‘Upgrade Your Talent’,awalnya pembaca dijanjikan untuk mengenal talenta yang ada dalam dirinya. Yakni dengan cara menuliskan langsung kekurangan dan kelebihan dalam diri, kekurangan dan kelebihan menurut pandangan orang, mata pelajaran dengan nilai tertinggi, tokoh idola, prestasi-prestasi di dalam kotak yang disediakan buku ini. Namun di akhir pembahasan penulis hanya menuliskan jika jawaban mengarah pada satu profesi atau bidang kerja berarti pembaca telah mengenali renjanadan talenta dalam diri.

Ia sama sekali tak rincikan mengapa dan bagaimana selanjutnya pembaca yang tak fokus pada satu profesi atau bidang kerja. Bagaimana kelanjutan untuk pembaca yang belum kenali renjanadan talentanya.

Targetnya setelah semua yang menjadi masalah memilih profesi dipaparkan pada bab sebelumnya, pembaca mulai berpikir dan tak lagi terjebak pertanyaan dalam dirinya sendiri. Penulis menghendaki action, focus, be positive dan akhirnya sukses.

Empat hal tersebut dikemas sebagai empat bab terakhir buku ini dan menjadi penutup panduan singkat. Setidaknya pembaca sudah mampu mengenali renjanadan talentanya.

“Profesi yang telah kamu pilih, bahkan rencana apapun yang ada dalam hidup kamu tidak akan berguna jika kamu tidak berusaha mewujudkannya sebab perjalanan seribu mil tetap dimulai pada satu langkah kecil,” papar penulis.

Dalam buku ini terlihat penulis mencoba memposisikan diri tidak hanya sebagai penulis yang sedang memaparkan saran. Melainkan sebagai teman diskusi bersama pembaca. Pada beberapa lembar ia siapkan kotak-kotak kosong tempat pembaca menuliskan keadaanya dan kemudian dibandingkan dengan keadaan yang dianalisis penulis.

Banyak pula kata-kata bijak yang disisipkan di tiap halaman buku ini, lazimnya buku-buku penuntun. Bisa jadi kata-kata bijak ini sebagai penambah motivasi pembaca yang sedang kebingungan menghadapi dirinya.

Manusia tidak dirancang untuk gagal beberapa manusia hanya gagal merancang

Pilihlah profesimu berdasarkan kompetensi, bukan  sekadar kompensasi semata.

Gambar-gambar ilustrasi di awal bab dan beberapa lembar berwarna hijau serta hitam yang kita temukan di tengah-tengah halaman lumayan bisa memudarkan pikiran. Pikiran kita dibuat lupa bahwa buku ini adalah sebuah buku penuntun yang biasanya suka menggurui.

Lewat buku ini setidaknya penulis menanamkan pikiran untuk tak lagi melakukan apapun yang tak sesuai dengan renjanadan talenta diri. Sebab akan berimbas pada pikiran yang tak akan mampu berinovasi dan kemampuan terbatas untuk menciptakan hal-hal spektakuler dalam bidang yang digeluti.

Hidup adalah Proses. Hidup adalah Belajar. Tanpa ada batas umur. Tanpa ada batas tua. Jatuh berdiri lagi, kalah mencoba lagi, gagal bangkit lagi. “Never Give Up” sampai Tuhan berkata waktunya pulang.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4