Oleh: Ika Putri A Saragih
Judul | : Surat untuk Sahabat |
Penulis | : Prabowo Subianto |
Penerbit | : Media Kita |
Tahun Terbit | : 2013 |
Jumlah Halaman | : 269 halaman |
Tak salah membaca buku ini jika ingin paham dengan gagasan penulisnya. Tapi sayang, buku ini terkesan menjurus pada kampanye dan promosi partai serta diri penulisnya sendiri.
Buku ini tanpa kata pengantar. Selepas membaca daftar isi kita langsung masuk ke surat pertama, “Mewujudkan Jakarta Baru”. Surat ini ditulis menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta keenam belas. Waktu itu Prabowo dengan tokoh politik lainnya menghadirkan gaya kepemimpinan baru dengan menggaet Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu sedang masyhur karena gebrakan progresif yang dilakukannya saat menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Tulisan awal ini tak fokus, melebar hingga ke pembicaraan tentang Indonesia yang belum mampu jadi negeri produsen. Di akhir, Prabowo baru mengimbau agar semua pihak aktif dengan mengajak kerabat yang punya KTP jadi pemilih. Sebab 400 ribu suara hantu disinyalir masih beredar. “Kalau kita bisa pengaruhi kerabat untuk memilih, artinya suara hantu yang banyak tak bisa pengaruhi hasil pilkada,” tulisnya.
Dari sepuluh surat yang ditulis Prabowo, ”Menuju 2014-Tahun Perubahan” dan ”6 Program Aksi Gerindra” adalah yang paling menarik. Sebab dalam keduanya, Prabowo mencoba memberikan alternatif kepemimpinan ala dirinya dan partai pengusungnya, Gerakan Indonesia Raya alias Gerindra. Ia coba mengajak para pembaca untuk memberikan dukungan dengan memaparkan masalah-masalah yang dihadapi negeri ini dan solusinya. Seperti mengenai sistem ekonomi neoliberal yang selama ini dijalankan keliru.
Ia mengatakan sempat dicemooh karena lebih mendukung ekonomi kerakyatan yang diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945. Namun saat krisis ekonomi terjadi di negara asal sistem ekonomi liberal, Amerika Serikat, Prabowo dapat membuktikan teorinya.
Ia juga menyinggung perihal dominasi asing di Indonesia. Ia sangat menyayangkan hal itu. Ia pun tak memungkiri dirinya merupakan hasil tempahan pendidikan barat. Namun ia akui banyak belajar dari negeri asing dan menerapkan apa yang baik menurutnya di negeri ini. Ia ingin menjadikan Indonesia tuan rumah di negeri sendiri.
Ia tuliskan juga targetnya: Gerindra bisa menjadi single majority di DPR RI. Prabowo cukup opitimis sebab dari beberapa survei menunjukkan Gerindra mampu berada di posisi teratas walau merupakan partai baru.
Agaknya target Prabowo sedikit meleset, ia harus puas sebab partainya hanya berada di peringkat ketiga. Dengan PDIP dan Golkar berturut-turut ada di posisi pertama dan kedua. Tapi ia masih bisa berbesar hati sebab Demokrat yang mendominasi pada pemilihan sebelumnya berada di posisi keempat. Kepercayaan rakyat pada Prabowo dan gerakannya terbukti cukup banyak dengan hasil ini.
Tambahan arus dukungan yang banyak mengalir padanya juga dibuktikan dari 2,5 juta lebih teman Facebook yang bergabung di halamannya. Juga halaman Facebook Gerindra yang jadi halaman partai politik paling banyak disukai di dunia.
Dalam buku ini terlihat jelas betapa Prabowo ingin menduduki kursi nomor satu di negeri ini. Ia katakan sudah seharusnya negeri dengan penduduk keempat terbanyak di dunia ini diperbaiki dari segala sisi. Prabowo rasa ia dan Gerindra dapat mewujudkan hal tersebut. Maka di setiap surat ia berupaya menngimbau pembaca agar berpartisipasi dengannya. Dan seperti yang tertulis di atas supaya memengaruhi kerabat dalam pemilu nanti.
Tulisan yang ada di buku ini sebenarnya merupakan saduran ulang dari tulisan yang ia post di halaman Facebook-nya. Rangkaian kalimatnya persis seperti kampanye. Persuasif, monoton, tegas dan cukup membosankan sebab beberapa hal diulang-ulang. Misalnya pada tulisan tentang visi dan imbauanikut serta bersamanya untuk membangun Indonesia baru. Prabowo sepertinya sadar bahwa pengulangan itu merupakan salah satu teknik yang efektif guna memengaruhi pikiran khalayak.
Dan dengan cukup cerdas ia memberi selipan beberapa foto dirinya dalam berbagai kesempatan di banyak lembaran. Cukup ampuh menghilangkan kejenuhan sesaat.
Buku ini sempat ditolak untuk diedarkan oleh Gramedia. Dengan alasan manajemen mereka mengkhawatirkan kalau toko buku mereka dianggap wadah promosi partai Gerindra.
Bagaimanapun buku curahan hati ini dan gagasan Prabowo ini bisa dibaca semua warga Indonesia yang ingin mengetahui pemikiran dan gagasan serta perjuangan Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia Baru. Buku ini juga disertai bonus film dokumenter dan enam buah stiker Gerindra. Cocok dijadikan referensi bagi pemilih-pemilih muda.