Oleh: Raihan Uliya
Dua menit lagi, Sayang
Mari kita menari lagi
Tak perlu api
Tak perlu matahari
Kotori tubuhku bijak-bijak
Ah, kau tak punya kata?
Atau majikanmu tak punya tinta?
“Anggak!”
“Kau anggak!”
“Majikanmu tukang kayu anggak!”
Maka menarilah
Ajak ia kotori aku elok-elok
Campuri kata, campuri tinta
Tarikan dansa sang pujangga
Pula tak mau, pula tak bisa
Ia majikan tak cerdas pelihara pena
Antar saja ia menari di bawah rembulan
Kotori tanah kuburan