Oleh: Miftahul Husna Siregar
Ketika bicara pada yang nyata tak lagi dihiraukan
Pada yang ada dianggap tiada
Pada keadilan segalanya tak lagi adil
Bicara terasa seperti bungkam
Ketika semua tak seperti seharusnya
Tak seperti sebaiknya
Tak seindah yang seharusnya baik
Ketika kata yang tak mampu terucap ini
Hanya mampu melontarkan senyuman penuh arti
Segalanya hanya ada dalam angan
Ketika itu hujan turun dengan derasnya
Ketika segala daya dan upaya telah dilakukan
Pemikiran dan hati tak lagi sejalan
Ketika itu pula hanya doa yang mampu kupanjatkan
Oh, hanya pada-Nya kumampu lontarkan harapan
Ketika semua yang kuungkapkan pada-Nya tak seperti yang kuharap
Ketika itu pula Dia tunjukkan kuasa-Nya
Penulis adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2014.