Pada umumnya setiap orang pasti ingin memiliki tabungan di masa depan. Hanya saja selalu dihalangi oleh nafsu dunia.
Dewasa ini perkembangan zaman mengarahkan kita pada banyak perubahan. Salah satunya adalah perubahan gaya hidup. Munculnya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme bisa dikatakan berbahaya terutama untuk generasi milenial. Untuk mengatasinya, terciptalah konsep Frugal Living yang mulai trending pada tahun 2007 silam.
Berasal dari padanan kata frugal yang berarti hemat dan living yang artinya hidup. Dalam pengertian sederhananya, Frugal Living adalah gaya hidup yang tetap mengedepankan mindset hemat tanpa mengesampingkan value suatu barang.
Di masyarakat, gaya hidup frugal disalahartikan sebagai hidup yang serba hemat, super ngirit, dan akhirnya berujung dicap pelit. Namun Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menyatakan bahwa hidup berhemat dengan pelit adalah dua hal yang berbeda. Berhemat pada gaya hidup frugal berarti menunda segala kesenangan yang bersifat boros guna untuk mempersiapkan rencana masa depan.
Frugal Living dilatarbelakangi oleh gerakan FIRE (Financial Independence Retire Early). Gerakan dari USA ini mengajak kaum pekerja untuk mendukung kebebasan finansial dan pensiun dini. Jika pada konsep hidup minimalis berprinsip things that matter, maka pada konsep gaya hidup frugal memegang prinsip values that matter. Dengan menerapkan konsep dan prinsip tersebut, seseorang diharapkan mampu mengatur keuangan juga dapat melatih diri agar lebih disiplin saat menentukan prioritas dan mengenali kebutuhan bukan keinginan.
PsychologyToday menjelaskan bahwa para penganut gaya hidup frugal percaya pada dasarnya setiap produk dan kebutuhan aktivitas ekonomi manusia akan berakhir di pembuangan sampah. Oleh karena itu, manusia seharusnya sudah mulai mempunyai mindset, jika ingin membeli sesuatu maka pertimbangkan terlebih dulu manfaat jangka panjang dari barang tersebut.
Dalam menerapkan Frugal Living, ada beberapa tips yang dapat dilakukan:
Pertama, budgeting.
Punya perencanaan keuangan adalah satu hal yang paling penting. Beberapa orang sering mengalami besar pasak daripada tiang. Bahkan pada sebuah survei yang dilakukan oleh gobankingrates.com menyebutkan banyak generasi milenial yang berbelanja tanpa anggaran yang jelas. Nah, biasanya budgeting akan dilakukan di awal bulan atau ketika saat ada pemasukan. Buatlah list yang berisikan berbagai anggaran seperti anggaran menabung, membayar kewajiban, dan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari seperti pangan, transportasi dan lain-lain. Membuat anggaran belanja bulanan berguna agar pengeluaran tetap terarah.
Kedua, manfaatkan promo.
Hidup hemat bukan berarti tidak bisa hidup cerdas. Frugal Living adalah seni mencari harga terbaik dari suatu barang dengan kualitas yang baik pula. Menerapkan Frugal Living artinya seseorang bisa mengurangi pengeluaran, bukan menghilangkannya. Cara yang bisa dilakukan adalah mencari promo, diskon, ataupun cashback. Manfaatkan ketiganya dengan bijak.
Ketiga, kurangi hangout.
Berdasarkan survei Credit Karma seperti dilansir oleh forbes.com, saat ini banyak orang yang sibuk dengan kegiatan hangout atau nongkrong. Bahkan di setiap minggu pasti ada saja jadwal hangout bareng teman, keluarga, ataupun rekan kerja. Hangout bisa menguras isi kantong dan menggagalkan rencana keuangan yang sudah ditetapkan.
Keempat, quality over quantity.
Menjalani gaya hidup frugal tidak berarti membeli barang-barang yang murah tanpa memperdulikan kualitas. Frugal Living “memaksa” seseorang untuk menimbang secara cermat sebelum membeli barang. Membeli barang mahal namun sering digunakan maka cost per wear-nya akan menjadi murah. Contohnya, seseorang bisa memilih untuk menggunakan barang-barang private label (merk outlet peritel).
Hal itu dikarenakan private label di-setting lebih murah dibandingkan produk sejenis yang ‘bermerek’, dimana harganya tidak mahal, digunakan dengan segera, dan sedikit membutuhkan pertimbangan dalam keputusan pembelian yang cocok digunakan untuk seseorang yang ingin memulai dari awal gaya hidup frugal. Selain itu, bisa membeli barang-barang preloved dengan kualitas yang masih bagus. Frugal Living juga tidak membatasi seseorang untuk membeli barang mewah. Namun, benda tersebut harus dipastikan bahwa benar-benar dibutuhkan, bukan sekadar keinginan semata saja.
Pada sebagian orang mungkin menerapkan gaya hidup ini awalnya akan terasa sulit dan berat. Oleh karena itu, yang dibutuhkan adalah sebuah niat dan tekad yang kuat untuk memperbaiki kondisi keuangan guna bisa menabung untuk kehidupan di masa depan.