BOPM Wacana

Duh! Stres Masalah Jerawat di Masa Pandemi

Dark Mode | Moda Gelap
Ilustrasi: Vellina Septiani Saragi

 

Selama pandemi Covid-19, mulai muncul beberapa kebiasaan baru. Apakah semua itu tidak luput dari masalah, apalagi masalah kulit?

Ada beberapa permasalahan kulit yang muncul seiring dengan kebiasaan baru di masa pandemi ini, salah satunya yaitu masalah kulit wajah berjerawat. Ketika di rumah saja, perempuan lebih rutin menggunakan skincare, jarang menggunakan make up dan terhindar dari polusi. Mestinya itu membuat kulit menjadi bersih, sehat, dan glowing. Tapi ternyata itu bukan jaminan kulit terbebas dari jerawat.

Dokter kulit sekaligus klinik kecantikan di Inggris, Pamela Marshall menyebutkan faktor utama penyebab jerawat saat tinggal di rumah adalah stres, pola makan tak seimbang, dan kekurangan vitamin D. 

Menyebabkan Stres Psikologis



Menurut (Lazarus & Folkman, 1984) dalam buku Stress, Apprasial, and Coping, stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit, latihan, dan lainnya-red) atau oleh kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai berpotensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi ketentuan individu untuk melakukan coping.

Bagi sebagian orang, masalah jerawat menjadi masalah serius. Masalah ini berhubungan dengan kondisi kesehatan jiwa dan psikologis remaja contohnya stres psikologis. Stres psikologis merupakan salah satu akibat atau faktor pemicu timbulnya acne vulgaris dan bahkan memperberat kondisi acne yang telah ada (Latifah & Kurniawaty, 2015).

Dalam penelitian (Dicky, Opod & Pali, 2016) menyebutkan bahwa tidak sedikit yang kehilangan kepercayaan dirinya karena muka berjerawat, hingga mereka menjadi merasa malu dan minder. Terkadang juga mendapat respon negatif dari orang-orang sekitar yang dapat melukai perasaan dan menjadi pemicu stres. Bahkan bisa membuat mereka merasa pusing karena memikirkan jerawat yang ada di wajahnya.

Padahal kondisi fisik dan mental yang bermasalah seperti stres dapat menurunkan sistem imun tubuh yang seharusnya kita jaga dan tingkatkan di masa pandemi ini. 

Tapi jangan khawatir! Berikut cara untuk mengatasi stres karena masalah muka berjerawat di masa pandemi.

Berpikir Positif

Masalah jerawat sebenarnya bisa disembuhkan dengan cara mengubah pola pikir kita. Seorang pakar mindset Lea Alexandra, menemukan metode “mindset” yang menurutnya dapat menyembuhkan kulit dari dalam, seperti berpikir positif.



Kita harus selalu optimis dan berusaha berpikir positif. Harus percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin, termasuk urusan jerawat. Yakinlah bahwa suatu saat wajah kita akan terbebas dari jerawat. Tanamkan pada diri, bahwa ini hal wajar yang dialami oleh setiap remaja dan bukanlah suatu gangguan atau hal yang memalukan

Berpikir negatif hanya akan membuat kita menjadi semakin stres. Jangan habiskan waktu untuk terus memikirkan masalah jerawat. Jangan biarkan masalah ini mengurangi kebahagiaan. Kita harus mulai nikmati hidup dan bersenang-senang. Karena hal ini dapat mengurangi stres terhadap persoalan jerawat.

Mengedepankan Pola Hidup Sehat

Kita harus mulai membiasakan pola hidup sehat. Karena pola hidup juga sangat berpengaruh bagi kesehatan mental dan fisik.

Beberapa pola hidup sehat yang dapat mengatasi masalah jerawat sekaligus mengendalikan stres menurut (Saputra, 2020) dan (Lestari, 2020) diantaranya, (1) rutin berolahraga, (2) benahi pola makan (makan makanan yang baik untuk kulit-red), dengan perbanyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran dan kurangi makan-makanan berminyak, (3) tidur cukup dan teratur, (4) sempatkan waktu untuk melakukan meditasi dan yoga, (5) menjaga kebersihan, (6) rutin mencuci muka, dan (7) perbanyak minum air putih. Itulah beberapa pola hidup sehat yang dapat mengendalikan stres, secara tidak langsung dapat membantu mengatasi jerawat.

Masalah jerawat dapat berpengaruh pada kesehatan mental remaja masa kini. Ada saja remaja yang tidak bisa menerima keadaannya dan memiliki pandangan negatif terhadap dirinya sehingga dapat berdampak pada psikologisnya.

Saat ini kebanyakan orang memandang seseorang dari penampilan fisiknya dan terkadang ada saja yang memberikan komentar negatif kepada orang yang berjerawat. Masalah itu bisa diatasi jika remaja tersebut dapat selalu berpikir positif, menerima keadaan dirinya dan mulai membiasakan pola hidup sehat.

Semoga kedepannya tidak ada lagi komentar-komentar negatif yang di berikan kepada orang yang memiliki masalah jerawat. Tidak lagi memandang seseorang hanya dari penampilan fisik dan bisa memandang seseorang dari sisi yang berbeda—misalnya dari kemampuan yang mereka miliki.

Komentar Facebook Anda

Vellina Septiani Saragi

Penulis adalah Mahasiswa Psikologi FPsi USU Stambuk 2020. Saat ini Allin menjabat sebagai Reporter BOPM Wacana.

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4