Oleh: Aulia Adam

BOPM WACANA | Komisi Pemilihan Umum (KPU) USU berencana perkecil ukuran surat suara dengan membagi dua kertas HVS. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi minimnya dana yang diterima KPU. Sejauh ini, dari total Rp 35 juta dana yang dijanjikan rektorat, KPU anggarkan tidak lebih dari Rp 10 juta untuk penyediaan surat suara. “Bahasanya tidak lebih dari sepuluh juta ya,” tegas Abdullah Nasution, Ketua Komisi A Seksi Perlengkapan KPU USU, Kamis (24/4).
Surat suara ini nantinya akan dicetak sekitar 40.000 lembar. Ini berarti hanya akan menghabiskan 20.000 lembar HVS. Namun mengenai kapan akan dicetak, Abdullah belum bisa memastikan karena harus menunggu nama-nama KAM dan calon presiden-wakil presiden tetap.
Ditambahkan Abdullah, perhitungan 40.000 lembar tersebut dihitung dari total 38.000 mahasiswa USU ditambah dua persen dari angka tersebut. Angka dua persen sudah dianggap cukup sebagai surat suara cadangan. “Sebenarnya, dengan kita memakai HVS saja sudah sangat menghemat,” ungkapnya.
Anry Tulus Sianturi, Gubernur Fakultas Pertanian menanggapi baik inisiatif KPU ini. “Enggak masalah mereka buat begitu. Ini kebijakan KPU yang cermat,” ungkapnya. Namun, Tulus bilang KPU harus lebih memperhatikan kejelasan gambar dalam kertas berukuran sekecil itu.
Selain masalah surat suara, KPU masih terkendala dalam penyediaan kotak surat suara. Sampai saat ini, rencananya KPU akan meminjam kotak suara milik KPU Sumatera Utara. “Rencana cadangannya, kita bakal buat sendiri,” ujar Abdullah.