Oleh : Putra P. Purba
Perempuan lebih merasa nyaman saat didampingi oleh perempuan lain. Bukan sebagai pihak medis tapi sahabat saat bersalin.
Berasal dari bahasa Yunani doula berarti women’s servant atau pelayan perempuan. Tahun 1969, istilah doula pertama kali dipakai dalam studi filsafat manusia oleh Dana Raphael, seorang antropologi dan penasehat ibu Amerika Serikat (AS). Ia berpendapat perempuan akan merasa nyaman saat didampingi oleh perempuan lain. Dalam masyarakat tradisional, peran ini bisa dilakukan oleh keluarga atau teman.
Doula adalah perempuan profesional terlatih yang memberikan jasa berupa pendampingan kepada calon ibu sebelum, saat, dan sesudah persalinan.
Sebuah jurnal yang diterbitkan American Association of Critical-Care Nurses (AACN) berjudul “Fostering Collegial Collaboration Between Labor Nurses and Doulas” menjelaskan penggunaan jasa doula sejak tahun 1980. Sejak saat itu, praktik jasa doula mulai berkembang di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Afrika Selatan, Finlandia, Perancis, dan Belgia.
Merujuk artikel theasianparent.com, ada dua jenis doula. Pertama, birth doula sebagai pendamping ibu hamil mempersiapkan proses persalinan, termasuk memberikan informasi detail sebelum persalinan, dan membantu proses kelahiran bayi.
Kedua, postpartum doula membantu ibu setelah persalinan untuk menyesuaikan diri dengan tanggung jawab sebagai orangtua. Serta mendampingi ibu mencarikan informasi-informasi yang dibutuhkan pasca melahirkan.
Doula kerap dijadikan solusi saat ibu butuh dukungan menghadapi proses persalinan. Bukan secara medis, melainkan secara psikologis, fisik, spiritual, emosional, dan informatif. Selain pendampingan bersalin secara normal, sebenarnya doula bisa sesuai dengan metode apa yang dipilih oleh ibu untuk bersalin.Seperti caesar, home birth, dan sebagainya.
Sebelum memesan jasa ibu hamil juga diajak mengikuti kelas edukasi persalinan bersama. Hal ini bertujuan untuk mempererat hubungan psikologis antara doula dan ibu serta menjalin kenyamanan keduanya.
Biasanya penggunaan doula sebelum persalinan dengan membuat birth plan (saat usia kandungan memasuki 32-36 minggu) hingga sesudah melahirkan. Jika penggunaan jasa doula masih dibutuhkan, ibu bisa menggunakan postpartum doula hingga usia si bayi berumur setahun.
Seringnya pemahaman masyarakat terhadap Doula keliru. Doula dianggap menggantikan peran dokter, perawat maupun suami saat persalinan. Padahal Doula tidak melakukan tugas klinis atau medis layaknya dokter dan perawat. Juga tidak memberi saran medis atau memengaruhi ibu hamil dalam mengambil keputusan tertentu, mereka juga tidak mengambil alih peran suami, serta tidak membantu proses persalinan secara normal.
Di Indonesia kehadiran doula bermula dari pelatihan Eat Pray Doula di Swasti Eco Cottage, Ubud , Bali 12-19 Maret 2012 bersama Debra Pascali Bonaro salah satu pendiri Doulas of North America (DONA), Robin Lim pendiri Yayasan Bumi Sehat di Indonesia, dan Katherine Bramhall seorang bidan homebirth di Rumah Sakit Vermont AS , dan Board of Director Yayasan Bumi Sehat di AS.
Dilansir dari kumparan.com, pendiri komunitas Halo Ibu Ashtra Ashri Dymach mengatakan kehadiran doula dikarenakan perempuan-perempuan milenial terlalu sibuk dengan karirnya, dan lingkungan masyarakat yang mulai individualistik. bahkan ibu bisa melahirkan sendiri tanpa pendampingan suami karena bekerja.
Walaupun di Indonesia profesi doula belum diakui secara resmi di lingkungan medis. Dan belum semua rumah sakit, dokter atau perawat menyambut baik kehadiran doula di ruang persalinan sebagai pendamping. Ditambah belum adanya reglemen khusus untuk profesi doula.
Namun, Ashtra bersama teman-teman profesi doula lainnya tetap berjuang mengatur reglemen doula secara professional. Saat ini profesi doula hanya berbasis komunitas saja belum ada asosiasi yang menaunginya. Hal ini membuat doula tak bisa dicantumkan sebagai profesi resmi untuk lapor pajak atau dituliskan di kolom pekerjaan kartu identitas.
Berbeda di Amerika Serikat (AS), profesi doula sudah diterima di lingkungan medis maupun masyarakat. Dan sudah membentuk organisasi DONA Internasional sejak 1998 dan mendirikan rumah sakit sendiri untuk program doula. Hasil studi membuktikan, hampir 70 persen masyarakat AS lebih senang ditemani doula selama masa persalinan.
Ya mungkin sebagai ibu milennial ingin mendapatkan kenyamanan dan kebahagian saat persalinan tanpa kehadiran suami yang sibuk kerja. Tidak ada salahnya untuk menggunakan jasa doula. Namun sebelumnya tetap konsultasikan keputusan penggunaan doula kepada suami, keluarga dan dokter saat persalinan.