Oleh: Redaksi
“Seribu orang tua hanya dapat bermimpi. Satu orang pemuda dapat mengubah dunia.”
Kutipan di atas adalah ucapan Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama dalam bukunya berjudul Penyambung Lidah Rakyat. Perkataan Bung Karno sangat jelas bahwa pemuda punya peran vital sebagai pondasi dalam memajukan peradaban.
Berbicara tentang pemuda tak lepas dari mahasiswa. Mahasiswa sebagai kelompok masyarakat terdidik memiliki tanggung jawab untuk mendorong kemajuan bangsa dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk belajar tatap muka saja. Jangan lupa, dalam Tri Dharma perguruan tinggi selain pendidikan, juga terdapat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga ilmu pengetahuan yang diperoleh dapat berguna untuk masyarakat luas.
Namun, masikah ungkapan Bung Karno itu berlaku sekarang ini. Peran mahasiswa semakin terkikis dari masyarakat. Dari idealisme yang tergadaikan. Kemudian mahasiswa yang tidak paham kebutuhan masyarakatnya, pola pikir yang pragmatis membuat mahasiswa tak ubahnya seperti siswa SMA kelas empat.
Perlu adaptasi bagi mahasiswa baru menyandang status sebagai mahasiswa. Dunia perkuliahan sangatlah berbeda dengan bangku sekolah. Tak ada lagi bimbingan intens dari guru-guru sekolah. Tak ada lagi surat panggilan orang tua karena bolos sekolah atau ketahuan merokok di kamar mandi sekolah. Mahasiswa dituntut untuk mandiri dalam mengatur dirinya, harus tahu betul mana yang baik dan buruk. Mahasiswa bukanlah siswa SMA kelas empat.
Banyak cara untuk menempa diri menjadi manusia yang dapat berguna bagi masyarakat. Salah satunya dengan bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan organisasi mahasiswa lainnya. Dengan bergabung kedalam organisasi, mahasiswa mendapatkan soft skill yang tidak diperoleh di bangku perkuliahan. Dengan soft skill tersebut membentuk karakter manusia yang unggul.
Tantangan mahasiswa Indonesia saat ini jauh lebih berat. Selain bangsa kita yang harus bersaing dari negara-negara akibat dari globalisasi. Bangsa ini juga menemui tantangan dari dalam, seperti kondisi bangsa yang karut-marut, sistem pendidikan yang tercabut dari akarnya dan merajalelanya korupsi.
Jika mahasiswa tak memiliki karakter yang kuat dan menjadi individu unggul maka pondasi bangsa ini akan keropos. Sehingga bangsa ini menuju jurang kehancuran.
USU baru saja mulai kembali tahun ajaran baru untuk 2012-2013 sejak 3 September kemarin. Mahasiswa USU yang baru masuk jumlahnya sekitar sepuluh ribuan orang untuk jenjang S1 dan D3. Mereka baru saja melepas seragam putih abu-abunya, menuju dunia kampus untuk menjadi individu-individu yang diharap dapat menggerakkan roda bangsa ke arah kemajuan.
Seharusnya mahasiswa-mahasiswa termasuk kurang lebih sepuluh ribu mahasiswa baru USU, sadar tentang peran-peran dalam memajukan peradaban bangsa. Jangan hanya duduk, mari sama-sama kita bergerak untuk membuat bangsa ini lebih baik.