BOPM Wacana

Active Recall, Solusi Belajar Efektif

Dark Mode | Moda Gelap
Ilustrasi: Adinda Khairani

Sudah buat rangkuman ala-ala studygram tapi kok materinya enggak masuk di kepala ya? Terus nilainya kok segitu-gitu aja?

Pada umumnya kita mengetahui tiga metode belajar yang sangat populer yaitu menghafal, mengarisbawahi atau menandai dengan stabilo, dan membuat rangkuman. Namun, ternyata tiga metode belajar ini tidak efektif.

John Dunlosky seorang profesor psikologi dari University of Kent mengatakan bahwa menghafal kembali apa yang ada di textbook memiliki utilitas yang rendah. Ia mengatakan bahwa menghafal dapat berfungsi meningkatkan retensi. Namun, jika dibandingkan dengan metode belajar lain, menghafal cukup banyak membuang waktu.

Menggarisbawahi atau menandai dengan stabilo terasa seperti belajar yang produktif. Seolah-olah banyak yang sudah dipahami seiring bertambah ramainya textbook dengan adanya warna-warni dari stabilo. Padahal metode belajar ini juga tidak efektif. Sering sekali ketika membaca sambil menandai dengan stabilo banyak kalimat penting yang terlewati.

Membuat rangkuman atau catatan merupakan metode belajar yang samar. Murid yang merangkum atau mencatat, akan sedikit lebih baik pada saat ujian. Namun, sangat sulit untuk mengujinya kembali. Biasanya merangkum atau mencatat menghabiskan waktu berjam-jam untuk suatu topik. Dan pada akhirnya murid mengeluh kenapa tidak ada yang masuk ke otak. Jadi, merangkum atau mencatat  bisa membantu tentunya bagi murid yang sudah mengetahui teknik merangkum atau mencatat yang efektif.

Bagi yang belum, merangkum dan mencatat bukan metode belajar yang dapat membantu. Apalagi ketika sudah membuat rangkuman dengan indah, namun setelah itu tidak pernah dites kembali. Alhasil, belajar pun tidak efektif.

Active recall adalah salah satu metode belajar untuk menjawab pertanyaan ini. Active recall adalah metode belajar dimana kita sebagai pelajar dituntut aktif dalam menjawab persoalan materi-materi yang ada.

Pada dasarnya active recall melibatkan kegiatan mengambil informasi dari otak, kegiatan tersebut memperkuat hubungan informasi di dalam otak. Berlatih mengambil informasi dari otak, kemudian mencoba memasukkan informasi itu kembali ke dalam otak. Ini sangat bertentangan dengan metode belajar yang kita ketahui, bahwasanya kegiatan belajar adalah proses dimana kita memasukan informasi ke dalam otak. Dan untuk mengeluarkan informasi tersebut satu-satunya cara adalah melalui ujian.

Dunlosky mengatakan bahwa metode belajar active recall memiliki utilitas yang tinggi, dapat diimplementasikan dnegan latihan minimal. Ia merekomendasikan para murid untuk mencoba metode belajar ini.

Menurut Ali Abdaal, seorang dokter lulusan Cambridge University, dalam active recall ada beberapa strategi yang bisa digunakan:

Pertama, tutup buku. Jika dalam proses belajar mengharuskan kita untuk membuat rangkuman, maka buatlah rangkuman dengan menutup buku. Alih-alih menyalin langsung darti textbook, alangkah lebih baik membaca dan mempelajari materi yang akan dirangkum terlebih dahulu. Setelah itu, kita bisa merangkum atau menjelaskan poin-poin dari materi dengan gaya bahasa sendiri. Lalu, setelah menulis seberapa yang kita ingat, buka kembali textbook dan kita bisa tahu bagian yang kita lewatkan yang nantinya bisa ditambahkan dirangkuman yang telah dibuat.

Kedua, tanyakan pertanyaan. Untuk strategi kedua, sebenarnya mirip dengan metode Cornell-Note Taking, yaitu proses menulis pertanyaan untuk diri sendiri berdasarkan materi yang terdapat pada textbook. Tentunya sebelum membuat daftar pertanyaan, kita harus terlebih dahulu membaca dan materi yang akan dibahas. Kemudian, mengubah materi tersebut menjadi daftar pertanyaan.  Membuat daftar pertanyaan bisa menggunakan spreadsheet, google docs, atau dengan menulis di kertas.

Kemudian, daftar pertanyaan tersebut bisa secara aktif dijawab di kepala atau di atas kertas ataupun dijawab dengan suara keras. Intinya, dibandingkan dengan menghafal, menggarisbawahi atau menandai dengan stabilo dan merangkum yang merupakan kegiatan belajar pasif, kita harus terlibat dalam upaya kognitif untuk mengambil informasi dari otak kita. Semakin besar daya otak yang digunakan untuk mengingat, hubungan antar informasi akan semakin baik.

Ketiga, Anki Flashcard. Ini merupakan sebuah aplikasi atau web untuk flashcards (kartu kecil berisi teks, gambar atau tanda). Ini sangat berguna ketika murid dituntut untuk mengingat suatu istilah beserta fungsinya. Anki Flashcard mempunyai sistem yang dapat mengidentifikasi flashcards yang belum dikuasain, diulang-ulang dalam jangka waktu tertentu sampai akhirnya bisa menguasai seluruh flashcards yang ada.

Flashcards membantu kita sepenuhnya terlibat dengan metode active recall, dan meningkatkan kemampuan otak kita untuk menyimpan, memahami, dan menerapkan informasi yang ditemukan dalam textbook untuk ujian.

Active recall hanya menjangkau kembali ke otak kita untuk mengambil atau mendapatkan informasi. Metode belajar ini sangat ampuh. Ini adalah cara paling efektif untuk belajar dan mengingat. Melalui active recall kita bisa mendapatkan proses belajar yang lebih cepat, lebih efektif, retensi pengetahuan lebih baik, dan kemampuan mengingat materi atau informasi lebih lama.

Mungkin active recall akan lebih menggunakan banyak energi kita dibandingkan dengan metode belajar pasif. Kita juga akan kaget jika pertama kali menggunakan metode belajar ini. Tetapi, tidak perlu terburu-buru. Lakukan strategi-strategi tersebut dengan perlahan. Karena untuk menjadikan metode belajar ini sebagai kebiasaan kita perlu waktu agar terbiasa.

Komentar Facebook Anda

Adinda Khairani

Penulis adalah Mahasiswa Teknologi Informasi Fasilkom-TI USU Stambuk 2020. Saat ini Dinda menjabat sebagai Redaktur Artistik BOPM Wacana.

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4