BOPM Wacana

Cerita Debra Alami Sesaknya Covid-19

Dark Mode | Moda Gelap

 

Ilustrasi: Chalista Putri Nadila

 

Udah taat protokol kesehatan, tapi tetap masih kena. Apalagi kamu?

Sudah dua tahun sejak Pemerintah Indonesia menemukan Corona Virus Disease 2019 (CoV-19) tumbuh dan menyebar di Indonesia dari awal tahun 2019 lalu. Meskipun sudah dua tahun, tapi nampaknya CoV-19 malah semakin membuas di Indonesia. Berbagai kebijakan terus diupayakan pemerintah, namun sepertinya belum ada yang benar-benar bisa berhasil membungkam persebaran CoV-19.

Bahkan hingga tanggal 20 Agustus 2021, sudah 3.950.304 orang dinyatakan positif dan 123.981 orang sudah dinyatakan meninggal akibat virus CoV-19 di Indonesia. Setiap harinya tidak henti-hentinya media memberitakan penambahan kasus baru, bahkan muncul lagi varian-varian CoV-19 baru yang menyebar di Indonesia, dikabarkan lebih ganas dan memiliki resiko menular yang lebih tinggi.

Di gemerlap ratusan juta penduduk Indonesia, adapula masyarakat yang tidak percaya adanya CoV-19 ini. Banyak yang mengatakan jika CoV-19 itu hanya konspirasi, ngibul, iluminati, tunggangan politik dan sebagainya. Berikut ada Debra Nila Mesita Yohana, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2018 USU yang menceritakan kisahnya yang harus tertular CoV-19 di 2021. Inilah cerita Debra…

Kapan pertama kali tau kalau ternyata positif CoV-19?

Pertama kali ketahuan dari Polymerase Chain Reaction (PCR) papiku sih, jadi papiku itu tiap dua minggu sekali selalu ada ikut tes PCR dari kantor. Tapi emang posisi pas dia di-PCR itu kan hari Senin, saat itu kami (red- satu keluarga) udah pada demam meriang gitu, jadi pas ketahuan hari Selasa positif, satu keluarga langsung swab. Eh beneran positif dong!



Apa gejala yang mengarahakan kalau “Oh, ini tanda-tanda CoV-19”?

Kalau aku waktu itu gejalanya demam, batuk, pilek, pusing, terus gak bisa mencium bau, dan lidah kayak mati rasa gitu, gak bisa rasain makanan.

Panik gak waktu pertama kali dinyatakan positif?

Pastinya panik banget ya. Tapi bukan ke panik yang jadi parno, paniknya lebih karena papiku juga positif dan dia ada penyakit lainnya yaitu penyakit jantung, jadi cemas gitu. Soalnya juga papiku sampai dirawat di Rumah Sakit, sedangkan kami yang lainnya cuman isolasi mandiri.

Apa saja yang kamu lakukan saat positif? Dan boleh dong dikasih tipsnya!

Yang pastinya tetep di rumah aja ya. Selain itu selama positif jadi melakukan tambahan kegiatan yang berbeda dari hari-hari biasanya. Pas positif aku harus rutin makan obat, istirahat, berjemur, kadang olahraga kecil-kecil setiap hari.

Kalau tips tuh harus rajin-rajin minum vitamin dan obat, jangan malas-malasan berjemur, dan yang paling penting yaitu makan makanan yang sehat. Walaupun gak terlalu selera tapi harus tetap dipaksa. Oh iya, aku juga sering minum air kelapa dicampur lemon gitu.

Apa hal menyedihkan selama dinyatakan positif?

Sedih lah, tapi kalau masalah gak bisa main ya emang lagi PPKM Darurat juga kan, palingan ya susah makan karena pahit banget lidah dan pusing jadi harus tidur terus gitu karena berasa gak sanggup mau beraktivitas.

Gimana reaksi lingkungan sosial di sekitar rumah kamu?

Banyak yang bantu sih, tiap hari ada yang antar makanan, bahkan RT/RW ngasih bantuan sembako dan apa yang kita perlukan gitu. Mungkin tergantung lingkungan ya, beda lingkungan beda juga reaksi mereka. Tapi Puji Tuhan lingkungan kami gak ada saling menjauhi gitu, bersyukur banget sih malahan bisa dibantu.

Ilustrasi: Chalista Putri Nadila

Apa dampak positif selama kamu dinyatakan positif CoV-19?

Positifnya maybe (mungkin) jadi merasa “Oh, kesehatan itu penting banget ya”. Soalnya rasanya kan sakit banget penyakit ini. Udah sakit, duit juga terkuras terus dan gak bisa beraktivitas secara maksimal. Setelahnya juga jadi makin ketat terapin protokol kesehatan (prokes). Sebenarnya udah ketat prokes banget, tapi namanya virus mana lah kita tau dapat dari mana ya.

Kapan udah dinyatakan negatif?

Setelah 14 hari sejak dinyatakan positif tuh udah gak ada gejala yang terasa gitu, jadi akhirnya aku tes swab lagi dan udah negatif.

Apa pesan untuk teman-teman di luar sana?

Covid itu beneran ada, please jangan gak percaya Covid, ini udah mau 2 tahun loh dan banyak yang sudah jadi korbannya hingga angka meninggal yang udah tinggi banget. Teman-teman juga wajib vaksin ya, vaksin ini membantu banget loh, aku kalau belum vaksin mungkin bakal lebih lama lagi sembuhnya.

Jangan lupa ikuti prokes, ketatin, dan gak usah keluar kalau gak penting. Karena kita gak tau kita itu bawa virus apa ke rumah. Terakhir yang pasti jaga pola makan, makan makanan yang sehat dan olahraga kecil-kecil biar menjaga imun tubuh.

Komentar Facebook Anda

Chalista Putri Nadila

Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Stambuk 2018. Saat ini Chalista menjabat sebagai Pemimpin Redaksi BOPM Wacana.

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4