Oleh Debora Blandina Sinambela
BOPM WACANA | Beberapa peserta yang mengikuti Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) mengeluhkan dampak unjuk rasa di Simpang Kampus USU. Sisa unjuk rasa mahasiswa Senin (17/6) kemarin seperti kayu, batu, ban, serta lampu lalu lintas yang hancur masih berada di badan jalan. Kondisi ini memperparah kemacetan yang sering terjadi ditambah arus kendaraan menuju USU yang juga meningkat. “Saya terjebak sekitar tujuh menit. Jalannya padat ditambah batu berserakan,” ujar Citra, calon mahasiswa dari Nias.
Selain itu, Citra juga mengeluhkan matanya perih karena sisa gas air mata yang digunakan polisi untuk membubarkan aksi mahasiswa. “Waktu ujian mata saya berair terus, bersin-bersin lagi. Beberapa kawan juga merasakan hal yang sama,” ujar Citra.
Putri Rizki, salah seorang peserta SBMPTN lainnya dari SMA Negeri 3 Medan juga masih merasakan sisa gas air mata dan terjebak macet lima belas menit di Jalan Jamin Ginting. “Ini mengganggu peserta yang mau ujian (SBMPTN –red),” tegas Putri.
Akibat rusaknya lampu lalu lintas, petugas dari Dinas Perhubungan Kota Medan membantu mengatur arus lalu lintas. Walaupun begitu, sejumlah mahasiswa terancam terlambat ujian akibat kemacetan. Ahmad Husein, salah seorang komuter mengaku berangkat dari rumah pukul 06.30 WIB dan terjebak macet tiga puluh menit di Simpang Kampus. “Hampir saya terlambat, lima menit sebelum ujian saya tiba,” kata Husein.
Citra mengaku terganggu dengan kondisi ini. Menurutnya, aksi jangan sampai anarkis dan merusak fasilitas umum. Selain itu ia juga menilai peran polisi penting untuk mengamankan agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat.