BOPM Wacana

Web Drama, Drama Minimalis Ala Korea

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Ika Putri Agustini Saragih

Ilustrasi: Anggun Dwi Nursitha
Ilustrasi: Anggun Dwi Nursitha

Ada sarana menonton baru buat para pecandu K-drama. Disajikan secara singkat dan padat, namun kemasan kisah yang dibuat masih punya ‘rasa’ Korea yakni jalinan cerita yang manis dan tentunya bertabur bintang-bintang Korea.

Buat kamu yang gemar menonton drama Korea, pasti sudah mahfum dengan jalinan cerita yang biasanya membuat penasaran di tiap episodenya. Kalau sudah penasaran, para pecinta K-drama pasti sulit menahan hasrat untuk menunda menonton kelanjutan kisahnya.

Berdasarkan wawancara singkat saya dengan beberapa teman yang punya sindrom candu menonton K-drama, mereka rela menyisihkan satu hari hanya untuk memutar satu judul drama sampai habis dengan meminimalisir waktu istirahat dan aktivitas lain.

Tentu tidak sehat pola menonton seperti itu. Mungkin bisa ada saja beberapa pekerjaan yang tertunda dan berimbas pada kesehatan. Misalnya, mata yang kelelahan terkena radiasi dalam jangka waktu lama.

Namun kini, para pecandu K-drama tak perlu risau karena web drama telah hadir untuk memenuhi ‘kebutuhan’ menonton drama ala Negeri Ginseng tersebut.

Kemunculan web drama sebenarnya bukan baru di abad 23 ini saja. Amerika Serikat menjadi negara yang terlebih dahulu mewabahkan web drama pada tahun 90-an. Saat itu web drama muncul karena gagal menyesuaikan dengan aturan televisi-televisi besar.

Namun berbeda dengan tren web drama di Amerika, wabah web drama di Korea hadir karena kemudahan akses masyarakat Korea akan internet. Ya, Korea memang termasuk salah satu negara dengan akses internet paling cepat di dunia.

Maka pada Februari 2013, Naver yang merupakan mesin pencari (seperti google dan yahoo)–nya Korea meluncurkan sebuah web drama. Kisahnya diangkat dari kisah webtoon, web komik yang diproduksi oleh aplikasi media sosial line. Naver memang merupakan perusahaan pengembang aplikasi media sosial tersebut.

Dilansir dari kdramas.com, web drama memang diperuntukkan bagi remaja-remaja Korea yang sulit lepas dari gadget mereka. Jadi untuk menjaga agar pasar pecinta drama tidak berkurang, maka dibuatlah web drama yang bisa ditonton saat menunggu kereta di stasiun maupun saat istirahat.

Cara mengakses web drama mudah, cukup dengan membuka layanan Naver kemudian tinggal memilih dramanya.

Saat ini Naver sudah memproduksi kurang lebih dua puluh judul drama. Keunggulan dari sarana baru ini, durasi tayangnya rata-rata singkat yakni 5-20 menit. Hal ini cukup jauh berbeda dengan durasi penanyangan drama-drama di stasiun televisi Negeri Ginseng tersebut yang biasanya sampai satu jam.

Karena singkat, cerita yang disajikan tidak bertele-tele. Konflik yang disajikan cukup sederhana tidak seperti drama biasa yang punya konflik njelimet. Hal ini tentunya menguntungkan dari segi biaya produksi dan waktu.

Pemain yang diturutsertakan lebih sedikit, pun waktu yang dipergunakan tidak terlalu lama. Bisa kita perkirakan jika rating-nya tidak terlalu tinggi, tim produksi tidak akan terlalu rugi dan jika rating-nya tinggi bisa mendapat keuntungan setinggi-tingginya.

Tak hanya itu, meski singkat namun dramanya tetap menghadirkan sederet artis yang sedang jadi dambaan muda-mudi seperti Kim Woo Bin. Kesuksesan dramanya membuat beberapa agensi artis besar di Korea seperti YG dan SM Entertainment turut menyumbang artis-artis mereka.

Jadwal shooting yang singkat menjadi keuntungan sendiri bagi member boyband mereka, sebab mereka masih bisa menyisipkan untuk latihan menyanyi dan koreografi. Kini cukup banyak member boyband yang ikut terlibat di web drama tersebut misalnya anggota boyband Big Bang, EXO dan Super Junior.

Dengan sederetan artis-artisnya, jelas saja walaupun singkat, pengerjaan drama ini terkesan sungguh-sungguh, bukan? Jadi buat para pecinta K-drama tak perlu khawatir tentang kualitas dramanya.

Bagaimanapun, web drama kini menjadi salah satu andalan pelaku dunia hiburan Korea buat tetap mempertahankan pasar. Meski belum bisa menggantikan posisi drama biasa yang kita saksikan itu.

Seandainya saja kita di negeri ini sungguh-sungguh mengembangkan koneksi internet seperti Pemerintah Korea, pastilah ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menambah kecintaan muda-mudi pada tayangan dalam negeri.

Mungkin kita juga bisa membuat sebuah web drama yang lebih berkualitas dibanding ‘terpaksa’ mengonsumsi drama yang tayang di televisi swasta hingga ada yang mencapai tiga season itu, kan?

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4