Oleh: Audira Ainindya
“…Oh baby, baby, it’s a wild world,
It’s hard to get by just upon a smile
(yeah…) oh baby, it’s a wild world
I’ll always remember you like a child girl…”
Diiringi musik akustik dalam tempo lambat, tembang Wild World milik Mr. Big dilantunkan pria itu. Alunan gitar yang lirih, tenggelam dalam tone vokalnya yang lebih kuat. Berat dan agak serak. Dengan peralatan musik seadanya, mini konser itu masih bisa dinikmati berkat suara khas pemuda bernama lengkap Di Muhammad Devirzha.
Wild World merupakan lagu yang jadi langganannya untuk dibawakan. Di tengah-tengah lagu, Virzha—nama panggungnya menerjemahkan lagu tersebut. “Oh baby, dunia ini liar!” Semua penonton tertawa. Kebanyakan dari mereka berasal dari kaum hawa. Lirik hopeless romantic serta gestur Virzha yang merespon histeris para penonton, membuat suasana semakin “hangat” siang itu.
Ya, secara alegori, Wild World mengisahkan seorang pria yang memberitahukan bahwa ada banyak hal yang bisa terjadi di luar sana pada sang wanita yang telah pergi meninggalkannya. Lagu ini pernah dibawakannya saat berkompetisi di panggung pencarian bakat yang cukup terkenal tahun ini.
Usai konser, manajemen Virzha memberikan waktu setengah jam untuk para wartawan bertanya-tanya. Dengan kaos merah marun dengan lengan tiga perempat yang digulung ke atas, ia tersenyum sambil membetulkan rambut panjangnya ke belakang telinga. “Apa tanyak?” tanya Virzha dengan logat khas Medan pada para wartawan.
Pertama kali, seorang wartawan paruh baya menanyakan alasannya gemar menyanyikan lagu Wild World. “Ya, saya penggemar berat lagu Wild World ini!” ujar Virzha simpel. Walaupun mengaku belum pernah menonton konser Mr. Big secara langsung, Virzha memasukkan Mr. Big pada daftar band favoritnya.
Virzha tumbuh dan dibesarkan di lingkungan musik rock, kebanyakan terinspirasi dari para musisi dengan format band. Ia menyebutkan band favoritnya selain Mr. Big, tentunya. The Beatles, The Rolling Stones, Led Zeppelin dan Queen. Empat band tersebut menginspirasinya dalam menggeluti dunia musik. Pun empat band itu sama-sama terkenal di zamannya masing-masing, sehingga mampu dikategorikan sebagai legenda musik dunia
Tak hanya menggemari band yang sudah diakui dunia secara musikalitas, Pria kelahiran Banda Aceh, 12 Mei 1990 ini juga doyan mendengarkan musik band yang bermain di era awal 2000-an asal New York―The Strokes. Lagu berjudul Last Nite pernah dibawakan Virzha di panggung pencarian bakat tersebut dan mendapatkan respon positif dari fanpage The Strokes Indonesia di Twitter. “Saya sangat suka The Strokes!” ucap Virzha antusias pada band bergenre garage dan rock and roll tersebut.
The Beatles, The Rolling Stones, Led Zeppelin, Queen, dan The Strokes boleh menginspirasi Virzha dalam bermusik. Namun untuk urusan “format”, Virzha mengaku lebih senang menjadi solois. Ia sempat curhat bahwa banyak orang mengatakan dirinya lebih cocok bergabung di band daripada menjadi solois. Walaupun begitu, ia tetap serius untuk memilih jalan menjadi solois. Meski ia juga bergabung di Republik Cinta Manajemen milik Ahmad Dhani, sebagai vokalis Mahadewa.
Virzha juga pernah bergabung dengan band lokal asal Medan, bernama Beautiful Monday sebagai vokalis. Band tersebut bergenre rock and roll. “Untuk sekarang saya sudah keluar dari band karena fokus karier jadi solois,” ungkap Virzha.
Pria yang dahulu bersekolah di SMA Harapan Mandiri Medan tersebut memberikan pengakuan bahwa genre musik yang ia bawakan untuk meniti kariernya sekarang lebih soft. Pun penyanyi yang baru begabung di perusahaan rekaman Alfa Records ini menambahkan ia lebih sering membawakan lagu pop. Namun begitu, ia tetap menambahkan unsur rock di setiap lagu yang ia bawakan. Semua terbantu berkat karakter vokalnya yang berat.
Namun, ia mengaku tak masalah jika sekarang lebih sering membawakan lagu dengan genre pop ketimbang rock yang menjadi keahlian dan favoritnya. “Semua genre itu indah, saya tak terlalu masalah dengan genre,” ungkap Virzha.
Sekarang, Virzha tengah menggarap album debutnya yang akan dirilis akhir tahun ini. Ia berharap, musik yang ia bawakan bisa diterima di tengah-tengah masyarakat. Musik yang ia mainkan adalah pop rock. Selanjutnya untuk cita-cita dalam kariernya, Virzha berharap bisa melakukan kolaborasi dengan beberapa musisi. Untuk musisi dalam negeri, ia ingin berkolaborasi dengan Panbers dan Koes Ploes. “Kalau luar negeri, paling pengin sama Sting tapi ngarep kali ya,” ujar Virzha sambil tertawa. Tak hanya menyanyi, Virzha juga akan merintis kariernya menjadi seorang pemain film. “Tunggu aja filmnya, jadwal tayang dan genrenya rahasia,” tutup Virzha.
Rindra, fans asal Jakarta yang juga perwakilan fanbase Virzha—Devotees United turut berpendapat. “Kita (Devotees United—red) terus dukung Virzha dan semoga albumnya laku di pasaran,” ujar Rindra, Senin (3/11).
Sesi wawancara pun selesai, Virzha melakukan sesi foto dengan beberapa media lokal maupun nasional. Ia lihai menggerak-gerikkan badannya bak model. Mengibaskan rambut panjangnya dan sesekali melakukan pose nakal. engan celana jeans ketat, sepatu semi-bot, dan gaya rebel, Virzha menguasai panggung dengan imej pria nakal. Don Juan yang karismatik itu memukau para fansnya yang setia menunggu hingga terpana.