BOPM Wacana

Tuhan Bekerja Secara Misterius

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh Fredick Broven Ekayanta Ginting

Judul: Life of Pi

Sutradara: Ang Lee

Pemain: Suraj Sharma, Irrfan Khan, Rafe Spall, Gerrard Depardieu, Adil Hussain

Naskah: Yann Martel, David Magee

Tahun: 2012

Durasi: 127 Menit

Ang Lee, dalam film ini, secara tersirat hendak menyampaikan bahwa Tuhan bekerja secara misterius dan sebagai manusia, kita harus berdoa dan berserah diri kepada-Nya.

Kutipan di atas ditulis oleh Piscine Molitor Patel atau Pi remaja (Suraj Sharma) ketika ia hampir menyerah menghadapi hidup di tengah-tengah lautan bersama seekor harimau Benggala bernama Richard Parker. Setelah kapal kargo yang ditumpangi keluarganya hanyut diterjang badai, ia menjadi satu-satunya penumpang yang selamat bersama beberapa hewan dari kebun binatang milik ayahnya yang ikut dalam kapal. Selama sekitar delapan bulan Pi harus bertahan hidup diatas sekoci di tengah-tengah lautan. Selama itu pula tiap harinya ia harus mencari cara bagaimana ia makan, bagaimana menjaga sekocinya tetap aman dan bagaimana ia harus menjaga Richard Parker untuk tenang. Tidak pernah lupa, ia juga terus berdoa kepada Tuhan untuk melindunginya dan Richard Parker. Berkat keyakinannya kepada Tuhan, ia berhasil melewati semua sampai ia terdampar di pinggiran pantai wilayah Meksiko.

Sumber: Istimewa
Sumber: Istimewa

Life of Pi adalah film yang mengambil cerita dari novel dengan judul yang sama karya Yann Martel. Ang Lee dengan dibantu David Magee berhasil memvisualisasikan novel peraih penghargaan The Man Booker Prize tahun 2002 ini dengan sangat matang. Nilai-nilai yang terdapat dalam novel itu dapat tersampaikan ke dalam filmnya. Bagaimana keagungan Tuhan diterima oleh umat yang mau berusaha dan berdoa.

Film ini beralur mundur (flashback) dengan cerita yang dipaparkan oleh Pi dewasa (Irrfan Khan) kepada seorang penulis novel (Rafe Spall) tentang perjalanan hidupnya. Penulis novel tersebut terinspirasi dari cerita yang disampaikan oleh Mamaji, paman Pi, tentang hidupnya yang penuh kisah. Alur film ini mirip seperti film Titanic milik James Cameron, yang kisahnya diceritakan oleh Rose yang sudah tua.

Pi dewasa (Irfan Khan) menceritakan bahwa ia bersama keluarganya tinggal di Pondicherry, daerah bekas jajahan Perancis di India. Ayahnya, Santosh Patel (Adil Hussain), adalah pemilik kebun binatang di sana. Pi menjelaskan ketika kecil, ia belum paham tentang Tuhan dan sangat penasaran dengan segala sesuatu tentang-Nya. Ia pun memelajari tiga agama sekaligus, Hindu, Katolik, dan Islam. Kepada ayahnya, Pi mengatakan ia percaya ketiga agama tersebut. Ayahnya marah dan berkata bahwa Pi berarti tidak memiliki keyakinan jika percaya pada tiga agama.

Keyakinan pada tiga agama mengubah sikap Pi dalam kehidupannya. Ia menjadi vegetarian, karena merasa sangat berdosa jika memakan hewan yang juga merupakan ciptaan Tuhan. Pi juga mencoba bersahabat dengan hewan-hewan yang ada di kebun binatangnya. Sampai ia berbeda pendapat dengan ayahnya. Ayahnya mengatakan hewan tidak punya perasaan dan tidak berpikir, sementara menurut Pi hewan juga memiliki jiwa dan merupakan teman bagi manusia.

Sumber: Istimewa
Sumber: Istimewa

Suatu waktu, keluarga Pi harus segera menjual kebun binatang mereka karena Pemerintah Pondicherry mengklaim tanah untuk kebun binatang itu adalah milik pemerintah. Santosh Patel pun berinisiatif membawa pindah keluarganya dan beberapa hewan mereka ke Winnipeg, Kanada. Mereka berangkat dengan kapal Jepang bernama Tsimsum. Ketika sampai di wilayah Mariana, badai menghantam kapal. Pi sempat turun terlebih dahulu ke sekoci bersama Richard Parker, seekor Hyena, orang utan betina, dan jerapah sebelum kapal tenggelam, yang menghanyutkan seluruh penumpang, termasuk keluarganya.

Pi tidak bisa menutupi kesedihannya namun tetap berharap keluarganya masih terselamatkan. Ia kemudian sadar bahwa semua penumpang kapal telah mati dan tenggelam di bawah Palung Mariana.

Dari sini, petualangan Pi melawan alam dimulai. Kesedihan Pi bertambah ketika hyena membunuh jerapah dan orang utan, sebelum akhirnya Richard Parker membunuh hyena tersebut. Bersama Richard Parker, Pi menjalani hidup diatas sekoci selama sekitar delapan bulan. Dengan keyakinannya, Pi berpikir harus menemukan cara agar ia dan Richard Parker bisa bertahan hidup. Ia tidak ingin mati begitu saja, tetapi ia memilih berusaha bagaimana ia bisa selamat bersama harimau Benggala tersebut. Termasuk dengan berteriak sekencang-kencangnya berharap ada yang melintas dan mendengarnya, dan menulis pesan dalam botol untuk mencari penyelamatnya. Pi yakin Tuhan akan menyelamatkannya bersama Richard Parker.

Keagungan Tuhan ia rasakan beberapa kali. Ikan-ikan kecil sempat berterbangan ke sekoci Pi sehingga memberi bekal makan bagi mereka. Pada malam hari, Pi juga sempat melihat hiu raksasa mengelilingi sekoci mereka, yang ajaibnya sama sekali tidak mengganggu mereka. Badai yang sama seperti yang menghantam Tsimsum juga sempat harus dihadapi Pi, namun mereka tetap selamat.

Pi juga sempat mendarat di sebuah pulau aneh di tengah-tengah lautan. Pada siang hari, pulau itu memberi kenikmatan bagi makhluk di sana dengan tersedianya air bersih, makanan, dan tempat istirahat. Namun di malam hari, pulau tersebut membunuh apa pun makhluk yang berada didalamnya. Pi menyadari hal tersebut dan memilih meninggalkan pulau. Sampai akhirnya tanpa terduga, Pi dan Richard Parker dengan sekocinya sampai di pinggiran pantai Meksiko yang kemudian diselamatkan penduduk sekitar.

Penulis novel bahkan ikut merasakan bagaimana kebesaran Tuhan berkat cerita yang disampaikan oleh Pi. Yann Martel dalam novelnya dan Ang Lee dalam film ini hendak menyampaikan pada pembaca dan penonton bahwa keagungan Tuhan akan dirasakan bagi orang dengan keimanan yang kuat, meskipun dalam kondisi tersulit sekalipun, serta jalan kehidupan manusia sudah diatur oleh Tuhan.

Penampilan Suraj Sharma sebagai Pi remaja dalam film ini berhasil menampilkan adegan-adegan lugu, cerdas, emosi, sedih, dan marah dengan sangat meyakinkan. Seolah-olah penonton dibawa menyaksikan sebuah dongeng. Demikian juga penampilan Irrfan Khan sebagai Pi dewasa yang meyakinkan dalam menarasikan pengalamannya. Gayanya bercerita membuat penonton seolah hanyut seperti mendengarkan sebuah dongeng. Sementara penampilan Richard Parker sebagai harimau Benggala juga sangat hidup selayaknya seekor harimau yang buas.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4