Oleh Fredick Broven Ekayanta Ginting
Judul Buku: Assasinations: Pembunuhan Para Penguasa yang Paling Mengguncang Dunia
Penulis: Agung Budiono dan Saktiana Dwi Hastuti
Penerbit: Visimedia
Jumlah Halaman: 184
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 49.000
Setiap pemimpin sebuah negara harus siap menanggung risiko yang mungkin muncul setiap saat: dibunuh oleh lawan-lawannya. Sebesar itulah tantangannya.
Pada 20 Oktober dua tahun lalu, dunia dikejutkan oleh terbunuhnya pemimpin Libya yang berkuasa selama 42 tahun terakhir. Dialah Muammar Khadafi yang selama beberapa bulan sebelumnya menjadi sorotan media di seluruh dunia akibat dinilai otoriter terhadap rakyatnya. Adalah para tentara yang bergerak di bawah Dewan Transisi Nasional Libya atau NTC yang diduga pembunuh dari tentara berpangkat kolonel tersebut.
Bahkan didetik-detik kematiannya pun, para pembunuh ini sempat merekam bagaimana terpojoknya Khadafi. Saat itu, para tentara NTC berhasil merangsek masuk ke tempat persembunyian Khadafi di sebuah gorong-gorong tempat pembuangan limbah, di sebuah kota bernama Sirte. Saat itu pula para tentara ini menyiksa habis-habisan Khadafi. Tanpa mendapat perlawanan berarti, tubuh dan wajah Khadafi berdarah-darah seketika.
Dalam video yang direkam tersebut, Khadafi tertangkap beberapa kali mengucapkan kalimat-kalimat pembelaan terhadap dirinya sendiri. “Apa yang kalian lakukan tak diperbolehkan oleh hukum Islam. Hal yang kalian lakukan dilarang dalam Islam.” Dengan tetap dalam kondisi dipukuli akhirnya Khadafi mengucapkan kalimat terakhir dalam rekaman itu, “Apakah kalian bisa membedakan mana yang benar dan salah?”
Sontak dunia terguncang atas berita ini. Di abad millenium seperti sekarang ini, masih ada pemimpin yang dikudeta secara berdarah. Mungkin kita juga mengetahui dalam beberapa tahun belakangan terjadi pergolakan di beberapa negara seperti Mesir, Tunisia, dan yang masih berlangsung hingga sekarang adalah Suriah. Namun, hanya Khadafi yang sampai harus dibunuh agar turun dari kekuasaannya.
Khadafi menambah daftar panjang para pemimpin negara, presiden atau perdana menteri yang dibunuh oleh lawan-lawan politiknya. Sepanjang sejarah peradaban sungguh banyak terjadi pembunuhan terhadap para pemimpin, dengan motif yang berbeda-beda. Di sinilah Agung Budiono dan Saktiana Dwi Hastuti mengungkapkan 17 pembunuhan yang paling mengguncang dunia.
Selain pembunuhan Muammar Khadafi, diterangkan pula penembakan yang dialami Presiden Amerika Serikat (AS) Abraham Lincoln, dibunuhnya Perdana Menteri Italia Aldo Moro setelah sebelumnya diculik, diserangnya Presiden Mesir Mohammed Anwar Al-Sadat dalam sebuah parade militer, hingga konspirasi dibunuhnya Presiden Indonesia Soekarno melalui obat-obat yang diberikan kepadanya saat ia sakit.
Dari penjelasan buku-buku ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa selalu ada yang melatarbelakangi terancamnya nyawa sang pemimpin. Seperti Lincoln misalnya. Kebijakan spektakulernya yang menghapus perbudakan ternyata memancing kemarahan rakyat dari selatan AS. Kemarahan tersebut akhirnya memuncak dengan bayaran nyawa sang presiden. Alasan lain pun beragam, seperti Khadafi yang dianggap terlalu otoriter, Soekarno yang ingin dilenyapkan pengaruhnya, dan sebagainya.
Selain itu pula, ada beberapa versi lain yang berbeda menjelaskan terkait kronologis pembunuhan para pemimpin-pemimpin ini ataupun para pelaku yang menjadi otaknya. Misalnya kematian Khadafi yang diklaim oleh NATO sebagai akibat dari bombardir udara yang dilakukan oleh tentara mereka. Inilah kelebihan buku ini di antara buku sejenis lainnya. Bahkan kronologis setiap pembunuhan disajikan dengan detail.
Pada akhirnya, dapat disimpulkan dari buku ini bahwa begitu besar risiko dan tanggung jawab yang diemban oleh para pemimpin negara. Saat sebuah keputusan diambil, jelas ada pro kontra yang terjadi di masyarakat negara itu. Ketika kontra tersebut memuncak, nyawa pemimpin menjadi tak ada harganya lagi.