BOPM Wacana

Insidous Chapter 2: Jawaban yang Lebih Seram

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh Aulia Adam

2013 - Insidious 2Sutradara: James Wan

NaskaH: Leigh Whannell

Pemain: Patrick Wilson, Rose Byrne, Lin Shaye, Ty Simpkins, Barbara Hershey, Danielle Bisutti, Michael James Grise, Lindsay Seim

Genre: Horor

Rilis: September 2013

Studio: FilmDistrict

Saya peringatkan! Jangan baca resensi ini jika Anda belum menonton Insidious Chapter 2.

James Wan menepati janjinya. Ia kembali hadir dengan lanjutan kisah keluarga Lambert yang dihantui. Setelah Insidious I diakhiri dengan adegan tanggung yang menggantung rasa penasaran penonton, yakni kematian Elise (Lin Shaye), Wan menjawab rasa penasaran tersebut di sini.

Sebagai pembuka, Wan menyuguhkan sebuah adegan dari tahun 1986, di mana Josh Kecil (Garrett Ryan) dan Elise muda (Lindsay Seim) bertemu pertama kali.

Ternyata Lorraine muda (Jocelin Donahue), ibu Josh mengundang Elise untuk mengusir setan yang belakangan menganggu putra semata wayangnya. Dalam adegan pembuka berdurasi kurang lebih 20menit itu, Wan menyisipkan banyak detail yang tak boleh dilewatkan. Semisal arah kepala Josh kecil saat berbicara ketika jiwanya sedang di dunia astral, ataupun kehadiran tokoh Carl (Steve Coulter), sesosok tokoh baru yang punya peran penting.

Setelah adegan pembuka yang cukup panjang itu, Wan kembali menyorot kegiatan keluarga Lambert. Namun kali ini lebih banyak dari sudut pandang Renai (Rose Byrne), istri Josh.

Mereka sekeluarga pindah ke kediaman Lorraine karena rumah mereka sedang dipakai polisi untuk mengusut misteri kematian Elise. Dengan hal ini, Renai berharap keluarganya tak akan diganggu makhluk-makhluk gaib lagi. Namun, kenyataan yang terjadi malah sebaliknya. Ia mulai diteror dengan suara dari piano tua Lorraine. Piano itu bermain sendiri tanpa seorang pun yang duduk di bangku pianisnya. Belakangan, Renai baru tahu kalau yang memainkan piano itu adalah roh Josh yang terjebak di dunia astral.

Josh yang hidup bersamanya sekarang telah dirasuki setan bernama Parker Crane. Parker Crane adalah pembunuh berantai di masanya. Ia disebut Pengantin Hitam, karena membunuh targetnya sambil mengenakan pakaian pengantin wanita berwarna hitam.

2013 - Insidious 2Parker sendiri ternyata adalah bekas mantan pasien Lorraine saat masih bekerja di sebuah rumah sakit sebagai dokter. Hal itu diketahuinya dari hasil pengusutan yang dilakukannya bersama Tucker (Angus Sampson) dan Specs (Leigh Whannell), mantan asisten Elise yang memang sudah ada sejak di Insidious I. Namun, kali ini mereka ditemani Carl, yang merupakan cenayang juga seperti Elise.

Akibat pengusutan itu pula Lorraine akhirnya berhasil mengungkap setan yang sedang mengisi tubuh anaknya dan sesegera mungkin memberitahukannya pada menantunya, Renai.

Wan tak hanya menjawab begitu banyak teka-teki yang mengisi Insidious I di filmnya kali ini, namun ia juga mengisi film ini dengan imajinasi-imajinasinya yang luar biasa tentang sebuah film horor klasik. Khas dirinya. Misalnya kursi belajar jalan Cali, putri bungsu Josh, yang disulap jadi benda seram sepanjang film.

Yang cerdas dari Wan untuk film horornya kali ini adalah pemilihan aktor Lindsay Seim yang muncul sebagai Elise muda di awal film. Rupanya yang begitu mirip dengan aktor Lin Shaye menambah kesan ‘siap’ dalam film ini. Saya jadi yakin kalau kehadiran Insidious Chapter 2 bukanlah sebuah kebetulan karena ketenaran film pendahulunya, melainkan karena mereka memangtak muat jika dijadikan satu film.

Dubbing yang dilakukan Lin Shaye terhadap karakter dirinya yang muda juga layak diacungkan jempol. Wan tak hanya rapi menata musik-musik seram, ia juga lihai mengedit hasil dubbing Lin Shaye. Sehingga tak banyak orang yang akan sadar kalau Lindsay Seim ternyata tak mengeluarkan suaranya sama sekali sepanjang kehadirannya.

Sayangnya, kesempurnaan pada tokoh Elise ini tak terjadi pada karakter Lorraine. Jocelin dan Barbara Hersey sama sekali tak mirip. Suara mereka juga berbeda. Jocelin sopran, sedangkan Barbara alto.

Selain itu, editan untuk beberapa transisi adegan sangat-sangat tidak rapi pada beberapa cuplikan. Awalnya, saya kira Wan memang memilih pemenggalan adegan yang seperti ini, namun dari ketidakkonsistenannya menggunakan transisi adegan begini, saya yakin kesalahan tersebut hanyalah sedikit dari kelalaiannya.

Tapi, siapa bilang bab kedua Insidious ini tak berakhir menggantung lagi?

Meski kisah horor yang menimpa keluarga Lambert berakhir dengan tangis dalam tawa ketika mereka saling merangkul, agak persis dengan akhir keluarga Peron dalam film horor besutan Wan juga,The Conjuring, tapi adegan penutup film ini tetap dibuat menggantung.

Adegannya tak terlalu ribet.

Tucker dan Specs singgah di rumah sebuah keluarga. Mereka bilang kalau anak gadis mereka membawa sesuatu setelah kecelakaan tragis yang ia alami. Namun, adik gadis itu ternyata bisa melihat Elise yang memang membawa Tucker dan Specs ke rumah itu. Sisanya, hantu Elise melihat sesuatu yang dibawa Allison, anak gadis mereka. Tapi Wan memotong adegan tersebut dengan tulisan: INSIDIOUS berwarna merah yang dilatarbelakangi musik menyeramkan yang memekakkan telinga.

Ah ya, meski ini film ini memang film besutan Wan, tapi tak seperti Insidious I dan The Conjuring yang murni mencekam, kali ini akan ada banyak sorotan komedi yang disiratkan melalui karakter Tucker dan Specs. Tak heran, karena Leigh Whannell-lah sang penulis naskah.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4