BOPM Wacana

Surat-surat Super Masa Lalu

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Fredick BE Ginting

Judul : Surat-surat yang Mengubah Dunia
Penulis : Zulfa Simatur
Penerbit : Visimedia
Jumlah halaman : 196
Tahun terbit : 2014

Sebelum teknologi informasi dan komunikasi berkembang seperti sekarang, surat adalah media yang paling diandalkan untuk menyampaikan pesan. Meski dibatasi jarak, ruang, dan waktu, sejarah mencatat ada beberapa surat yang pernah menjadi “super” karena pengaruhnya. Dan buku ini menjabarkannya dengan detail.

Sumber Istimewa.
Sumber Istimewa.

Sedikitnya ada sepuluh surat dan dua dokumen penting yang dipaparkan Zulfa Simatur dalam buku berjudul Surat-surat yang Mengubah Dunia ini. Zulfa memilah surat-surat yang dipilih ini berdasarkan isi yang rata-rata berisi perwujudan atas pernyataan sikap, diplomasi agama, penolakan terhadap ketertindasan, penyerahan kewenangan, peringatan untuk tunduk terhadap kekuasaan, dan ajakan perdamaian.

Dalam buku ini, Zulfa tak hanya hendak memberi tahu pembaca tentang salinan surat-surat tersebut, tapi juga latar belakang peristiwa dan akibat yang ditimbulkannya. Di setiap pembuka bab, dituliskan secara rinci latar waktu, tempat, serta kondisi masyarakat yang sedang terjadi. Konflik yang terjadi pun diceritakan untuk memudahkan pembaca alasan surat yang akan dituliskan.

Misalnya di bab ketujuh buku ini yang dituliskan oleh Albert Einstein, fisikawan Jerman, kepada Franklin Roosevelt, presiden Amerika Serikat, pada 2 Agustus 1939. Ceritanya, Einstein saat itu tengah menjadi buruan rezim Nazi Jerman. Alasannya saat itu Jerman tengah mengembangkan penelitian terhadap bom. Einstein bersama temannya Leo Szilard kemudian melarikan diri ke Amerika Serikat (AS).

Di AS, ia dan Szilard menyurati Roosevelt yang isinya menyarankan AS untuk meneliti kekuatan potensial dari sebuah bom atom. Mereka khawatir jika Jerman mengembangkan penelitian tersebut terlebih dahulu. Dan akan digunakan Jerman untuk menjadi senjata pemusnah massal. Surat tersebut kemudian sampai kepada Roosevelt pada 11 Oktober 1939.

Singkatnya, penelitian tersebut dilakukan Manhattan Engineering District (MED). MED yang dipimpin Mayor Jenderal Leslie Groves mengembangkan penelitian bom atom ini dalam skala penuh. Inilah cikal bakal lahirnya Proyek Manhattan yang cukup populer dalam rentetan sejarah Perang Dunia II.

Proyek Manhattan-lah yang kemudian melahirkan Little Boy dan Fat Man. Dua bom atom tersebut dijatuhkan AS di Hiroshima (6 Agustus) dan Nagasaki (9 Agustus). Korbannya mencapai ratusan ribu jiwa. Pada bulan-bulan berikutnya penduduk tewas karena luka bakar, efek radiasi, dan cedera lainnya. Einstein akhirnya menyadari kesalahan yang diperbuatnya ketika mengirimkan surat kepada Roosevelt. Ia tidak membayangkan usulnya tersebut akan digunakan AS dalam mengembangkan senjata pemusnah massal.

Perang Dunia II mungkin tidak akan berakhir pada 1945 jika Einstein dan Szilard tak pernah mengirim surat kepada Roosevelt. Atau bahkan pengembangkan senjata bom atom dan nuklir tak akan pernah terjadi jika tak ada surat tersebut. Inilah yang menjadikan surat ini “super” karena pengaruh yang ditimbulkannya.

Surat-surat “super” lain yang terdapat di buku ini adalah surat-surat dari Nabi Muhammad SAW kepada beberapa raja untuk menganut agama Islam, surat Kubilai Khan kepada Raja Singasari yang memicu berdirinya Kerajaan Majapahit, surat Mahatma Gandhi kepada Lord Irwin di Inggris, hingga surat seorang gadis kecil AS bernama Samantha Smith kepada Kepala Negara Uni Soviet Yuri Andropov pada masa perang dingin yang memimpikan perdamaian.

Surat perintah sebelas Maret (Supersemar) tak luput dari deretan daftar surat super masa lalu ini. Surat yang masih misterius hingga kini tersebut punya pengaruh sangat besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Surat tersebut lah yang membawa Indonesia menuju era Orde Baru selama sekitar 32 tahun di Indonesia.

Buku ini termasuk ringan dan mudah dipahami. Zulfa menulisnya dengan detail sehingga pembaca dapat menangkap informasi secara menyeluruh. Termasuk terjemahan asli surat-surat tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu ia juga menampilkan tabel yang memuat tahun dan kejadian yang berkaitan dengan pembahasan. Ini semakin mempermudah pembaca menangkap informasi yang hendak disampaikan.

Satu hal yang menarik dapat ditangkap adalah surat ‘super’ bisa ditulis siapa saja kepada siapa saja. Mulai dari anak kecil seperti Samantha, fisikawan seperti Einstein, hingga pemimpin seperti Mahatma Gandhi. Kini surat ‘super’ yang punya pengaruh besar jarang terjadi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mulai melupakan keberadaan surat sebagai media penyampai pesan. Tapi buku ini mengingatkan kita bahwa ada surat-surat ‘super’ di masa lalu yang mampu mengguncang dunia.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4