Oleh Ridho Nopriansyah
BOPM WACANA | Pemilihan Raya (Pemira) sudah terlambat enambulan dari jabatan eksekutif yang seharusnya sudah berakhir sejak Desember tahun lalu. Hal ini mendapat reaksi keras dari pema sekawasan. Setelah menyurati Pema USU Rabu, (15/5) lalu, kini pema sekawasan di bawah koordinasi Gubernur Pema Fakultas Hukum (FH), Muhammad Akbar Siregar bersiap menentukan sikap lanjutan. Hal ini dilakukan karena surat pernyataan sikap pema sekawasan belum mendapat respon serius dari Pema USU. “Kita pasti buat langkah selanjutnya, tapi masih direncanakan,” tambah Akbar.
Akbar juga menambahkan, seharusnya Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas (MPMU) bertindak cepat dan tegas. Pasalnya,tugas MPMU-lah harusnya mengawasi dan memperingati Pema USU.
Ketua MPMU Ibnu Sina membantah pihaknya tidak melakukan tindakan apa pun. Ia mengatakan MPMU telah beberapa kali memperingati Pema USU secara formal dan informal terkait tanggal pasti penyelanggaraan pemira. Ia bilang kondisi saat ini mengharuskan penyelenggaraan pemira. “Langsung pemira saja, enggak perlu kongres,” tambah Ibnu.
Sementara Okki, Bendahara Pema USU menjelaskan surat dari pema sekawasan akan segera ditanggapi, menunggu Presiden Mahasiswa USU yang masih berada di Jakarta. Ia menambahkan belum ada perkembangan berarti terkait diadakannya kongres.
Gubernur Pema Fakultas Ekonomi (FE), Brilian Amial Rasyid bahkan tidak mau berkomentar banyak. Ia mengatakan saat ini Pema USU kacau balau. Hal ini terindikasi dari selalu mundurnya jadwal kongres yang harus dilakukan sebelum pemira. “Kami sudah enggak respect, suka hati mau buat apa di situ,” tegas Brilian.
Sebelumnya, Presiden USU, Mitra Akbar Nasution pernah melontarkan pernyataan akan menyelanggrakan kongres pada minggu kedua April. Dan penyataan terakhir kongres akan dilaksanakan pada Juni ini.