Oleh: Dewi Annisa Putri
BOPM WACANA | Seratus wartawan lakukan unjuk rasa di depan gedung Biro Rektor menuntut pertanggungjawaban atas penganiayaan terhadap dua wartawan harian Orbit. Kamis lalu, dua wartawan tersebut dipukuli satuan pengamanan (satpam) USU saat meliput aksi oleh Pemerintahan Mahasiswa USU. Hal ini dikatakan oleh Amrizal, wartawan harian Waspada yang ikut dalam unjuk rasa tersebut, Jumat (22/5).
Amrizal menjelaskan, aksi damai yang dilakukan wartawan dari berbagai media elektronik, cetak, dan online merupakan bentuk solidaritas wartawan. “Karena satu wartawan tercubiti, semua merasakan,” katanya. Dua orang wartawan tersebut ialah Jamalum Berutu dan Irvan Rumapea berasal dari harian Orbit.
Wahyudi, Kepala Keamanan USU mengatakan saat itu beberapa satpam yang terlibat mengira dua wartawan tersebut adalah mahasiswa. Ini disebabkan keduanya tidak menunjukkan kartu identitasnya. Namun setelah mengetahui keduanya adalah wartawan, pihak keamanan langsung meminta maaf. “Kami langsung minta maaf, lagian itu kan risiko pekerjaan,” ujarnya.
Amrizal mengatakan saat itu satpam seharusnya bisa membedakan wartawan dan mahasiswa. Ia bilang walaupun dua orang tersebut adalah mahasiswa, satpam tidak boleh memperlakukan mereka seperti itu. Saat aksi damai tersebut berlangsung, pihak rektorat sedang tidak berada di tempat.