Oleh: Anggun Dwi Nursitha
BOPM WACANA — Sebanyak 137 dari 159 mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) meliputi angkatan 2013 dan 2014 keberatan dengan nilai Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang ditetapkan. Sebab tidak sesuai dengan kondisi ekonomi mereka. Pun, ada pungutan di luar UKT seperti membayar diktat kuliah dan baju labarotarium. Hal ini disampaikan Gubernur FP Anry Tulus Sianturi, Sabtu (17/1).
Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner oleh Pemerintahan Mahasiswa (Pema) FP 28 Desember lalu, sebanyak 86,3 persen mahasiswa nyatakan keberatan dan 13,7 persen sisanya nyatakan tidak keberatan. “Ini sebagai bukti untuk audiensi ke dekanat,” ungkap Tulus.
Ada 159 mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 yang mengadukan nilai UKT-nya. Tulus bilang pengaduan dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dan surat pengajuan banding oleh mahasiswa FP melalui Posko Pengaduan UKT.
Mutia, Mahasiswa FP 2013 juga merasa nilai UKT yang diberlakukan untuknya tidak sesuai. “Cukup tinggi sih, menurutku enggak sesuai dengan penghasilan orang tua,” tuturnya.
Setelah direkapitulasi, Pema FP minta dekanat untuk mensosialisasikan dan menjelaskan transparansi dana UKT kepada mahasiswa angkatan 2013 dan 2014. Sebab, menurut Tulus pemahaman mahasiswa mengenai UKT masih kurang. Sosialisasi akan dilaksanakan setelah ujian berakhir pada Sabtu, 24 Januari mendatang. “Jadi selama liburan mahasiswa bisa persiapkan berkas dan bahan untuk ajukan penurunan nilai UKT,” tutupnya.