Oleh: Yulien Lovenny Ester Gultom
BOPM WACANA | Petani durian meminta pemerintah untuk membantu proses sertifikasi pelabelan durian. Sebab prosesnya sering diperlama dengan sistem administrasi yang panjang. Hal ini disampaikan Antoni Sembiring Depari mewakili petani durian dalam acara tanya jawab Seminar Nasional Eksplorasi Durian Unggul Lokal Nusantara “Si Buah Emas Berduri” Sabtu, 28 November 2015 di Gelanggang Mahasiswa.
Antoni katakan selama ini proses sertifikasi sangat sulit dilakukan. “Misal kami menemukan induk durian di hutan, mereka mempertanyakan lagi, padahal sudah dijelaskan” ujarnya. Tak hanya itu, pertanyaan tentang asal benih pun dipertanyakan. Selanjutnya, pihak administrasi membandrol harga untuk prosesnya. “Tujuh puluh lima juta rupiah,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Pangan Sumatera Utara Catur Hermanto katakan pihaknya akan membantu petani durian. Caranya dengan mengirimkan peneliti untuk membantu proses sertifikasi. “Pasti kami dukung,” ujarnya.
Antoni jelaskan, mereka tak butuh janji tapi bukti. “Pastikah? kalau pasti ayok,” ujarnya. Ia meminta adanya perubahan untuk proses sertifikasi dan tidak dipersulit. Ia beserta petani lainnya juga sedang menggarap Program Satu Desa, Satu Jenis Durian, artinya dalam satu desa dikembangakan satu jenis durian yang hasilnya digunakan untuk memancing pemerintah turun tangan. Ia berharap petani durian di Indonesia bisa seperti Malaysia dan Thailand yang sejahtera.