Oleh: Fredick BE Ginting
BOPM WACANA — Perang terhadap penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) terlah berlangsung selamakurang lebih empat puluh tahun. Ironisnya perang tersebut belum pernah dimenangkan pemerintah. Indikatornya adalah terus meningkatnya jumlah pengedar atau pemakai narkoba setiap tahunnya. Pernyataan ini mencuat dalam acara Peluncuran dan Bedah Buku War on Drugs yang berlangsung di ruang sidang Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Kamis (16/10).
Penulis buku War on Drugs, Patri Handoyo menyatakan seruan perang terhadap narkoba secara global dimulai pada tahun 1971 oleh Presiden Amerika Serikat Richard Nixon. “Saya tawarkan sudahlah tak usah berperang (terhadap narkoba—red), karena korbannya adalah rakyat juga,” sebut Patri. Perang terhadap narkoba yang awalnya ditujukan untuk melindungi masyarakat dari narkoba, disebut Patri masih gagal.
Kepala Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara Tuangkus Harianja membenarkan peningkatan pelaku pengguna narkoba di Indonesia setiap tahunnya. Pada 2011 tercatat sekitar 3,8 juta pengguna aktif narkoba dan kemudian meningkat hingga 4,5 juta pada 2013.
Tuangkus mendorong masyarakat harus menyikapi serius permasalah ini agar jumlah pengguna narkoba bisa ditekan. “Mahasiswa bisa bantu jadi perpanjangan tangan BNN, untuk kampanye aktif perang terhadap narkoba,” ujarnya.
Menurut Patri, musuh utama yang dihadapi dalam perang ini adalah peredaran gelap narkoba. “Negara harusnya bisa menghentikan,” pungkasnya.