Oleh: Fredick BE Ginting
Judul | : Allegiant |
Penulis | : Veronica Roth |
Penerbit | : PT Mizan Pustaka |
Jumlah halaman | : 490 halaman |
Tahun terbit | : 2014 |
Veronica Roth tak disukai oleh banyak penggemar setelah merampungkan novel terakhir dari trilogi Divergent ini. Pasalnya sang tokoh utama, Tris Prior, bernasib buruk.
Tris Prior, sang Divergent, merupakan kekuatan utama dalam cerita yang ditulis Veronica Roth. Tampil sebagai gadis remaja Chicago di masa depan yang punya karakter berani dan berprinsip melawan kejahatan yang dilakukan tokoh-tokoh antagonis di kotanya, ia menjadi idola pembaca novel fiksi-distopia ini.
Pergolakan batin yang dirasakan Tris dalam menghadapi konflik-konflik di dua novel sebelumnya, Divergent dan Insurgent, berhasil ia lewati dengan selamat. Namun, keselamatan itu tidak lagi menyertainya di seri terakhir ini.
Sebelumnya diceritakan bahwa masyarakat di kota Tris dibagi menjadi lima faksi sesuai dengan fungsi masing-masing yang saling melengkapi sehingga faksi tersebut menjaga keharmonisan dan stabilitas kehidupan bermasyarakat.
Faksi tersebut adalah Abnegation (pengasih), Erudite (ilmuwan), Candor (hakim), Amity (petani), dan Dauntless (penjaga). Ketika beranjak remaja, setiap warga di kota diharuskan mengikuti upacara pemilihan yang akan menentukan faksi apa yang cocok bagi mereka sesuai bakat.
Stabilitas tersebut mulai terganggu setelah faksi Erudite dan Dauntless bersekutu mengejar para Divergent yang ada di kota. Divergent sendiri merupakan sosok yang tidak cocok berada di faksi manapun.
Belakangan diketahui bahwa Erudite dan Dauntless berniat membunuh Divergent demi menjaga sebuah informasi rahasia. Informasi tersebut berupa sebuah video yang menampilkan seorang bernama Edith Prior.
Dalam rekamannya ia meminta Divergent yang ada di kota untuk keluar dari gerbang perbatasan kota. Informasi itu pula yang mengantarkan Tris bersama teman-temannya keluar gerbang perbatasan kota.
Di luar kota ia menemukan sebuah biro yang mirip semacam laboratorium. Di sini Tris mendapati satu rahasia lagi bahwa pembagian faksi di kotanya ternyata dikendalikan di biro tersebut.
Di Allegiant ini diungkap bahwa beberapa tahun sebelumnya telah terjadi perang kemurnian di dunia, yang dampaknya merusak gen manusia di bumi. Biro tersebut berdiri untuk memperbaiki gen rusak tersebut. Eksperimennya dilakukan di kota Tris, dan Divergent adalah manusia yang gen-nya sudah sembuh.
Tris kemudian tak dapat menahan amarah setelah mengetahui fakta itu. Pasalnya ia telah berkorban banyak termasuk teman-teman dan kedua orang tuanya untuk menyelamatkan kota. Tris kemudian menganggap seluruh hidupnya dusta. Satu fakta tersebut pada akhirnya mengubah semua hal yang dipercayainya. Dan berujung pada pengorbanan nyawanya untuk menghentikan eksperimen biro yang dianggapnya gila.
Akhir yang menyedihkan ini sempat menjadi trending topic di sejumlah media sosial yang membicarakan novel ini. Bahkan sempat disamakan dengan novel John Green berjudul The Fault in Our Stars yang juga berakhir tidak bahagia.
Alasan penggemar sebenarnya sederhana: Veronica Roth dianggap terlalu “kejam” dengan “membunuh” tokoh utama setelah berbagai konflik, baik fisik dan batin, yang dilaluinya. Seolah-olah, ia memberi harapan kepada pembaca bahwa akhir yang dilalui Tris setelah melewati berbagai konflik akan bahagia. Tapi kemudian penulis tak memberikan harapan tersebut.
Kelebihan utama fantasi ini adalah jalinan konflik yang diramu dengan tempo yang pas. Alur kencang ditambah sosok antagonis yang sulit takluk menambah tensi dan adrenalin pembaca. Allegiant dapat dikatakan sebagai pembongkar dan jawaban atas segala konflik yang terjadi di dua novel pendahulunya.
Veronica Roth berhasil menciptakan benang merah ketiga novel dengan menautkan seluruh rangkaian cerita. Dikatakan berhasil sebab umumnya sulit bagi novelis fiksi-distopia mampu menyusun cerita seperti trilogi Divergent ini.
Sama seperti dua novel sebelumnya, Allegiant ini juga akan di adaptasi ke layar lebar dalam film. Allegiant ini direncanakan akan digarap menjadi dua bagian yang akan dirilis pada 2016 dan 2017 mendatang.
Peran Shailene Woodley sebagai Tris Prior dalam versi filmlah yang turut memperkuat diidolainya sosok Tris, sehingga penggemar sangat menyayangkan penutup trilogi Divergent berakhir kelabu.