Oleh: Elda Elfiyanti
BOPM WACANA | Pagelaran Budaya Minangkabau (PBM) 2016 mengangkat tema Sumarak di Rantau Manjunjuang Nagari. Tema ini dipilih untuk menyemarakkan daerah perantauan dengan membawa nama Minangkabau. “Memeriahkan tanah rantau, tapi tetap menjunjung negeri Minangkabau.” ujar Jimmy Ramadhan, Ketua Panitia Pagelaran Budaya Minangkabau 2016 Kamis (7/4) di Gelanggang Mahasiswa USU. Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Imam Bonjol.
Jimmy menjelaskan, nagari yang dimaksud adalah Ranah Minang, dan daerah perantauan yang dimaksud adalah Medan. Ia menambahkan, tahun ini panitia penyelenggara ingin lebih berinovasi. Misalnya, adanya pawai berkeliling kampus USU pada siang hari dan penampilan biola dengan lirik Minangkabau pada malam harinya.
Pun untuk mendukung tema tersebut, dekorasi panggung tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana baru sehingga para penonton tidak bosan.
Desi Trisnasari, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2015 mengatakan, tema sudah sesuai dengan tujuan untuk memperkenalkan budaya Minang, meski ia baru tahun ini menghadiri kegiatan tersebut. “Dekorasinya sederhana namun sudah pas,” ujarnya.
Sedangkan Isma Purnama Ratih, Mahasiswa FISIP 2014, tak sependapat dengan Desi. Menurutnya pagelaran tahun lalu lebih kelihatan Minangnya, pun tahun lalu dekorasinya lebih megah. “Lebih suka tahun lalu, lebih antusias. Kalau tahun ini biasa aja,” tutupnya.