BOPM Wacana

Papua Masih Penuh Diskriminasi Gender

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Amelia Ramadhani

Beberapa mahasiswa menyaksikan film dokumenter Tanah Mama di Gedung Lembaga Penelitian USU. Acara ini diadakan oleh Perempuan Mahardhika dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Senin (2/3). | Amelia Ramdhani
Beberapa mahasiswa menyaksikan film dokumenter Tanah Mama di Gedung Lembaga Penelitian USU. Acara ini diadakan oleh Perempuan Mahardhika dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Senin (2/3). | Amelia Ramdhani

BOPM WACANA | Riama Siringo, Koordinator Acara Perempuan Mahardhika di acara pemutaran film dokumenter Tanah Mama mengatakan Papua masih penuh diskriminasi gender. Pasalnya, wanita-wanita di Papua masih menjadi koleksi istri bagi laki-laki Papua. Semakin banyak wanita yang dikoleksi oleh seorang laki-laki berarti semakin tinggi status sosialnya. Hal ini disampaikan Riama di Gedung Lembaga Penelitian USU, Senin (2/3).

Riama bilang penghapusan diskriminasi gender di Papua sulit dilakukan. Salah satu penyebabnya sistem patrilineal yang dianut oleh masyarakat Papua. Sehingga masyarakat beranggapan status laki-laki berada di atas perempuan. Ia menambahkan, menurut adat Papua memiliki istri banyak merupakan sebuah kebanggaan.

Masih menurut Riama, hukum adat yang berlaku di Papua sangat tidak memungkinkan bagi wanita Papua untuk keluar dari lingkar diskriminasi. Sebab hukum Republik Indonesia pun tak bisa diberlakukan di Papua karena kuatnya pengaruh hukum adat. “Laki-laki menyelesaikan masalah dengan laki-laki saja, begitu sebaliknya,” tambahnya.

Setelah menonton film Tanah Mama ini, Nurul Nisfu Syahri, Mahasiswa Sastra Inggris 2013 nyatakan sepakat dengan Riama. Menurutnya, sistem adat di Papua memang jelas sekali meninggikan status laki-laki daripada perempuan. Istri yang mencuri karena suami tak memberinya makan tak diberi hukuman. “Malah, istrinya yang tetap dilaporkan ke kepala desa,” tutupnya.

Pemutaran film dokumenter Tanah Mama didedikasikan untuk memperingati Hari Perempuan Internasional (HPI) oleh Perempuan Mahardhika. Acara puncak HPI akan diadakan 9 Maret dengan tema Melihat Perempuan Dalam Perjuangan.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4