Judul | : Trinity, The Nekad Traveler |
Sutradara | : Rizal Mantovani |
Penulis Skenario | : Rahabi Mandara |
Pemeran | : Maudy Ayunda, Hamish Daud, Babe Cabita, Rachel Amanda |
Rilis | : 2017 |
Durasi | : 103 menit |
Oleh: Nurhanifah
Dua puluh tahun lagi kita akan lebih banyak menyesal karena apa yang tidak sempat kita lakukan, bukan karena apa yang kita lakukan. – Trinity
Bagi pembaca setia The Naked Traveler, film ini bisa jadi hal yang paling dinantikan tahun ini. Setelah terbit dalam 13 seri buku, The Naked Traveler hadir dalam wajah baru menjadi film. Tentunya dengan pergantian nama Naked menjadi Nekad. Alasannya? Pada awal film, Trinity telah menjawab hal tersebut.
Sama seperti bukunya, film ini juga menceritakan kisah perjalan Trinity ke tiga negara dan enam kota. Dilengkapi dengan tips-tips perjalanan yang patut Anda catat, agar perjalanan terasa berkesan.
Tiga negara dalam film ini, memiliki alasan khusus bagi Trinity. Diantaranya, Filipina dengan Manila menjadi pilihan sebab merupakan rumah kedua Trinity saat melanjutkan study S2. Maldewa dengan Maldives dipilih karena menjadi destinasi impian semua orang. Sementara Lampung, Makassar, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) diharapkan dapat mewakili Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
Pemilihan tempat ini terasa tepat, sebab mengenalkan bahwa Indonesia tak melulu tentang Bali dan Yogyakarta. Trinity mengingatkan bahwa banyak tempat yang indah dan layak untuk dikunjungi. Seperi Lampung dengan Way Cambas dan Tebing Gigi Hiu, Makassar dengan Rammang-Rammang dan Benteng Rotterdam, dan NTT dengan Labuan Bajo. Semuanya lengkap dengan kuliner-kuliner yang bisa jadi penyumbang energi dalam perjalanan.
Trinity dikisahkan sebagai pekerja kantoran yang senang melakukan perjalanan, namun terhalang jumlah cuti. Janji untuk berlibur di Filipina bersama sahabat dan adik sepupunya terancam batal karena jumlah cuti yang telah kosong. Layaknya seseorang yang ada maunya, Trinity mulai melakukan pekerjaan ekstra pada bosnya untuk mendapatkan cuti tersebut.
Sebagai penulis skenario Rahabi Mandara bisa diacungi jempol, dia membuat cerita mengalir secara natural tanpa perlu tokoh antagonis yang mendominasi. Sejatinya setiap permasalahan selalu ada solusi tanpa perlu dibesarkan. Pun, konflik keluarga, pekerjaan, sahabat, dan percintaan jadi bumbu tersendiri yang menguatkan kisah ini.
Namun, konflik itu terasa jadi serba tanggung. Kisah cinta Trinity dengan Paul, nyatanya hanya sekedar angin lalu. Perjumpaan mereka di Maldiv ternyata tak sesuai ekspektasi. Trinity menyadarkan kita, bahwa akan banyak pertemuan-pertemuan dalam sebuah perjalanan. Yang kita sendiri tak bisa prediksi endingnya.
Kekuatan dalam film ni terletak pada plot dan dialog antar tokoh. Peran Ayu Dewi sebagai bos dan Bebi Cabita sebagai adik sepupu Trinity menambah gairah dalam film ini. Penampilan mereka, berhasil membuat penonton tertawa meski tak jadi tokoh utama.
Riset yang dilakukan Rizal selama dua tahun untuk mempersiapkan film ini nampaknya membawakan hasil. Terlihat dari hasil gambar yang sangat menarik dan mengesankan bagi penonton. Meski disadur dari seri pertama The Naked Traveler, tak semua tempat dalam buku dimasukan di film. Seperti Lampung, ia ada di film tetapi tak ada di buku.
Rizal nampaknya memang ingin ‘mendewakan’ Indonesia, sejalan dengan pesan yang disampaikan Trinity sebagai penutup film. Ia menyadarkan kita bahwa tak melulu tempat wisata seindah gambar dalam brosur perjalanan.
Ada kejutan kecil bagi pecinta sosok Trinity, kita bisa melihat perannya sebagai cameo. Meski hanya tampil sebentar, actingmu lumayan mbak.
Namun, jika teliti ada kesalahan kecil dalam pembuatan film ini. Ketika melakukan pemesanan tiket untuk menikmati hari kejepit nasional, Trinity memesan tiket Citylink pada situs online. Namun, saat perjalanan yang disorot adalah pesawat Garuda Indonesia. Selebihnya film ini dapat diacungi jempol sebagai tips perjalanan maupun media promosi pariwisata di Indonesia.