BOPM Wacana

Split, Visualisasi Kisah Kepribadian Ganda Paling Kompleks

Dark Mode | Moda Gelap
Judul : Split
Sutradara : M Night Shyamalan
Penulis Skenario : M Night Shyamalan
Pemeran : James McAvoy, Anya Taylor-Joy, Betty Buckley, Haley Lu Richardson, Jessica Sula
Rilis : 2017
Durasi : 117 menit

 

Oleh: Dewi Annisa Putri

Ketika kau bukan lagi dirimu, dan ‘orang-orang’ lain hidup di dalam dirimu.

Kevin Wendell Crumb (James McAvoy) mengalami trauma akibat masa kecilnya yang berat dan sering mengalami kekerasan. Ia akhirnya tumbuh bersama orang lain di dalam dirinya dengan cara menciptakan kepribadian-kepribadian baru. Ada Dennis, Patricia, Barry, si kecil Hedwig, dan lainnya, dengan total 23 kepribadian.

Suatu hari, Dennis menculik tiga orang gadis dan menyekapnya di sebuah bangunan aneh. Salah satu korbannya, Casey Cooke (Anya Taylor-Joy), curiga dengan tingkah si penculik. Sikapnya selalu saja berubah setiap kali datang ke kamar tempat Casey dan kedua temannya disekap.

Cerita ini diadopsi M Night Shyamalan, sang sutradara sekaligus penulis skenario, dari kisah nyata William Stanley Milligan atau yang biasa dipanggil Billy Milligan. Pria berkewarganegaraan Amerika ini mempunyai 24 kepribadian di dalam dirinya.

Pada 1978, Billy menghebohkan dunia karena tidak dihukum setelah merampok, menculik, dan memerkosa tiga mahasiswi Ohio State University. Sebabnya, para psikolog bersumpah di pengadilan bahwa Billy mengalami Dissociative Identity Disorder (DID)—gangguan di mana seseorang memiliki kepribadian ganda atau alter ego. Alih-alih dijatuhi hukuman, Billy menjalani serangkaian terapi penyembuhan.

Kisahnya lalu dibukukan oleh Daniel Keyes dengan judul The Minds of Billy Milligan. Bila membaca buku ini, sangat tergambar peliknya pergulatan emosi yang terjadi di dalam pikiran dan tubuh seorang manusia berkepribadian ganda. Keyes mendeskripsikan segalanya dengan begitu detail dan kompleks.

M Night Shyamalan, sutradara sekaligus penulis skenario, saat proses pembuatan film Split. | Sumber Itimewa

Shyamalan tampaknya tak mau kalah. Sungguh, salah satu keunggulannya dalam menggarap film ini adalah kematangan konsepnya. Ia bertindak tepat saat memutuskan tak semua kepribadian harus ditunjukkan. Ia memilih beberapa kepribadian saja namun cukup berhasil menggambarkan bagaimana seorang alter ego menjalani hidupnya.

Konflik batin dan perselisihan antara dua atau tiga sosok dalam diri Kevin pun ditunjukkan sedemikian rupa. Bahwa satu sosok akan berusaha melindungi teman-temannya yang lain. Bahwa mereka menjalin komunikasi satu sama lain di dalam diri Kevin. Bahwa ada sosok yang bisa dengan mudah menguasai diri Kevin dan mengambil alih peran kehidupannya.

Jika Daniel Keyes berhasil menceritakan kisah hidup seorang alter ego lewat buku, maka Shyamalan berhasil memvisualisasikannya dengan kompleks. Sebagai sutradara, namanya memang sudah tak diragukan lagi. Ia terkenal sebagai penggarap film yang suka menyajikan twist ending untuk menyempurnakan karyanya.

Film terdahulunya yaitu The Visit (2015), Wayward Pines (2015), After Earth (2013), The Last Airbender (2010), The Happening (2008), Lady in the Water (2006), The Village (2004), Signs (2002), Ubreakable (2000), The Sixth Sense (1999), Wide Awake (1998), dan Praying with Anger (1992).

Jelas sekali Shyamalan juga mengerjakan film ini dengan sepenuh hatinya. Ia bahkan rela mengeluarkan modal yang tidak sedikit, yaitu lebih dari seratus juta dolar. Skenario film ini sendiri telah disusunnya sejak lima belas tahun lalu. Pada theguardian.com, ia mengaku memang sudah mengagumi buku karya Keyes dan berbagai hal tentang alter ego sehingga tertarik untuk menggarap filmnya.

Sutradara Split M Night Shyamalan berfoto bersama para pemain yaitu Anya Taylor-Joy, Betty Buckley, dan James McAvoy. | Sumber Istimewa

Selain sang sutradara, James McAvoy sebagai pemeran utama juga berhasil menjelaskan mengenai kehidupan seorang alter ego melalui acting-nya. Ia tampaknya sangat total dalam memerankan semua sosok yang ada dalam tubuh Kevin. Mimik mukanya serius ketika menjadi Dennis, wajahnya jenaka saat menjadi Hedwig, dan akan mendadak kemayu saat menjadi Barry.

Di akhir film, ia bahkan begitu ‘mengagumkan’ saat memerankan sosok ke-24 yang baru muncul. Sosok ini merupakan yang terkuat dan teraneh.

Baik Shyamalan maupun McAvoy bahkan disebut-sebut layak mendapatkan piala oscar untuk penyuguhan kisah alter ego ini.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4