BOPM Wacana

Pahlawan Baru Karya Marvel

Dark Mode | Moda Gelap

Oleh: Yulien Lovenny Ester Gultom

Judul : Ant-Man
Sutradara : Peyton Reed
Penulis skenario : Edgard Wright, Joe Cornish, Adam McKay
Pemain : Paul Rudd, Michael Douglas, Evangeline Lilly, Patrick Wilson, Corey Stoll.
Tahun : 2015
Durasi : 115 menit

Apa jadinya jika manusia diubah seukuran semut tapi punya kemampuan di atas manusia kebanyakan? Ant Man mampu menjawabnya.

 Scott Lang menggunakan kostum Ant-Man. | Sumber Istimewa
Scott Lang menggunakan kostum Ant-Man. | Sumber Istimewa

Marvel kembali merilis film baru berjudul Ant-Man. Tak jauh berbeda dengan Hulk, The Avengers, Iron Man, dan karya-karya Marvel lainnya, manusia semut ini juga punya kemampuan super. Namun, Ant-Man tak punya kemampuan seperti Hulk yang bisa membesar atau seperti Thor yang punya kekuatan dari palu besinya. Ant-Man mampu mengecil seukuran semut dan kembali membesar seukuran manusia. Ia punya kekuatan sembilan kali manusia normal. Bahkan ia bisa mengangkat benda yang beratnya lima puluh persen dari tubuhnya, begitu dijelaskan dalam film.

Prolog film dibuka pada tahun delapan puluhan. Hank Pym (Michael Douglas), seorang ilmuwan serum tak mau menyerahkan serum pengecil tubuh buatannya kepada seorang rekan kerjanya. Pym tahu serum itu akan menyebabkan kekacauan jika disalahgunakan. Mengetahui hal itu, rekan kerja Pym marah dan memaksa Pym menyerahkan serum tersebut. Namun paksaan itu membuat Pym keluar dari tim.

Puluhan tahun setelahnya, sosok dengan sifat sama muncul. Ia adalah murid asuhan Pym, Darren Cross alias Yellowjacket (Corey Stoll). Darren, si murid yang tak tahu balas budi merasa Pym belum memberikan ilmu penciptaan teknologi tentang serum.  Padahal Pym punya niat baik, ia tak mau penemuannya disalahgunakan, sebab ia punya pengalaman—seperti pada prolog—penemuannya digunakan menjadi senjata untuk berperang. Pym tidak mau prajurit-prajurit seukuran semut diciptakan untuk membunuh.

(Kiri) Hope Van Dyne (Evangeline Lilly), (Tengah) Hank Pym (Michael Douglas), dan (Kanan) Scott Lang (Paul Rudd) menyusun strategi untuk mengalahkan Darren Cross (Corey Stoll). | Sumber Istimewa
(Kiri-Kanan) Hope Van Dyne (Evangeline Lilly), Hank Pym (Michael Douglas), dan Scott Lang (Paul Rudd) menyusun strategi untuk mengalahkan Darren Cross (Corey Stoll). | Sumber Istimewa

Inilah tugas Scott Lang (Paul Rudd), si manusia semut menyelamatkan dunia dengan mencegah Darren menemukan formula untuk menciptakan serum. Pym memilih Scott secara random, tak ada kriteria khusus, tapi ia tahu Scott punya niat baik.

Scott Lang mantan narapidana ini sebenarnya sudah jera akibat di penjara. Pym tahu kelemahan Scoot, Scott ingin menjadi pahlawan di depan anak perempuannya yang masih kecil dan menghapus stereotip ia seorang mantan kriminal.

Cerita pahlawan dalam wujud serangga mengingatkan kita dengan The Amazing Spiderman. Keduanya bercerita tentang insekta yang mampu berubah menjadi wujud manusia super. Perbedaannya, Spiderman memperoleh kekuatan dari gigitan laba-laba pada lehernya sedangkan Ant-Man mendapat kekuatan dari serum yang terdapat pada kostumnya.

Kostum yang dibuat juga berdasar pada hukum-hukum fisika seperti konsep mekanika kuantum—energi dapat berupa paket-paket yang disebut partikel sub-atom—artinya untuk mengubah seorang manusia menjadi seukuran semut itu mungkin sebab atom adalah unit terkecil dari suatu materi. Bahkan dengan kostum itu ia mampu menyusut seukuran atom. Hanya saja, jika Scott menjadi sebuah atom, ia tak punya kesempatan untuk jadi manusia kembali, sebab atom adalah partikel kecil yang tidak bisa dibagi lagi.

Pada perempat film, Scott hampir menjadi sebuah atom, namun ia selamat sebab ia menggenggam sebuah chip yang dapat mengubahnya ke ukuran semula—Pym yang memberikan chip tersebut—. Pahlawan baru Marvel ini, benar-benar menakjubkan.

Ide menggunakan kustom super sepertinya bukanlah ide baru. Hal ini dibuktikan dari film Marvel sebelumnya yaitu Iron Man, di mana Tony Stark yang diperankan oleh Robert Downey memperoleh kekuatan dari baju besinya. Selain itu, kita juga diberi pengetahuan mengenai berbagai jenis semut seperti semut peternak, semut yang mampu mengeluarkan listrik.

Perilaku Ant-Man pun harus laiknya semut. Scott harus bisa berkomunikasi dan memimpin ribuan barisan semut, tentu dengan berbagai jenis spesies semut berbeda. Scott mampu mengendalikan semut-semut, bahkan berhasil mengendarai seekor semut yang mampu terbang, ia beri nama semut itu Ant-Tonie. Keberhasilan inilah yang memantaskan diri Scott sebagai seorang Ant-Man.

Ant-Man sukses membuat penonton terkesima. Selain efek visual yang baik ala Marvels, film ini juga dibumbui banyak lelucon yang mengelitik perut seperti kedatangan salah satu tokoh Avengers—yang juga berhasil dikalahkan oleh Ant-Man.

Komentar positif datang dari editor Cinema Blend Eric Eisenberg. Lewat akun twitter-nya ia mengatakan “Ant-Man merupakan film Marvel dengan skala yang berbeda. Tapi juga memberikan banyak kesenangan, membuat banyak tertawa, performa yang baik sejauh ini”.

Dilansir dari bbc.com film Ant-Man sukses merajai box office Amerika Serikat dan Kanada. Hal ini dibuktikan dengan pendapatan 58 juta dollar Amerika atau setara Rp 774,5 miliar pada akhir pekan pertama film dirilis. Film ini bisa menjadi rekomendasi bagi Anda yang mau mendapat hiburan dan pengetahuan tentang semut dalam perwujudan Ant-Man, si semut bertenaga super.

Komentar Facebook Anda

Redaksi

Badan Otonom Pers Mahasiswa (BOPM) Wacana merupakan pers mahasiswa yang berdiri di luar kampus dan dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU).

Pentingnya Mempersiapkan CV Bagi Mahasiswa | Podcast Wacana #Eps4